Saturday, September 30, 2017

√ Cara Meningkatkan Dogma Diri Siswa Dalam Mencar Ilmu Matematika

Cara Meningkatkan doktrin Diri Siswa dalam Belajar Matematika -  Banyak orang renta yang gres menyadari betapa kurangnya percaya diri anak dikala memasuki usia sekolah. Hal ini tentu saja ikut memperlihatkan dampak bagi prestasi berguru anak di sekolah. Para guru sanggup melaksanakan beberapa hal berikut biar rasa percaya diri siswa meningkat.
Mengajak siswa untuk melihat kekurangan dan kelebihan diri.
Keyakinan berasal dari dalam. Guru harus mengajak siswa untuk berkonsentrasi pada hal-hal nyata wacana diri mereka, memperlihatkan penghargaan sendiri untuk setiap hal nyata yang dimiliki. Meyakinkan siswa bahwa bahwa mereka bisa melaksanakan segalanya.
Mengajak siswa untuk mencoba hal baru. 

Pengalaman gres sanggup memperlihatkan keyakinan dan membantu siswa bertumbuh. Pendekatan pengalaman gres sebagai kesempatan untuk belajar, bukan kesempatan untuk menang ataupun kalah. Melakukan hal tersebut akan membawanya peluang gres dan sanggup meningkatkan rasa penerimaan diri.

Menggunakan gambaran positif 

Terutama ialah latihan mental, visualisasi sendiri sebagai orang yang percaya diri ialah satu cara untuk menciptakan yakin mentalitas. Citra nyata ialah cara lain untuk membangun doktrin diri, dan jangan memberi ruang untuk berkembangnya pikiran negative. 

Meningkatkan kemampuan komunikasi Siswa
Meningkatkan kemampuan bicara sanggup membantu biar merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam situasi sosial yang lebih besar akan menimbulkan keyakinan secara keseluruhan. Seringlah bertanya kepada guru wacana bahan atau rumus yang belum difahami dikala berada didalam kelas.
Menekankan kepada siswa untuk menjadi diri sendiri
Mempercayai diri bahwa siswa bisa dan mampu, tidak mendengarkan apa yang orang lain katakana wacana mereka.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

√ Ini Rilis Abolisi Kegiatan Derma Dana Penulisan Ptk Puslitjakdikbud 2016

Supaya tidak banyak yang bertanya, berikut ini aku rilis Pengumuman Pembatalan Program Bantuan Dana Penulisan PTK PUSLITJAKDIKBUD Untuk Tahun 2016.



Terima kasih atas perhatiannya, mudah-mudajan info tentan rilis Pengumuman Pembatalan Program Bantuan Dana Penulisan PTK PUSLITJAKDIKBUD Untuk Tahun 2016, bermanfaat buat Anda.






= Baca Juga =




Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

Perusahaan Akuntansi Besar Dunia Jadi Korban Hacker

Foto: Pawel Kopczynski/REUTERSFoto: Pawel Kopczynski/REUTERS

Jakarta - Salah satu perusahaan akuntansi terbesar di dunia, Deloitte, menjadi korban serangan hacker. Serangan ini berdampak pada terbongkarnya dokumen dan email milik klien.

Dikutip detikINET dari The Guardian pada Sabtu (30/9/2017), Deloitte diperkirakan telah diserang semenjak bulan Oktober tahun lalu. Namun serangan ini gres tercium Maret tahun ini.

Serangan ini disinyalir merupakan bab dari rangkaian agresi hack yang ditujukan kepada organisasi-organisasi besar dalam beberapa bulan terakhir, yang diawali dengan pembobolan terhadap Equifax, sebuah Komisi Sekuritas dan Bursa sekaligus agensi perkreditan.

Diduga, hacker masuk ke dalam sistem milik Deloitte melalui 'akun administrator' yang memperlihatkan jangkauan terhadap seluruh akses. Akun tersebut hanya membutuhkan password tunggal untuk masuk dan tidak mempunyai proses verifikasi yang berlipat.

Dari kanal tersebut, kelompok hacker ini sanggup mengakses username, password, IP address, informasi mengenai bisnis Deloitte, sampai riwayat kesehatan seseorang. Beberapa email bahkan mempunyai konten sensitif.

Pihak Deloitte sendiri telah mengkonfirmasi bahwa mereka menjadi korban serangan cyber. Namun mereka mengklaim, hanya sedikit klien yang terkena dampaknya dan tidak ada gangguan berarti terhadap bisnis yang dijalankan para klien.

"Kami sedang melaksanakan penilaian internal mengenai kejadian yang tengah berlangsung tersebut melalui protokol keamanan yang komprehensif. Terkait hal tersebut, " ujar juru bicara Deloitte.

"Kami juga sudah mengabarkan kepada enam klien yang diperkirakan mengalami kebocoran informasi sesudah terkena imbas dari agresi tersebut," tambahnya.

Friday, September 29, 2017

√ Lomba National Young Inventors Award (Nyia) 2016

National Young Inventors Awards
(NYIA-9) tahun 2016
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)  kembali menyelenggarakan Lomba Karya Ilmiah cukup umur (LKIR-48) dan National Young Inventors Awards (NYIA-9) tahun 2016.
National Young Inventors Award (NYIA) 2016 adalah kompetisi ilmiah bagi cukup umur dalam melaksanakan inovasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas, menunjukkan apresiasi dan menggali potensi cukup umur di bidang penemuan teknologi. Lomba tingkat nasional ini merupakan ajang untuk menjaring inventor cukup umur ke kompetisi tingkat regional maupun internasional.




Kriteria Peserta lomba National Young Inventors Award (NYIA) 2016
Adapun Kriteria Peserta National Young Inventors Award (NYIA) 2016 yaitu sebagai berikut
  • Usia 8-18 tahun dan/atau setingkat SD, SMP, dan SMA.
  • Perorangan atau kelompok maksimal 2 (dua) orang.
  • Uraian desain alat peraga dikirimkan secara elektronik melalui situs NYIA di www.kompetisi.lipi.go.id.
  • Uraian desain alat peraga harus mengikuti template berisi latar belakang pedoman pembuatan desain dilengkapi foto dengan konsep tertulis dan informasi spesifikasi teknis perihal materi yang dipakai, ukuran, cara pemakaian, dan fungsi alat  (template sanggup diunduh di Halaman Download)
  • Uraian desain alat peraga diterima panitia selambat-lambatnya tanggal 11 Juli 2016
  • Karya belum pernah diikutsertakan dalam lomba yang sejenis tingkat nasional lainnya. Panitia akan melaksanakan diskualifikasi bila terbukti karya telah dilombakan pada kompetisi sejenis tingkat nasional lainnya.
  • Finalis akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti bazar pada tanggal 22 – 26 Agustus 2016.
  • Bagi finalis kelompok, panitia menanggung kemudahan dan transportasi Peneliti Utama (berada di urutan pertama).
  • Pengumuman finalis sanggup dilihat melalui situs LIPI di serpihan pengumuman pada tanggal 29 Juli 2016
  • Panitia berhak menyebarluaskan/mensosialisasikan alat peraga yang diperlombakan melalui banyak sekali media.
  • Keputusan Dewan Juri tidak sanggup diganggu gugat.
  • Panitia akan membatalkan status keikutsertaan penerima bila terbukti melanggar kriteria di atas.

