Monday, November 6, 2017

√ Pembelajaran Kooperatif Type Student Teams Achievement Division (Stad)

Pembelajaran Kooperatif Type Student Teams Achievement Division (STAD). STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2007:5) mengemukakan bahwa model pem-belajaran yaitu “kerangka konseptual yang melukiskan mekanisme yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman berguru untuk mencapai tujuan berguru tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan kegiatan berguru mengajar”.Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memperlihatkan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.Dengan demikian sanggup diketahui bahwa model pembelajaran mempunyai kiprah penting dalam menemukan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Arends (dalam Trianto, 2007:5-6) menyatakan “The term teaching modelrefers to apartialar approach to instruction that includes its goals, syntax,environment, and management system.” Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Dalam praktiknya semua model pembelajaran sanggup dikatakan baik kalau memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.Pertama,semakin kecil upaya yang dilakukan guru dan semakin besar kegiatan berguru siswa, maka hal itu semakin baik. Kedua, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan guru untuk mengaktifkan siswa berguru juga semakin baik.Ketiga, sesuai dengan cara berguru siswa yang dilakukan. Keempat,dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelima, tidak adasatupun metode yang paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi, dan proses berguru yang ada.

Student TeamsAchievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. STAD yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang ditekankan pada adanya kegiatan dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pengajaran semoga mencapai prestasi yang maksimal Isjoni (dalam Istiaricha,2014:25). Makara STAD merupakan model pembelajaran yang pengutamaan pembelajaran pada kegiatan siswa dalam kelompok untuk saling berhubungan dalam memahami menguasai materi pembelajaran.

Pada model pembelajaran STAD siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang jumlah anggota setiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen berdasarkan tingkat prestasi akademik dan jenis kelamin. Proses pembelajarannya dimulai dengan guru menyajikan materi pembelajaran, kemudian siswa bekerja dalam kelompok, dan setiap kelompok memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai materi pengajaran tersebut.Selanjutnya, seluruh siswa diberikan tes individual perihal materi yang telah dipelajari, dan pada dikala mengerjakan tes individu ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu (Trianto, 2007:52).

Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kombinasi antara STAD yang berbasis CTL ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut berdasarkan Trianto(2007:52) yaitu perangkat pembelajaran, membentuk kelompok kooperatif, memilih skor awal, pengaturan kawasan duduk, dan kerja kelompok.

Menentukan anggota kelompok diusahakan kemampuan siswa dalam kelompok heterogen,tingkat prestasi, jenis kelamin, dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, jenis kelamin, dan latar belakang sosial.Apabila dalam satu kelas terdiri dari ras dan latar belakang yang relatif samamaka pembentukan kelompok sanggup didasarkan pada prestasi akademik.Tujuannya yaitu untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuan IPS-nya dan dipakai untuk membagi siswa kedalam kelompok.


Skor awal yang dipergunakan pada penelitian ini yaitu skor ulangan harian satu dari pembelajaran IPS pada materi pengajaran sebelum penerapan pembelajaran model STAD yang dibasiskan dengan CTL dilakukan. Skor awal ini dijadikan sebagai skor pembanding dengan skor tes yang diperoleh siswa pada setiap proteksi tindakan, untuk memilih skor perkembangan individu.

Pada proses pembelajarannya, berguru kooperatif tipe STAD berdasarkan Slavin (dalam Istiaricha, 2014:25-26) melalui lima tahapan yang meliputi: 1) tahap penyajian materi, 2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap perhitungan skor perkembangan individu, dan 5) tahap proteksi penghargaan kelompok. Kelima tahap tersebut sanggup diuraikan sebagai berikut.

a) Tahap penyajian materi. Guru memulai pelajaran dengan memberikan indikator yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa perihal materi yang yang akan dipelajari. Guru melanjutkan pembelajaran denganmemberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswasebelumnya.Mengenai teknik penyajian materi pembelajaran sanggup dilakukan secara klasikal.

b) Tahap kerja kelompok. Setiap siswa diberi lembar kerja siswa (LKS) sebagai materi yang akan dipelajari dalam kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok saling membuatkan tugas, saling membantu memperlihatkan penyelesaian semoga semua anggota kelompok sanggup memahami materi yang dibahas. Dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan setiap kelompok.

c) Tahap tes individu. Tes individu diberikan untuk mengetahui tingkat keberhasilan berguru yang dicapai siswa, yaitu dengan diadakan tes secara individu perihal materi yang telah dibahas. Skor individu ini didata dan diarsipkan, untuk dipakai pada perhitungan skor perkembangan individu dan juga perolehan skor kelompok, pada setiap pembelajaran STAD yang dilakukan.

d) Tahap perhitungan skor perkembangan individu. Perhitungan skor perkembangan individu pada setiap pembelajaran model STAD, dihitung berdasarkan skor awal yang dipeoleh siswa berdasarkan hasil ulangan harian pertama yang diberikan sebelum penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan. Berdasarkan skor awal setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk memperlihatkan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya.

Perhitungan skor perkembangan individu dimaksudkan semoga siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik berdasarkan sesuai dengan kemampuannya. Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan balasannya dibagi sesuai banyaknya anggota kelompok.

e. Tahap proteksi penghargaan kelompok (Team Recognition). Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata kelompok yang dikategorikan menjadi kelompok baik,hebat,dan kelompok super.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...