Sunday, October 22, 2017

√ Pembelajaran Tematik

A. Pengertian Pembelajaran Tematik

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep berguru dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik yakni pembelajaran tepadu yang memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat  menawarkan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema yakni pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983).



Dengan tema diharapkan akan menawarkan banyak keuntungan, di antaranya:
1)  Siswa gampang memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa bisa mempelajari pengetahuan dan membuatkan banyak sekali kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi dasar sanggup dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa bisa lebih mencicipi manfaat dan makna berguru lantaran materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih berangasan berguru lantaran sanggup berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk membuatkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7) guru sanggup menghemat waktu lantaran mata pelajaran yang disajikan secara tematik sanggup dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,  waktu selebihnya sanggup dipakai untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.


B. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan Pembelajaran tematik mencakup:

1) Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada  pembentukan kreatifitas, sumbangan sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman pribadi siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan yakni hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak sanggup ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.  Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

2) Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan akseptor didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diharapkan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa semoga tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan akseptor didik. Psikologi berguru menawarkan donasi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

3) Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan banyak sekali kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut yakni UU No. 23 Tahun 2002 perihal Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap akseptor didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).





C. Arti Penting Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses berguru secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa sanggup memperoleh pengalaman pribadi dan  terlatih untuk sanggup menemukan sendiri banyak sekali pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman pribadi siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep berguru sambil melaksanakan sesuatu (learning by doing). Oleh lantaran itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman berguru yang akan mempengaruhi kebermaknaan berguru siswa. Pengalaman berguru yang memperlihatkan kaitan unsur-unsur konseptual menyebabkan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, lantaran sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan berguru sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan berguru akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil berguru sanggup bertahan lebih lama; 4) Membantu membuatkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan berguru yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, menyerupai kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, lantaran tumpang tindih materi sanggup dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa bisa melihat hubungan-hubungan yang bermakna lantaran isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan  tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,

D. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan berguru modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek berguru sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu menawarkan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melaksanakan acara belajar.
2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik sanggup menawarkan pengalaman pribadi kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman pribadi ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3) Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling akrab berkaitan dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari banyak sekali matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari banyak sekali mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa bisa memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diharapkan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru sanggup mengaitkan materi didik dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7) Menggunakan prinsip berguru sambil bermain dan menyenangkan

E. RAMBU-RAMBU

1) Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester pada kelas yang sama
3) Kompetensi dasar yang tidak sanggup dipadukan, jangan dipaksakan, namun sanggup dibelajarkan melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
4) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
5) Setiap kegiatan pembelajaran hendaknya selalu mempergunakan alat peraga yang sesuai dengan tujuan
6) Judul maupun jumlah tema yang dipilih atau yang ditentukan oleh masing-masing sekolah, diubahsuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan tempat setempat
7) Agar pelaksanaan sanggup optimal, jumlah akseptor didik diubahsuaikan dengan jumlah guru di kelas


F. Implikasi Pembelajaran Tematik

Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai banyak sekali implikasi yang mencakup:

1. Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman berguru bagi anak, juga dalam menentukan kompetensi dari banyak sekali mata pelajaran dan mengaturnya semoga pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.


2) Implikasi bagi siswa

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif contohnya melaksanakan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

3) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber berguru dan media

Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh lantaran itu, dalam pelaksanaannya memerlukan banyak sekali sarana dan prasarana belajar. 
Pembelajaran ini perlu memanfaatkan banyak sekali sumber berguru baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber berguru yang tersedia di lingkungan yang sanggup dimanfaatkan (by utilization).
Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih sanggup memakai buku didik yang sudah ada ketika ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk memakai buku embel-embel khusus yang memuat materi didik yang terintegrasi


4)  Implikasi terhadap Pengaturan ruangan
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melaksanakan pengaturan ruang semoga suasana berguru menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
a) Ruang perlu ditata diubahsuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
b) Susunan dingklik akseptor didik sanggup berubah-ubah diubahsuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
c) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi sanggup duduk di tikar/karpet
d) Kegiatan hendaknya bervariasi dan sanggup dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
e) Dinding kelas sanggup dimanfaatkan untuk memajang hasil karya akseptor didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
f) Alat, sarana dan sumber  berguru hendaknya dikelola sehingga memudahkan akseptor didik untuk memakai dan menyimpannya kembali.


5) Implikasi terhadap Pemilihan metode
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan banyak sekali variasi kegiatan dengan memakai multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.


G. Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tematik


Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang meliputi kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan planning pelaksanaan pembelajaran.

1) Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh citra secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari banyak sekali mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:


a)   Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan klasifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam membuatkan indikator perlu memperhatikan hal-hal  sebagai berikut:
1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik akseptor didik
2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
3) Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau sanggup diamati


b) Menentukan tema
cara penentuan tema
1)   Dalam menentukan tema sanggup dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, memutuskan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru sanggup berafiliasi dengan akseptor didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Prinsip Penentuan tema
Dalam  memutuskan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
1)  Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
2)  Dari yang termudah menuju yang sulit
3)  Dari yang sederhana menuju yang kompleks
4)  Dari yang nyata menuju ke yang abstrak.
5)  Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
6)  Ruang lingkup tema diubahsuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya


c) Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan  identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.