 
Pemenang lomba National Young Inventors Award (NYIA)
 tahun sebelumnya

Pendaftaran lomba National Young Inventors Award (NYIA) 2016
Peserta mendaftar secara online melalui situs : http://kompetisi.lipi.go.id/.
Dalam pendaftaran tersebut yang perlu disiapkan oleh penerima yaitu data peserta, daftar riwayat hidup dan uraian desain alat peraga (Template daftar riwayat hidup dan uraian alat peraga terlampir dalam buku panduan ini sanggup juga diunduh pada situs kompetisi.lipi.go.id). Kontak dan email penerima yang dicantumkan yaitu milik pribadi dan bukan kontak sekolah/instansi.

Tahap Seleksi: Verifikasi Administrasi lomba National Young Inventors Award (NYIA) 2016

Tahap pertama sehabis pendaftaran ditutup yaitu verifikasi yang dilakukan panitia atas entry data yang dilakukan pendaftar. Dalam hal ini panitia memastikan bahwa semua persyaran telah dilengkapi oleh pendaftar dengan benar.

Tahap Seleksi: Penjurian Urian Desain Peraga lomba National Young Inventors Award (NYIA) 2016

Tahap selanjutnya yaitu penjurian uraian desain peraga oleh dewan juri. Setelah penjurian dilaksanakan, akan diambil 30 karya terbaik yang berhak melaksanakan bazar pada Final Kompetisi Ilmiah LIPI Tahun 2016. Rangkaian program selesai ini akan diselenggarakan di Auditorium LIPI Jakarta, Jalan Gatot Subroto No 10 Jakarta Selatan.

Tahap Final: Pameran dan On-site Presentation lomba National Young Inventors Award (NYIA) 2016

Pada tahap final, panitia menyediakan booth untuk digunakan sebagai ajang bazar bagi tiap Finalis. Dewan Juri akan berkeliling dan melaksanakan evaluasi secara eksklusif atas alat yang dilombakan. Peserta juga wajib melayani setiap pengunjung yang bertanya seputar alat temuan finalis. Pada Final ini panitia menanggung kemudahan untuk 1 orang dari masing – masing tim finalis.

Pemenang lomba National Young Inventors Award (NYIA)
tahun sebelumnya

Kriteria Invensi NYIA
Adapun kriteria karya invensi dalam NYIA yaitu sebagai berikut:
Invensi bukan merupakan karya seni murni menyerupai puisi, lagu, lukisan, patung
Invensi tidak melibatkan makhluk hidup dalam eksperimennya.
Invensi tidak membahayakan lingkungan sekitar, tidak meledak, tidak mengakibatkan karat, racun dan tidak melibatkan material – material yang tergolong material terlarang di dalamnya.





Detail persyaratan dan alur pelaksanaan silahkan http://infokompetisi.lipi.go.id/kompetisi/national-young-inventors-award/

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pendaftaran:
1. Lakukan pendaftaran penerima gres (klik link “Registrasi penerima baru”)
2. Tiap karya hanya boleh didaftarkan sebanyak 1 (satu) kali
3. Peserta boleh mendaftarkan lebih dari 1 (satu) judul karya
4. Ingatlah nomor pendaftaran dan kata-sandi anda(diperlukan untuk login apabila akan mengubah data pendaftaran)
5. Isilah data dengan benar, dengan kontak pribadi (bukan nomor telepon sekolah)
6. Anda sanggup login pada halaman pendaftaran dengan memasukkan nomor pendaftaran dan kata-sandi





= Baca Juga =




Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

√ Lomba Karya Ilmiah Cukup Umur (Lkir) 2016

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)  kembali menyelenggarakan Lomba Karya Ilmiah dewasa (LKIR-48) dan National Young Inventors Awards (NYIA-9) tahun 2016.
Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2016 merupakan ajang kompetisi ilmiah bagi siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas atau sederajat berusia 12-19 tahun. Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan mereka dalam menganalisa permasalahan dalam mencari solusi yang sempurna melalui penelitian ilmiah dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap penerima harus mengikuti semua persyaratan yang tercantum pada informasi di bawah ini sebelum menciptakan anjuran penelitian.




Kriteria Peserta Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016
  1. Siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas atau sederajat, dengan ketentuan maksimum penerima yaitu siswa kelas XII pada tanggal 22 Agustus 2015.
  2. Perorangan atau kelompok maksimal 2 (dua) orang.
  3. Belum pernah menjadi pemenang LKIR dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
  4. Melampirkan surat keterangan/rekomendasi dari sekolah/instansi terkait dan daftar riwayat hidup. Diketahui oleh orangtua atau wali dengan tanda tangan. Template Daftar Riwayat sanggup fiunduh di halaman d0wnl0ad
  5. Karya Ilmiah yang sedang atau pernah diikutsertakan dalam kompetisi ilmiah lainnya, tidak sanggup diikutsertakan dalam LKIR

Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016 

1. Pendaftaran Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016
Proses pendaftaran penerima dilakukan secara online pada website kompetisi.lipi.go.id dari tanggal 2 Januari 2016 s.d tanggal 21 Maret 2016. Panduan Pendaftaran LKIR akan dipaparkan pada website kompetisi.lipi.go.id. Peserta disarankan untuk memakai email pribadi dan kontak pribadi (bukan kontak kantor/sekolah) untuk memudahkan komunikasi dengan panitia.

2. Verifikasi Administrasi Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016
Proses verifikasi manajemen oleh pihak panitia akan dilakukan pada tanggal 21 Maret 2016 s.d tanggal 28 Maret 2016. Panitia hanya akan melaksanakan verifikasi terhadap calon penerima yang telah memenuhi syarat dan kriteria serta telah melengkapi seluruh persyaratan dokumen. Verifikasi dilaksanakan secara serentak sesudah batas pendaftaran ditutup.
 
Pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2015

3. Seleksi Proposal Terbimbing oleh Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016
Dewan Juri akan menyeleksi anjuran dan akan memilih secara pribadi mentor yang akan membimbing karya ilmiah penerima yang lolos seleksi.Proposal yang lolos untuk dibimbing akan diumumkan secara online di website kompetisi.lipi.go.id Pada tanggal 11 April 2016.

4. Pembimbingan (Mentoring) karya ilmiah Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016
Proses pembimbingan anjuran dilakukan mulai tanggal 18 April 2016 s.d tanggal 1 Agustus 2016. Ketentuan Mentoring sanggup diunduh pada halaman d0wnl0ad

5. Pengumuman Finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016
Karya ilmiah penerima yang telah selesai dibimbing akan diseleksi kembali oleh Dewan Juri untuk dipilih sebagai finalis LKIR ke-48 Tahun 2016. Pengumuman Finalis akan dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2016 melalui website Kompetisi LIPI, telepon dan surat resmi.

6. Pameran dan Presentasi Finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja LKIR 2016
Finalis yang terpilih akan diundang ke Jakarta untuk mempresentasikan karya ilmiahnya secara keseluruhan di hadapan Dewan Juri dan melaksanakan festival di hadapan pengunjung. Pameran dan presentasi finalis akan diselenggarakan pada tanggal 22 Agustus 2016 s.d tanggal 26 Agustus 2016.




