Monday, November 6, 2017

Buku Luar Negeri (Barat) Vs Buku Lokal (Indonesia)

  • Buku Statistika dan Networking


Dalam Negeri:
Bersiap-siaplah googling untuk mencari tahu pengertian istilah yang aneh-aneh.
Biasanya penulis dalam negeri berasumsi kita sudah tahu dengan jargon yang berkaitan dengan subjek yang kita pelajari.
Isi buku lebih ringkas, sehingga dapat digunakan untuk sistem kebut seminggu.

Dan entah kenapa materi ppt yang dihidangkan dosen benar-benar menyerupai dengan buku lokal.
Ini terang memudahkan Mahasiswa dalam menghadapi kuis dan ujian-ujian lainnya.
Kecuali dosen yang ngambil acuan bukunya dari luar, tiap textbook biasanya dapet ppt pendamping.



Luar Negeri:

Pada bab-bab awal hampir TIDAK ADA istilah-istilah asing yang bakal mengkerutkan jidad.
Semuanya dianalogikan dengan kehidupan sehari-hari yang kita semua paham, disimpan untuk pecahan selanjutnya (dengan analogi yang sederhana lagi), atau ada pembahasan khusus biar pembaca mengerti istilah asing tersebut.

Kecuali jika ditulis kata 'Advance' pada judul buku-buku tersebut, bakal ketemu istilah yang kau ga ngerti.
Itupun diakali dengan adanya sidenotes menyerupai ini:
If you're not familiar with OOP concept or DOM, you might want to check out our mendasar book.. bla-bla-bla.

Inilah sebabnya buku-buku barat lebih tebal dibanding buku lokal.

  • Buku Programming


Untunglah rata-rata penulis suka menyelipkan jokes dan tidak seenaknya memasukkan kata-kata yang ga dimengerti pembaca.
Baik buku lokal maupun luar negeri sama-sama mengandung 'humor'. Mungkin lantaran sesama programmer (yg biasa ngambil acuan dari luar) kali ya?

  • Buku Motivasi

Sepertinya sama saja, tidak ada perbedaan signifikan. Tidak ada kata-kata yang lebih gold dari kata-kata Mario Teguh. Yang sedikit berbeda ialah desain buku ataupun typographinya.


Oh iya, jangan lupa buku-buku tiruan dari buku yang sukses. Kalau pembaca jeli, niscaya dapat lihat seri buku Ippho yang sekilas sama. Hal ini juga berlaku pada buku-buku berlabel 'Pocong'.

  • Buku Non-fiksi (Sejarah, Fenomena, Hasil Riset, Tokoh dll) 


Penulis Indonesia handal dalam menciptakan buku menyerupai ini dan tidak kalah dengan penulis luar negeri.

Bedanya buku Indonesia yang benar-benar manis (tiap halaman penuh text yang mempunyai riset/referensi yang jelas, bukan buku setengah jadi yang spacing-nya saja jarang-jarang) ga laris dipasaran.

Buku sejarah Majapahit, Fenomena Ekonomi, ataupun Sosial Indonesia jarang banget ada aksesori "Best Seller". Padahal isinya lebih manis daripada buku yang katanya "Best Seller".

Sementara The Shallow, Gun Germ and Steel, Outlier dan buku barat lainnya sukses menjadi buku 'best seller'

  • Referensi Buku Programming/IT secara general


Perbedaan yang paling menonjol adalah, referensi.
Buku dunia IT dari luar biasanya ga ada acuan di pecahan belakang buku.
Beneran, silahkan cek sendiri buku-buku terbitan O'Reilly, Apress, atau PacktPub.
Bagian belakang buku barat biasanya berisi index atau appendix.

Ada yang sadar juga?


Kalau buku lokal rasanya kurang pas tanpa acuan bejibun.
Mungkin lantaran orang luar gengsi 'merefer' ke ilmu orang lain, merasa ia belum cukup mahir jika hingga ngintip buku terbitan lain.
Jangan kaget jika melihat halaman terakhir isinya acuan buku barat semua.

  • Final Word


Jangan lupa buku dari luar harganya juga ga masuk budi buat insan Indonesia normal, jadi masuk akal saja ada perbedaan kualitas. Mungkin penulis Indonesia bakal lebih semangat seandainya harga bukunya jutaan rupiah.

Tulisan ini ialah hasil observasi iseng penulis yang tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah ataupun pengujian hipotesa. Jadi, jika ada sanggahan, tambahan, saran, kritik silahkan tulis di komen ya :D
Sumber http://aldokelvianto.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...