2)  Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat  kaitan antara tema,  kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini sanggup dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema. 


3) Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.


4) Penyusunan Rencana Pembelajaran
Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun planning pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman berguru siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen planning pembelajaran tematik meliputi:
1)   Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
2)   Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.
3)   Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
4)   Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara nyata yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber berguru untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).
5)   Alat dan media yang dipakai untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber materi yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
6)   Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan dipakai untuk menilai pencapaian berguru akseptor didik serta tindak lanjut hasil penilaian).




H. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

1.   Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan memakai tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan yakni kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan epilog satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

a.   Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk membuat suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya semoga bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan yakni kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini sanggup dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak perihal tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang sanggup dilakukan yakni bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

b.   Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian materi pembelajaran dilakukan dengan memakai berbagai  strategi/metode yang bervariasi dan sanggup dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c.   Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan epilog yakni untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang sanggup dilakukan yakni menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan dongeng dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.


Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari sanggup dijabarkan menjadi:

Contoh 1:

Kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan
Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik

Kegiatan inti
Kegiatan untuk pengembangan membaca
Kegiatan untuk pengembangan menulis
Kegitan untuk pengembangan berhitung

Kegiatan penutup
Mendongeng atau membaca dongeng dari buku cerita











Contoh 2:
Kegiatan
Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan
Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melaksanakan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

Kegiatan inti
Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)
Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)
Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, contohnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar binatang hasil pengamatan

Kegoiatan penutup
Mendongeng
Pesan-pesan moral
Musik/menyanyi


Pengaturan Jadwal pelajaran
Untuk memudahkan manajemen sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran  pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu bantu-membantu menyusun Jadwal pelajaran.  Contoh jadwal yang sanggup dikembangkan adalah:


Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
7-7.35
Matematika

B. Indo
Mat
BI
Penjaskes
IPA
7.35-8.10
Matematika

B. Indo
Mat
BI
penjaskes
IPA
8.10-8.45
Matematika

B. Indo
Mat
KTK
P. Agama
mulok
8.45-9.00

Istirahat

9.00-9.35
B. Ind
Mat

IPS
KTK
P. Agama
mulok
9.35-10.10
B. Ind
Mat

IPS
KTK




I. Tahap Penilaian Pembelajaran Tematik

1) Pengertian Penilaian Pembelajaran Tematik

Penilaian dalam pembelajaran tematik yakni suatu perjuangan untuk mendapat banyak sekali informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh perihal proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui jadwal kegiatan belajar. 

2)  Tujuan  Penilaian Pembelajaran Tematik
Tujuan Penilaian pembelajaran tematik adalah:
1)   Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2)   Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahui kendala yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
3)   Memperoleh citra yang terang perihal perkembangan pengetahuan, keterampilan dan perilaku siswa
4)   Sebagai contoh dalam menentukan planning tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).

3) Prinsip Pembelajaran Tematik

1.  Penilaian di kelas I dan II mengikuti hukum evaluasi kepetangan pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara evaluasi di kelas I tidak ditekankan pada evaluasi secara tertulis.
2. Kemampuan  membaca, menulis dan  berhitung  merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh akseptor didik kelas I dan II. Oleh lantaran itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut yakni prasyarat untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari kepetangan pelajaran.
4. Penilaian dilakukan secara terus menerus  dan  selama  proses berguru mengajar berlangsung, contohnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
5. Hasil karya/kerja siswa sanggup dipakai sebagai materi masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.


4)  Alat Penilaian

Alat evaluasi sanggup berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal evaluasi yang lebih banyak dipakai yakni melalui sumbangan kiprah dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang kemudian dicatat pada sebuiah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis dipakai untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui  perihal penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka

Berikut yakni contoh evaluasi yang sanggup dilakukan guru:

A. Kewarganegaraan dan
Pengetahuan Sosial
: Tes Lisan

Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami
Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan
Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.

B. Bahasa Indonesia
: Perbuatan

Kelancaran membaca
Melafalkan kata
Melagukan/intonasi
Cara bertanya jawab
Tugas
Melengkapi kalimat

C. Ilmu Pengetahuan Alam
: Perbuatan

Mendemonstrasikan cara menggosok gigi


: Lisan

Menyebutkan cara memelihara gigi
Menjelaskan manfaat menggosok gigi


5)  Aspek Penilaian

Pada pembelajaran tematik evaluasi dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian evaluasi dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar  dan Indikator mata pelajaran.

Nilai tamat pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.
   


Sumber: Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal SD, Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasionalpusat Kurikulum



= Baca Juga =




Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...