Detail persyaratan dan alur pelaksanaan silahkan kunjungi http://infokompetisi.lipi.go.id/kompetisi/lomba-karya-ilmiah-remaja/  Alamat pendaftaran LKIR : http://infokompetisi.lipi.go.id/registrasi/registrasi-lkir/

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pendaftaran:
1. Lakukan pendaftaran penerima gres (klik link “Registrasi penerima baru”)
2. Tiap karya hanya boleh didaftarkan sebanyak 1 (satu) kali
3. Peserta boleh mendaftarkan lebih dari 1 (satu) judul karya
4. Ingatlah nomor pendaftaran dan kata-sandi anda(diperlukan untuk login apabila akan mengubah data pendaftaran)
5. Isilah data dengan benar, dengan kontak pribadi (bukan nomor telepon sekolah)
6. Anda sanggup login pada halaman pendaftaran dengan memasukkan nomor pendaftaran dan kata-sandi



= Baca Juga =




Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

Thursday, September 28, 2017

√ Beberapa Penyebab Anak Menjadi Kurang Percaya Diri

Beberapa Penyebab Anak Menjadi Kurang Percaya Diri - Banyak orang yang memperlakukan diri sendiri dengan buruk, merasa tidak berkhasiat dan tidak berharga di mata orang lain. Rasa percaya diri yang kurang ialah akhir dari bencana buruk di masa kanak-kanak yang telah menciptakan seseorang bersikap hirau tak acuh. Hasil selesai dari kurangnya rasa percaya diri ini biasanya mengarah pada penghukuman terhadap diri sendiri, yang akan merampas keyakinan dirinya, serta kemampuannya untuk berfikir rasional. Penyebab umum kurangnya rasa percaya diri antara lain adalah:

Terabaikan.

Anak-anak yang tumbuh tanpa mendapat cinta dan kasih sayang yang cukup akan merasa terabaikan dan bersikap hirau tak hirau ketika mereka dewasa. Pada ketika berguru dikelas terkadang anak mengharapkan guru memberi perhatian khusus terhadapnya, menyerupai menanyakan bagaimana pelajarannya dan apa yang belum difahami oleh anak tersebut, yang aka menciptakan anak menjadi lebih semangat untuk terus bertanya. Namun apabila guru tidak memberi perhatian terhadap anak-anaknya, maka anak akan merasa terabaikan.

Kritik yang berlebihan.

Saat seorang anak terus menerus diingatkan bahwa ia nakal, itu akan membuatnya menjadi depresi dan hilang kepercayaan diri. Terkadang ada saja anak yang mendapat kritik yang tidak yummy dari gurunya, menyampaikan bahwa si anak sangat malas atau bodoh. Dan hal ini sanggup menurunkan rasa percaya diri anak ketika kedepannya, menciptakan anak benar-benar malas berguru dan tidak peduli dengan kiprah yang diberikan gurunya.
 
Pengalaman negatif.

Kurangnya rasa percaya diri terkadang disebabkan oleh pengalaman yang negatif. Semua anak mempunyai pengalaman negative atau pengalaman buruk yang berbeda-beda, contohnya: anak mempunyai pengalaman buruk ketika disekolahnya selalu mendapat nilai buruk di satu matapelajaran, dan tidak yakin apabila kedepannya ia akan mendapat nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Karena anak ini sudah mensugestikan dirinya tidak bisa dalam matapelajaran tersebut.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

√ Matematika Diskrit, Apa Yang Dipelajari ?

Matematika Diskrit, Apa yang Dipelajari ? Matematika Diskrit merupakan salah satu cabang matematika. Selain dipelajarai oleh para mahasiswa matematika, matematika diskrit juga oleh mahasiswa pendidikan matematika. Akan tetapi, matematika diskrit penting dan bahkan sangat penting dipelajari oleh orang yang bergelut dengan computer, sehingga matematika diskrit sering juga dinamakan matematika informatika.Mengapa demikian ? hal ini alasannya ialah computer beroperasi secara diskrit dengan unit terkecil yang dinamakan bit (binary digit). Oleh kesannya , rangkaian dan juga operasi dalam komputer sanggup dijelaskan dengan memakai konsep matematika diskrit

Kata diskrit (discrete) merujuk pada sejumlah elemen yang berbeda dan berhingga, atau elemen-elemennya tidak kontinu. Sebagai contoh, himpunan bilangan bundar dimana antara satu bilangan dengan bilangan yang lainnya masing-masing berdiri sendiri atau tidak ada hubungannya merupakan referensi dari sekumpulan elemen-elemen diskrit. Sedangkan himpunan bilangan real merupakan referensi dari sekumpulan elemen-elemen yang kontinu. Komputer digital bekerja secara diskrit. Informasi yang disimpan dan dimanipulasi oleh komputer ialah dalam bentuk diskrit. Sebagai contoh, kamera digital menangkap gambar (analog) kemudian direpresentasikan dalam bentuk diskrit berupa kumpulan pixel atau grid. Setiap pixel ialah elemen diskrit dari sebuah gambar.

Biasanya, bahan yang dibahas atau dipelajari dalam matematika diskrit yaitu: Logika dan penalaran, Teori Himpunan, Matriks, Relasi dan Fungsi, Induksi Matematik, Algoritma, Teori Bilangan Bulat, Barisan dan Deret, Teori Grup dan Ring, Aljabar Boolean, Kombinatorial, Teori Peluang Diskrit,Fungsi Pembangkit, Teori Graf, Kompleksitas Algoritma,Otomata & Teori Bahasa Formal dan masih banyak lagi.

Banyak kegunaan kalau kita berguru matematika diskrit. Salah satunya ialah berpikir matematis terutama dalam memahami dan menciptakan argument-argumen matematis. Matematika diskrit juga bermanfaat untuk menunjukkan landasan matematis untuk kuliah-kuliah lain di bidang informatika.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

Wednesday, September 27, 2017

√ Kiprah I Metodologi Penelitian Pgsd

Tugas I Metodologi Penelitian PGSD -  Bacalah bahan (1) Apa Itu Penelitian Ilmiah, (2) Karakteristik Penelitian Ilmiah, (3) Penelitian dan Karya Ilmiah, (4) Berpikir Ilmiah, dan (5) Makna Penelitian Pendidikan.Setelah membaca bahan tersebut, kerjakanlah soal-soal di bawah ini :

Soal 1.
Deskripsikan pengertian dasar dalam berpikir secara ilmiah? Dan mengapa diharapkan perencanaan yang baik dalam melakukan suatu penelitian?
 
Soal 2.
Berikan pola duduk kasus penelitian yang terkait dengan bidang pendidikan di sekolah dasar yang saudara ketahui dan rasakan ? Jelaskan mengapa duduk kasus tersebut cukup penting untuk ditelusuri ? Menurut anda apa akar dari duduk kasus tersebut ?

Jawablah soal-soal tersebut di atas dalam lembar tanggapan yang saya sediakan berikut ini. 
Petunjuk, kliklah lembar kerja sesuai kelas anda. Pastikan menyimpan tanggapan anda sebelum keluar dari lembar kerja.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

√ Metodologi Penelitian Pendidikan, Apa Yang Dipelajari ?

Metodologi Penelitian Pendidikan, Apa yang dipelajari ? - Metodologi penelitian pendidikan biasanya membahas wacana hakikat penelitian pendidikan, model-model pendekatan penelitian pendidikan (kualitatif dan kuantitatif ) , mekanisme atau langkah-langkah penelitian, metode-metode penelitian pendidikan (penelitian historis, penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen), populasi dan sampel penelitian, landasan teori dan rumusan hipotesis penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, dan pelaporan hasil penelitian.

Setelah berguru Metodologi Penelitian Pendidikan dibutuhkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan di dalam merencanakan, melakukan dan membuat/menulis laporan hasil penelitian. Secara spesifik, biasanya dalam Metodologi Penelitian Pendidikan membahas banyak sekali materi, contohnya ibarat konsep-konsep inovasi ilmiah, ilmu dan aplikasinya dalam penelitian ilmiah dalam paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif, model-model penelitian (mencakup:penelitian Kuantitatif, penelitian kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Selain itu, pada mata kuliah tersebut juga dibahas wacana Masalah dan Variabel penelitian (mencakup: sumber masalah,  teknik perumusan maslah , jenis variabel,definisi variabel,), landasan teori , kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

Materi lainnya yang dibahas pada metodologi penelitian yaitu terkait sampling (mencakup: populasi dan sampel penelitaian, banyak sekali teknik sampling),teknik pengolahan dan analisis data, rumusan hipotesis statistik,  metode penelitian historis, metode penelitian deskriftif, metode penelitian eksperimen, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, deskripsi hasil penelitian, uji persayaratan analisis, uji hipotesis penelitian, penafsiran dan pembahasan hasil penelitian, cara merumuskan kesimpulan, cara mengungkapkan saran dan implikasi. 
Pada akhir-akhir perkuliahan biasanya dibahas format dan sistematika untuk banyak sekali jenis penelitian. Untuk mahasiswa biasanya juga diperkenalkan sistematika anjuran dan hasil penelitian dalam bentuk skripsi

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

Tuesday, September 26, 2017

√ Perihal Model Dan Seni Administrasi Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Tentang Model dan Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar - Model Pembelajaran merujuk pada kerangka konseptual yang melukiskan mekanisme yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman berguru untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan acara pembelajaran. Dengan demikian acara pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.

Istilah model pembelajaran amat erat dengan pengertian taktik pembelajaran dan dibedakan dari istilah strategi, pendekatan dan metode pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, dan teknik. Sedangkan istilah “strategi “ awal mulanya dikenal dalam dunia militer terutama terkait dengan perang atau dunia olah raga, namun demikian makna tersebut meluas tidak hanya ada pada dunia militer atau olahraga saja akan tetapi bidang ekonomi, sosial, pendidikan. Menurut Ruseffendi (1980), istilah strategi, metode, pendekatan dan teknik mendefinisikan sebagai berikut :

1. Strategi pembelajaran yakni separangkat budi yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau taktik tersebut, yaitu :

1. Pemilihan materi pelajaran (guru atau siswa)

2. Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau berguru mandiri)

3. Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)

4. Sasaran akseptor materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen.

2. Pendekatan Pembelajaran yakni jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau deduktif.

3. Metode Pembelajaran yakni cara mengajar secara umum yang sanggup diterapkan pada semua mata pelajaran, contohnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, inovasi terbimbing dan sebagainya.

4. Teknik mengajar yakni penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah diadaptasi dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.

Sedangkan Model Pembelajaran yakni sebagai suatu disain yang menggambakan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 203), pengertian taktik (1) ilmu dan seni memakai sumber daya bangsa untuk melaksanakan budi tertentu dalam dan perang damai, (2) planning yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai target khusus.


Soedjadi (1999) menyebutkan taktik pembelajaran yakni suatu siasat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan mengubah keadaan pembelajaran menjadi pembelajaran yang diharapkan. Untuk sanggup mengubah keadaan itu sanggup ditempuh dengan banyak sekali pendekatan pembelajaran. Lebih lanjut Soedjadi menyebutkan bahwa dalam satu pendekatan sanggup dilakukan lebih dari satu metode dan dalam satu metode sanggup dipakai lebih dari satu teknik. Secara sederhana sanggup dirunut sebagai rangkaian : teknik metode pendekatan taktik model

Istilah “ model pembelajaran” berbeda dengan taktik pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran mencakup suatu model pembelajaran yang luas dan menyuluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992)

Lebih lanjut Ismail (2003) menyatakan istilah Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh taktik atau metode tertentu yaitu :

1. rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya,

2. tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

3. tingkah laris mengajar yang diharapkan supaya model tersebut sanggup dilaksanakan secara berhasil dan

4. lingkungan berguru yang diharapkan supaya tujuan pembelajaran itu sanggup tercapai.

Berbedanya pengertian antara model, strategi, pendekatan dan metode serta teknik diharapkan guru mata pelajaran umumnya dan khususnya matematika bisa menentukan model dan mempunyai taktik pembelajaran yang sesuai dengan materi dan standar kompetensi serta kompetensi dasar dalam standar isi.

Dalam pembelajaran guru diharapkan bisa menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan Model pembelajaran mencakup pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran menurut masalah, kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu duduk masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran tersebut, seringkali siswa memakai bermacam-macam keterampilan, mekanisme pemecahan duduk masalah dan berpikir kritis. Model pembelajaran menurut duduk masalah dilandasi oleh teori berguru konstruktivis. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa. Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan planning pemecahan duduk masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi pola mengenai penggunaan keterampilan dan taktik yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut sanggup diselesaikan. Guru membuat suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.

Model-model pembelajaran sanggup diklasifikasikan menurut tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai pola pengklasifikasian menurut tujuan yakni pembelajaran langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar menyerupai tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat. Akan tetapi ini tidak sesuai bila dipakai untuk mengajarkan konsep-konsep matematika tingkat tinggi.

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran yakni pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu memperlihatkan dengan terperinci kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacam-macam model pembelajaran mempunyai komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa supaya terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, didalamnya mencakup kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.

Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan berguru yang sedikit berbeda. Misalnya, model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan berguru yang fleksibel menyerupai tersedia meja dan kursi yang gampang dipindahkan. Pada model pembelajaran diskusi para siswa duduk dibangku yang disusun secara melingkar atau menyerupai tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran eksklusif siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru.

Pada model pembelajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model pembelajaran eksklusif siswa harus tenang dan memperhatikan guru.

Pemilihan model dan metode pembelajaran menyangkut taktik dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yakni perencanaan dan tindakan yang sempurna dan cermat mengenai kegiatan pembelajaran supaya kompetensi dasar dan indikator pembelajarannya sanggup tercapai. Pembelajaran yakni upaya membuat iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang bermacam-macam supaya terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Di madrasah, tindakan pembelajaran ini dilakukan nara sumber (guru) terhadap peserta didiknya (siswa). Jadi, pada prinsipnya taktik pembelajaran sangat terkait dengan pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru dalam memberikan materi materi didik kepada para siswanya.

Pada dikala ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran. Menurut penemunya, model pembelajaran temuannya tersebut dipandang paling sempurna diantara model pembelajaran yang lain. Untuk menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu kita sepakati hal-hal sebagai berikut :

1. Siswa Pendidikan Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah banyak yang masih berada dalam tahap berpikir konkret. Model dan metode apapun yang diterapkan, pemanfaatan alat peraga masih diharapkan dalam menjelaskan beberapa konsep matematika.

2. Kita tidak perlu mendewakan salah satu model pembelajaran yang ada. Setiap model pembelajaran niscaya mempunyai kelemahan dan kekuatan.

3. Kita sanggup menentukan salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai dengan materi pembelajaran kita; dan jikalau perlu kita sanggup menggabungkan beberapa model pembelajaran.

4. Model apa pun yang kita terapkan, jikalau kita kurang menguasai meteri dan tidak disenangi para siswa, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif.

5. Oleh kerena itu akad kita yakni sebagai berikut :

a. Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, sanggup mengajarkannya, dan terampil dalam memakai alat peraga.

b. Kita berniat untuk memperlihatkan yang kita punyai kepada para siswa dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggung jawab.

c. Menjaga supaya para siswa “mencintai” kita, menyenangi materi yang kta ajarkan, dengan tetap menjaga dapat dipercaya dan wibawa kita sebagai guru sanggup menyebarkan model pembelajaran sendiri. Anggaplah kita sedang melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

Model pembelajaran yang sanggup diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran yakni suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan supaya tujuan atau kompetensi dari hasil berguru yang diharapkan akan cepat sanggup di capai dengan lebih efektif dan efisien.



Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

√ Mitos Menyesatkan Wacana Matematika

Mitos Menyesatkan ihwal Matematika - Banyak mitos menyesatkan mengenai matematika. Mitos menyesatkan ini turut   membuat sebagian masyarakat merasa alergi bahkan tidak menyukai matematika. Akibatnya, lebih banyak didominasi siswa kita menerima nilai jelek untuk bidang studi ini, bukan karena tidak mampu, melainkan karena semenjak awal sudah merasa alergi dan takut sehingga tidak pernah atau malas untuk mempelajari matematika. Meski banyak, namun ada lima mitos sesat yang sudah mengakar dan membuat persepsi negatif terhadap matematika.

Mitos pertama, matematika ialah ilmu yang sangat sukar sehingga hanya sedikit orang yang atau siswa dengan IQ minimal tertentu yang bisa memahaminya.

Ini terperinci menyesatkan. Meski bukan ilmu yang termudah, matematika bekerjsama merupakan ilmu yang relatif gampang bila dibandingkan dengan ilmu lainnya. Sebagai contoh, amati perbandingan soal untuk siswa kelas 6 sebuah SD swasta berikut ini. Soal pertama, “Sebutkan 3 tarian khas tempat Kalimantan Tengah.” Soal kedua, “ Sebuah lingkaran dibagi menjadi tiga buah juring dengan perbandingan masing-masing sudut pusatnya ialah 2 : 3 : 4, maka hitung besar masing-masing sudut sentra juring-juring tersebut“ .

Ternyata, persentase siswa yang menjawab benar soal kedua lebih besar dibandingkan persentase siswa yang menjawab benar soal pertama. Tanpa ingin mengundang perdebatan, rujukan di atas menunjukkan, bahwa matematika bukanlah ilmu yang sangat sukar. Soal matematika terasa sulit bagi siswa-siswa kita karena mereka tidak memahami konsep bilangan dan konsep ukuran secara benar semasa di sekolah dasar. Jika konsep bilangan dan ukuran dikuasai, maka pekerjaan menganalisis dan menghitung menjadi hal yang gampang dan menyenangkan.

Mitos kedua, matematika ialah ilmu hafalan dari sekian banyak rumus.

Mitos ini membuat siswa malas mempelajari matematika dan jadinya tidak mengerti apa-apa ihwal matematika. Padahal, sejatinya matematika bukanlah ilmu menghafal rumus, karena tanpa memahami konsep, rumus yang sudah dihafal tidak akan bermanfaat. Sebagai contoh, ada soal berikut, “Benny merakit sebuah mesin 6 jam lebih usang daripada Ahmad. Jika gotong royong mereka sanggup merakit sebuah mesin dalam waktu 4 jam, berapa usang waktu yang dibutuhkan oleh Ahmad untuk merakit sebuah mesin sendirian ?”.

Seorang yang hafal rumus persamaan kuadrat tidak akan bisa menjawab soal tersebut apabila tidak bisa memodelkan soal tersebut ke dalam bentuk persamaan kuadrat. Sesungguhnya, hanya sedikit rumus matematika yang perlu (tapi tidak harus) dihapal, sedangkan sebagian besar rumus lain tidak perlu dihafal, melainkan cukup dimengerti konsepnya. Salah satu contoh, bila siswa mengerti konsep anatomi bentuk irisan kerucut, maka lebih dari 90 persen rumus-rumus irisan kerucut tidak perlu dihafal.

Mitos ketiga, matematika selalu berafiliasi dengan kecepatan menghitung.

Memang, berhitung ialah bab tak terpisahkan dari matematika, terutama pada tingkat SD. Tetapi, kemampuan menghitung secara cepat bukanlah hal terpenting dalam matematika. Yang terpenting ialah pemahaman konsep. Melalui pemahaman konsep, kita akan bisa melaksanakan analisis (penalaran) terhadap permasalahan (soal) untuk kemudian mentransformasikan ke dalam model dan bentuk persamaan matematika. Jika permasalahan (soal) sudah tersaji dalam bentuk persamaan matematika, gres kemampuan menghitung diperlukan. Itu pun bukan sebagai sesuatu yang mutlak, karena pada ketika ini telah banyak beredar alat bantu menghitung ibarat kalkulator dan komputer. Jadi, mitos yang lebih sempurna ialah matematika selalu berafiliasi dengan pemahaman dan penalaran.

Mitos keempat, matematika ialah ilmu ajaib dan tidak berafiliasi dengan realita. 

Mitos ini jelas-jelas salah kaprah, karena fakta memperlihatkan bahwa matematika sangat realistis. Dalam arti, matematika merupakan bentuk analogi dari realita sehari-hari. Contoh paling sederhana ialah solusi dari Leonhard Euler, matematikawan Prancis, terhadap persoalan Jembatan Konisberg. Selain itu, hampir di semua sektor, teknologi, ekonomi dan bahkan sosial, matematika berperan secara signifikan. Robot cerdas yang bisa berpikir berisikan aktivitas yang disebut sistem pakar (expert system) yang didasarkan kepada konsep Fuzzy Matematika. Hitungan aerodinamis pesawat terbang dan konsep GPS juga dilandaskan kepada konsep model matematika, goneometri, dan kalkulus. Hampir semua teori-teori ekonomi dan perbankan modern diciptakan melalui matematika.

Sedangkan mitos kelima menyebutkan, matematika ialah ilmu yang membosankan, kaku, dan tidak rekreatif. 

Anggapan ini terperinci keliru. Meski tanggapan (solusi) matematika terasa eksak karena solusinya tunggal, tidak berarti matematika kaku dan membosankan. Walau tanggapan (solusi) hanya satu (tunggal), cara atau metode menuntaskan soal matematika bekerjsama boleh bermacam-macam.

Sebagai contoh, untuk mencari solusi dari dua buah persamaan, sanggup dipakai tiga cara yaitu, metode subtitusi, eliminasi, dan grafik. Contoh lain, untuk mengambarkan kebenaran teorema Phytagoras, sanggup dipergunakan banyak cara. Bahkan berdasarkan pakar matematika, Bana G. Kartasasmita, hingga ketika ini sudah ada 17 cara untuk mengambarkan teorema Phytagoras. Solusi matematika yang bersifat tunggal menjadikan kenyamanan karena tegas dan pasti.

Selain tidak membosankan, matematika juga rekreatif dan menyenangkan. Albert Einstein, tokoh fisika terbesar periode ke-20, menyatakan bahwa matematika ialah senjata utama dirinya dalam merumuskan konsep relativitasnya yang sangat populer tersebut. Menurut Einstein, beliau menyukai matematika ketika pamannya menjelaskan bahwa mekanisme kerja matematika ibarat dengan cara kerja detektif, sebuah lakon yang sangat disukainya semenjak kecil.

Memang, cara kerja matematika ibarat sebuah games. Mula-mula kita harus mengidentifikasi variabel-variabel atau parameter-parameter yang ada melalui atributnya masing-masing. Setelah itu, laksanakan operasi di antara variabel dan parameter tersebut. Yang paling menyenangkan, dalam melaksanakan operasi kita dibebaskan melaksanakan manipulasi (trik) semau kita supaya hingga kepada solusi yang diharapkan. Kebebasan melaksanakan manipulasi dalam operasi matematika inilah yang menantang dan mengundang keasyikan tersendiri, kolam sedang dalam permainan atau petualangan. Karena itu, tidak mengherankan bila terkadang kita menjumpai siswa yang asyik menyendiri dengan soal-soal matematikanya.

Selain itu, secara intrinsik matematika juga mempunyai angka berupa bilangan bundar yang mengandung misteri yang sangat mengasyikkan. Misalnya Anda melaksanakan operasi perkalian maupun pertambahan terhadap dua bilangan tertentu, maka terkadang akan muncul bilangan yang mempunyai bentuk simetri tertentu. Contoh lain, Anda sanggup memperlihatkan kemahiran menebak dengan sempurna angka tertentu yang telah mengalami beberapa operasi. Bagi yang belum memahami matematika, kemampuan Anda menebak angka dianggap sihir, padahal itu merupakan operasi. Matematika ialah ilmu yang gampang dan menyenangkan. Karena itu, siapa pun bisa mempelajarinya dengan baik. Untuk itu, kiprah utama kita ialah merobohkan mitos-mitos sesat di sekeliling matematika

Sumber Aslinya, klik : pppptk matematika

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

√ Wacana Analisis Data Kualitatif

Tentang Analisis Data Kualitatif - Analisis data terdiri dari beberapa komponen, tetapi proses analisis data secara keseluruhan melibatkan perjuangan memaknai data yang berupa teks atau gambar. Maka peneliti perlu mempersiapkan data tersebut untuk dianalisis, melaksanakan analisis data yang berbeda, mendalami pemahaman data tersebut, menyajikan data dan menciptakan interpretasi makna yang lebih luas akan data tersebut.

A. Pengertian Analisis Data Kualitatif

Analisis data yakni suatu proses pengklasifikasian, pengkategorian, penyusunan, dan elaborasi, sehingga data yang telah terkumpul sanggup diberikan makna untuk menjawab problem penelitian yang telah dirumuskan atau untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Cresswell (2007) :
Analisis data kualitatif melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi,dan pelaporan hasil serentak dan bersama-sama.
Analisis data melibatkan pengumpulan data yang terbuka, yang didasarkan pada pertanyaan – pertanyaan umum dan analisis informasi dari partisipan.

Analisis data kualitatif yakni sebuah proses induktif dari pengorganisasian data menjadi kategori-kategori dan mengidentifikasi pola-pola dan kekerabatan di antara kategori-kategori. (McMillan&Schumacher, 2010: 367). Analisis induktif yakni proses melalui yang mana peneliti-peneliti kualitatif memadukan dan menciptakan arti dari data, memulai dengan data yang spesifik, dan mengakhiri dengan kategori-kategori dan pola-pola. Proses dari induksi analisis yaitu sebagai berikut:

1. Kerja lapangan,

2. Pengumpulan data,

3. Pengkodean,

4. Pengkategorian,

5. Penyusunan pola/tema/konsep,

6. Penyusunan struktur yang bersifat narasi dan citra yang sanggup diwakilkan.

B. Penyusunan Data

Mayoritas peneliti kualitatif menerapkan sebuah system untuk pengaturan data-data. Hal itu sanggup berupa tipe dari pengumpulan data-data menyerupai wawancara, observasi, dokumentasi, partisipasi, lokasi, tanggal, dll. Beberapa peneliti masih mengunakan kartu-kartu daftar isi buku yang sanggup dengan gampang disusun dengan karakteristik penuh arti.

C. Pengkodean Data

Pengkodean data-data dimulai dengan mengidentifikasi rangkaian-rangkaian kecil dari data yang berdiri sendiri. Bagian data ini disebut segment, yang membagi satu set data. Sebuah data segmen yakni teks yang sanggup dimengerti dan mengandung ide, episode, atau rangkaian dari informasi yang bekerjasama . (McMillan&Schumacher, 2010: 371). Langkah – langkah mengidentifikasi pengkodean data-data yaitu sebagai berikut:
Bacalah sebuah data yang dikumpulkan dan tentukanlah data segmen,
Tulislah isyarat dari data segmen yang telah dipisah,
Tulislah isyarat - isyarat itu untuk duplikasi dengan mengelompokkan ke dalam isyarat - isyarat utama, isyarat – isyarat penting, dan isyarat – isyarat kecil,
Tulislah isyarat – isyarat itu secara detil dan terang di samping atau di bawah tiap satu paragraph data segmen.

D. Pengkategorian Kode

Kategori – kategori atau tema – tema yakni kesatuan – kesatuan yang mencakup dari pembagian isyarat – kode. Kategori – kategori mewakili inspirasi – inspirasi utama yang dipakai mendeskripsikan arti dari pengkodean data yang sama (McMillan&Schumacher, 2010: 376). Kode – isyarat sanggup dipakai lebih darisatu kategori.

Langkah dalam proses coding / isyarat (Tesch1990:142-145) :

1. Berusahalah untuk memperoleh pemahaman umum.

2. Pilihlah satu dokumen (seperti wawancara) yang paling menarik,paling singkat dan paling penting sehabis itu direnungkan makna dasarnya.

3. Buatlah daftar mengenai semua topik yang anda peroleh dari perenungan anda sebelumnya.

4. Ringkaslah topik menjadi isyarat dan tulislah isyarat tersebut dalam ketegori-kategori.

5. Buatlah satu kalimat/kata yang paling cocok untuk menggambarkan topik yang sudah diperoleh sebelumnya dan masukkan dalam kategori khusus.

6. Ringkas kembali kategori dan susun isyarat untuk nya.

7. Masukkan materi-materi data kedalam setiap kaegori tersebut dan bersiaplah untuk melaksanakan analisis awal.

8. Coding-lah kembali data yang sudah ada.

E. Menemukan Pola

Sebuah contoh yakni sebuah kekerabatan di antara kategori – kategori. Pencarian contoh berarti menguji data dalam banyak sekali cara/ aspek yang berkaitan. Sebuah kategori sanggup masuk lebih dari satu pola. Langkah – langkah dalam teknik pencarian contoh yaitu sebagai berikut:

1. Mengukur kepercayaan data dan keakuratan dari sumber – sumbernya,

2. Menggunakan triangulasi untuk mencari validitas sumber – sumber data dan seni administrasi pengumpulan data.

3. Mengevaluasi informasi yang berbeda,

4. Mengurutkan kategori – kategori untuk menemukan pola,

5. Membuat citra yang sanggup mewakili dari informasi yang didapat menyerupai gambar diagram.

Sebuah contoh menjadi sebuah klarifikasi hanya dikala contoh – contoh alternatif tidak mengatakan klarifikasi yang layak wacana problem penelitian . (McMillan&Schumacher, 2010: 380). Hal – hal yang masuk nalar yakni sebuah hal/sesuatu dari pemutusan wacana kualitas dari data dengan pembatasan desain. Hal – hal yang masuk nalar itu ditunjukkan dengan mempresentasikan data – data dan kekakuan dari analisis.

F. Elektonik Qualitative Data Analysis

1. MAXqda, progaram ini merupakan aktivitas berbasis PC yang berasal dari jerman dan sanggup membantu peneliti secara sistematis mengevaluasi dan menginterpretasi teks-teks kualitatif.

2. Atlas.ti, aktivitas berbasis PC yang berasal dari jerman juga sanggup membantu peneliti dalam mengolah file-file data teks, gambar, audio, dan visual.

3. QSR Nvivo, aktivitas yang berasal dari australia ini menunjukkan aktivitas software yang populer a N6 (atau Nud.ist) yang dikombinasikan dengan concept mapping Nvivo.

4. HyperRESEARCH, aktivitas yang mendukung PC maupun MAC ini, merupakan paket software kualitatif yang gampang dipakai dan memungkinkan peneliti untuk mengcoding, memperoleh kembali, dan membangun teori-teori serta melaksanakan analisis data.

G. Struktur Naratif dan Penyajian

Penggunaan struktur gaya dongeng akan bergantung pada tujuan dari penelitian, desain kualitatif, dan pembaca. Peneliti yang menulis laporan harus mencantumkan hal – hal spesifik menyerupai jenis pembaca penelitian, persiapan citra yang mewakili, dan pengetahuan penulis. Peneliti juga harus menyusun gaya dongeng dan bahasa yang sanggup dimengerti pembaca. Macam – macam naskah (manuskrip) gaya dongeng yaitu sebagai berikut:

1. Etnografi yaitu gaya dongeng yang mengatakan deskripsi, analisis, dan penafsiran grup pembagian budaya,

2. Fenomenologi yaitu gaya dongeng yang mempelajari deskripsi tekstual dari pengalaman kehidupan wacana apa yang terjadi dan bagaimana fenomena itu dialami,

3. Studi kasus yaitu gaya dongeng yang mengandung deskripsi, analisis, dan ringkasan – ringkasan naturalistik,

4. Grounded theory yaitu gaya dongeng yang menekankan sebuah dongeng yang bersifat analisis dan deskripsinya dipertahankan untuk yang kedua kalinya sebagai bagan teoritis,

5. Studi yang bersifat kritis yaitu gaya dongeng yang termasuk metode penelitian yang berbeda menyerupai etnografi tetapi bersifat kritis, penelitian etnis tetapi memperjuangkan hak wanita, analisis narasi, penelitian tindakan partisipasi, serta penelitian tindakan


Sumber :

Cresswell, J.W. 2009. Research design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications.

McMillan, J.H. & Schumacher, S. 2010. Research in Education: Evidence-based Inquiry. New Jersey: Pearson Education.

Tesch,R.(1990). Qualitatif Reasearch: Analysis Types and Soft ware Tools.New York: Falmer.



Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

Monday, September 25, 2017

√ Ihwal Teknik Sampling

Tentang Teknik Sampling 

a. Probability Sampling

Teknik pengambilan sampel dengan memberi peluang yang sama untuk setiap unsur atau anggota populasi. Teknik ini sering jg disebut random sampling atau pengambilan sampel dengan cara acak. Lebih sanggup diterima daripada nonprobability sampling. Menentukan probabilitas atau besarnya kemungkinan setiap unsur dijadikan sampel. Dalam merencanakan sampling probabilitas, idealnya peneliti telah memenuhi beberapa persyaratan berikut:
1) Diketahui besarnya populasi induk
2) Besarnya sampel yang diinginkan telah ditentukan
3) Setiap unsur atau kelompok unsur harus mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel

Probability sampling selalu melibatkan proses seleksi acak pada tahap tertentu, terdiri dari :

a. Simple random sampling, ialah teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (random) sehingga setiap masalah atau elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama besar untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Syarat:
· Anggota populasi dianggap homogen
· Cara pengambilan sampel bisa melalui undian
· Sampling ini mempunyai bias terkecil dan generalisasi tinggi
· Banyak dipakai dalam penelitian sains

Langkah-langkah Simple random sampling Pertama dilakukan ialah menciptakan kerangka sampel atau dikenal dengan “sampling frame” . Daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data wacana orang/binatang, wacana kejadian, wacana tempat, dan lain-lain. Syarat penggunaan teknik sampling ini adalah, bahwa setiap elemen dari populasi harus sanggup diidentifikasi. Selanjutnya, dari sampling frame tersebut dipilih sampel yang dilakukan secara acak hingga terpenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.

b. Systematic Sampling

Susun sampling frame. Peneliti menetapkan sampling interval (k) dengan memakai rumus N/n; dimana N ialah jumlah elemen dalam populasi dan n ialah jumlah sampel yang diperlukan. Peneliti menentukan sampel pertama (s1)secara random dari sampling frame.
Peneliti menentukan sampel kedua (S2), yaitu S1 + k. selanjutnya, peneliti menentukan sampel hingga diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan dengan menambah nilai interval (k) pada setiap sampel sebelumnya.

c. Stratified Sampling

Sampling ini banyak dipakai untuk mempelajari karakteristik yang berbeda, keadaan populasi yang heterogen tidak akan terwakili, bila memakai teknik random. Karena alhasil mungkin satu kelompok terlalu banyak yang terpilih menjadi sampel.
 
Peneliti membagi populasi kedalam beberapa sub populasi atau strata berdasarkan isu yang didapat. Kedua, peneliti merumuskan sampling frame pada masing-masing subpopulasi atau strata. Ketiga, peneliti menentukan sampel pada masing-masing subpopulasi atau strata dengan memakai simple random atau systematic sampling. Dalam pemilihan sampel ini, proporsi jumlah sampel antar strata ialah sama dengan proporsi jumlah elemen antar strata.

d. Cluster Sampling

Teknik sampling ini biasanya dipakai untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Sampling ini gampang dan murah, tapi tidak efisien dalam hal ketepatan serta tidak umum. Digunakan jikalau objek yang akan diteliti sangat luas. Populasi biasanya dalam bentuk gugus atau kelompok-kelompok tertentu. Anggota gugusJ/kelompok mungkin tidak homogen

b. Non – Probability Sampling


Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan citra berangasan wacana suatu keadaan. Nonprobability sampling: peluang anggota populasi tidak diketahui lantaran pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak.Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , alhasil diminta segera,tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, lantaran hanya sekedar citra umum saja, terdiri dari 3 tipe yaitu:

1. Convenience Sampling

Sampel diambil berdasarkan faktor spontanitas, dengan kata lain sampel diambil/terpilih lantaran ada ditempat dan waktu yang tepat. Tanpa kriteria, peneliti bebas menentukan siapa saja yang ditemuinya untuk dijadikan sampel. Ini dipakai dikala peneliti berhadapan dengan kondisi karakteristik elemen populasi yang tidak sanggup diidentifikasikan dengan jelas. teknik penarikan sampel yang dilakukan lantaran alasan fasilitas atau kepraktisan berdasarkan peneliti itu sendiri. Dasar pertimbangannya ialah sanggup dikumpulkan data dengan cepat dan murah, serta menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah. Kelemahan utama teknik sampling ini yaitu kemampuan generalisasi yang amat rendah atau keterhandalan data yang diperoleh diragukan.

2. Purposive Sampling

Peneliti memakai expert judgement untuk menentukan kasus2 yang “representatif” atau “tipikal” dari populasi. Pertama, identifikasi sumber2 variasi yang penting dari populasi. Berikutnya menentukan kasus2 sesuai sumber2 variasi tersebut. Bisa dipilih satu masalah atau satu subpopulasi yang dianggap “representatif” atau “tipikal” yang mempunyai karakteristik tertentu. Atau menentukan beberapa masalah yang mewakili perbedaan2 utama dalam populasi Secara umum lebih “kuat” dibandingkan convenience sampling tapi sangat tergantung expert judgement-nya peneliti. Kelemahan utama: informed selection menyerupai itu memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai populasi.

3. Quota Sampling

Quota sampling ialah sejenis purposive sampling yang ada kemiripan dengan stratified random sampling. Populasi dibagi-bagi menjadi strata yang relevan menyerupai usia, jenis kelamin, lokasi, dsb. Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan berdasarkan data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai proporsi ke tiap strata (kuota). Untuk memenuhi jumlah sampel untuk tiap strata, peneliti memakai expert judgement-nya. Bedanya dengan stratified random sampling, sampel diambil secara acak sedangkan dalam quota sampling, sampelnya dipilih berdasarkan pendapat subjektif peneliti pokoknya kuotanya terpenuhi (mirip convenience sampling).


Prosedur pengambilan sampling akan mempunyai dampak pada hasil penelitian. Ukuran sampel atau besarnya sampel yang diambil dari populasi, merupakan salah satu faktor penentu tingkat kerepresentatifan sampel yang digunakan. Efek sampel penelitian yakni;

a) Sample Size

Kebanyakan untuk menentukan ukuran sampel memakai rumus  n=N/1+ne^2  Dimana : n = ukuran sampel yang dibutuhkan, N = jumlah populasi, e=margin error yang diperkenankan (5% atau 10%)

b) Subject Motivation

Sejauh mana subjek termotivasi untuk merespon dengan cara tertentu sanggup mempunyai imbas yang substansial. Karakteristik khusus dari sampel sanggup mempengaruhi mereka untuk merespon dalam cara tertentu (misalnya, hanya guru menentukan memakai seni administrasi bahasa holistik kemungkinan akan mempengaruhi mereka untuk merespon baik untuk skala perilaku berfokus pada pengajaran bahasa holistik)

c) Sampling Bias

kesalahan Sampling yang dikendalikan atau dipengaruhi oleh peneliti untuk menghasilkan menyesatkan disebabkan oleh peneliti.

d) Volunteer samples

Karakteristik yang berbeda antara relawan dan non-relawan sanggup menjadikan respon yang berbeda.


Sumber :

McMillan, J.H., & Schumacher , S. (2010). Research in Education: Evidance-based Inquiry. New Jersey : Pearson Education.

Creswell, J.W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California : SAGE Publications.

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

√ Perihal Cara Mencari Tripel Pythagoras


Tentang Cara Mencari Tripel Pythagoras- Tripel Pythagoras ialah himpunan tiga bilangan lingkaran faktual yang memenuhi kuadrat bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya. Perhatikan kelompok bilangan berikut ini.

a) 5, 12, 13
b) 14, 8, 17
c) 8, 6, 10
d) 3, 4, 6

Misalkan kelompok tiga bilangan di atas merupakan panjang sisi-sisi suatu segitiga. Dengan memakai teorema Pythagoras maka kita akan sanggup tentukan yang mana kumpulan bilangan tersebut yang merupakan segitiga siku-siku.

a). misalkan a = 5, b = 12 dan c = 13, dengan mengkudaratkan sisi miring dan jumlahkan kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
c2 = 132
c2 = 169
a2 + b2 = 52 + 122
a2 + b2 = 25 + 144
a2 + b2 = 169
Karena 132 = 52 + 122, maka segitiga ini termasuk segitiga siku-siku.
b). misalkan a = 14, b = 8 dan c = 17,  dengan mengkudaratkan sisi miring dan jumlahkan kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
c2 = 172
c2 = 289
a2 + b2 = 142 + 82
a2 + b2 = 196 + 64
a2 + b2 = 260
Karena 172 > 82 + 172, maka segitiga ini bukan termasuk segitiga siku-siku.
 c). misalkan a = 6, b = 8 dan c = 10,  dengan mengkudaratkan sisi miring dan jumlahkan kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
c2 = 102
c2 = 100
a2 + b2 = 62 + 82
a2 + b2 = 36 + 64
a2 + b2 = 100
Karena 102 = 62 + 82, maka segitiga ini termasuk segitiga siku-siku.

d. misalkan a = 3, b = 4 dan c = 6,  dengan mengkudaratkan sisi miring dan jumlahkan kaudrat sisi lainnya, maka diperoleh:
c2 = 62
c2 = 36
a2 + b2 = 32 + 42
a2 + b2 = 9 + 16
a2 + b2 = 25
Karena 62 > 32 + 42, maka segitiga ini bukan termasuk segitiga siku-siku.
Himpunan tiga bilangan 5, 12, 13 dan 6, 8, 10 merupakan sisi-sisi segitiga siku-siku, alasannya memenuhi teorema Pythagoras. Selanjutnya, kelompok tiga bilangan tersebut disebut tripel Pythagoras.
Untuk mencari tripel Pythagoras sanggup dicari dengan rumus: (a2 – b2), 2ab, (a2 + b2)
dimana a > b dan a, b merupakan bilangan lingkaran positif.
Misalkan:
Diberikan sebuah segitiga ABC dengan AB = 10 cm, BC = 24 cm, dan AC = 26 cm. Akan ditunjukkan bahwa ∆ABC merupakan segitiga siku-siku dan titik pada segitiga ∆ABC yang merupakan sudut siku-siku.
 Untuk mengambarkan apakah ∆ABC siku-siku sanggup dipakai teorema Pythagoras, yakni:
AC2 = 262
AC2 = 676
AB2 + BC2 = 102 + 242
AB2 + BC2 = 100 + 576
AB2 + BC2 = 676
Karena AC2 = AB2 + BC2, maka ∆ABC termasuk segitiga siku-siku.


Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...