Tentang Gaya Belajar Siswa: Definisi, Jenis, Cara Mengidentifikasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya - Salah satu faktor penting yang sanggup mensugesti hasil mencar ilmu siswa atau mensugesti mencar ilmu yakni gaya belajar. Setiap siswa tentu mempunyai gaya mencar ilmu yang yang unik. Manfaat yang sanggup dipetik oleh guru jikalau mengetahui gaya mencar ilmu siswa yang berbeda ini yakni sanggup membantu para guru dalam mengajar kepada semua siswa shingga hasil mencar ilmu akan lebih optimal.
Definisi Gaya Belajar
Gaya mencar ilmu merupakan cara seseorang dalam mendapatkan hasil mencar ilmu dengan tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. Banyak orang mendefinisikan gaya mencar ilmu dengan cara yang berbeda namun pada pada dasarnya sama. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning 110-111, gaya mencar ilmu yakni kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Sedangkan berdasarkan James dan Gardner dalam bukunya “Gaya belajar’ halaman 42 “gaya mencar ilmu yakni cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari”. Selanjutnya Dunn dan Dunn dalam bukunya Psikologi Pendidikan (Sugihartono: 2007:53 menjelaskan bahwa : “gaya mencar ilmu merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang lain”. Berati gaya mencar ilmu berafiliasi dengan cara anak belajar, serta cara mencar ilmu yang paling disukai. Menurut Nasution dalam bukunya Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (2009:94) gaya mencar ilmu yakni cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi,cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.
Beberapa Jenis Gaya mencar ilmu siswa
Secara realita jenis gaya mencar ilmu seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya mencar ilmu visual, auditori, dan kinetetik. Masing-masing gaya mencar ilmu terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi) (Didang, 2006).
Gaya mencar ilmu merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi taktik tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan mencar ilmu yang sesuai dengan tuntutan mencar ilmu di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).
Sedangkan dalam buku Quantum Learning, gaya mencar ilmu sesorang hanya dibagi dalam 3 jenis atau modalitas mencar ilmu seseorang yaitu : 1) gaya mencar ilmu atau 2) Gaya mencar ilmu atau modalitas visual; 2) Gaya mencar ilmu auditori atau kinestetik. Ketiga gaya mencar ilmu tersebut dikenal dengan istilah VAK. Dalam prakteknya masing-masing dari kita mencar ilmu dengan memakai ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Definisi Gaya Belajar
Gaya mencar ilmu merupakan cara seseorang dalam mendapatkan hasil mencar ilmu dengan tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. Banyak orang mendefinisikan gaya mencar ilmu dengan cara yang berbeda namun pada pada dasarnya sama. Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning 110-111, gaya mencar ilmu yakni kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Sedangkan berdasarkan James dan Gardner dalam bukunya “Gaya belajar’ halaman 42 “gaya mencar ilmu yakni cara yang kompleks dimana para siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari”. Selanjutnya Dunn dan Dunn dalam bukunya Psikologi Pendidikan (Sugihartono: 2007:53 menjelaskan bahwa : “gaya mencar ilmu merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang lain”. Berati gaya mencar ilmu berafiliasi dengan cara anak belajar, serta cara mencar ilmu yang paling disukai. Menurut Nasution dalam bukunya Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (2009:94) gaya mencar ilmu yakni cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi,cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.
Beberapa Jenis Gaya mencar ilmu siswa
Secara realita jenis gaya mencar ilmu seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya mencar ilmu visual, auditori, dan kinetetik. Masing-masing gaya mencar ilmu terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi) (Didang, 2006).
Gaya mencar ilmu merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi taktik tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan mencar ilmu yang sesuai dengan tuntutan mencar ilmu di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).
Sedangkan dalam buku Quantum Learning, gaya mencar ilmu sesorang hanya dibagi dalam 3 jenis atau modalitas mencar ilmu seseorang yaitu : 1) gaya mencar ilmu atau 2) Gaya mencar ilmu atau modalitas visual; 2) Gaya mencar ilmu auditori atau kinestetik. Ketiga gaya mencar ilmu tersebut dikenal dengan istilah VAK. Dalam prakteknya masing-masing dari kita mencar ilmu dengan memakai ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Gaya mencar ilmu visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman mata/penglihatan. Artinya, bukti-bukti positif harus diperlihatkan terlebih dahulu supaya siswa paham. Ciri-ciri siswa yang mempunyai gaya mencar ilmu visual yakni kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan juga menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Siswa dengan gaya mencar ilmu visual lebih gampang mengingat apa yang mereka lihat, ibarat bahasa tubuh/ekspresi muka gurunya, diagram, buku pelajaran bergambar dan video, sehingga mereka bisa mengerti dengan baik mengenai posisi/lokasi, bentuk, angka, dan warna. Siswa visual cenderung rapi dan teratur dan tidak terganggu dengan keributan yang ada, tetapi mereka sulit mendapatkan aba-aba verbal. Siswa yang mempunyai gaya mencar ilmu visual menangkap pelajaran lewat bahan bergambar. Selain itu, ia mempunyai kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap dilema artistik. Hanya saja biasanya ia mempunyai hambatan untuk berdialog secara eksklusif alasannya terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti tawaran secara verbal dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan. Ketajaman visual, lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri seseorang. Alasannya yakni bahwa “di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera lain”. Sedangkan berdasarkan objeknya “masalah penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat dalam dan melihat warna”.
a) Ciri-ciri gaya mencar ilmu visual :
1) Bicara agak cepat
2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3) Tidak gampang terganggu oleh keributan
4) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6) Pembaca cepat dan tekun
7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak terpelajar menentukan kata-kata
8) Lebih suka melaksanakan demonstrasi dari pada pidato
9) Lebih suka musik dari pada seni
10) Mempunyai dilema untuk mengingat aba-aba verbal kecuali jikalau ditulis, dan seringkali minta proteksi orang untuk mengulanginya
b) Strategi untuk mempermudah proses mencar ilmu anak visual :
1. Gunakan bahan visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Gaya mencar ilmu Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Gaya mencar ilmu auditori mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari telinga/pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya mencar ilmu auditorial sanggup mencar ilmu lebih cepat dengan memakai diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Siswa auditorial mempunyai kepekaan terhadap musik dan baik dalam kegiatan lisan, mereka berbicara dengan irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang lebar. Siswa dengan tipe gaya mencar ilmu ini gampang terganggu dengan keributan dan lemah dalam kegiatan visual. Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model ibarat ini harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai gaya mencar ilmu auditori sanggup mencar ilmu lebih cepat dengan memakai diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan “ketika kita membuat bunyi sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif”.
a. Ciri-ciri gaya mencar ilmu auditori :
1) Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2) Penampilan rapi
3) Praktis terganggu oleh keributan
4) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan goresan pena di buku ketika membaca
7) Biasanya ia pembicara yang fasih
8) Lebih terpelajar mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9) Lebih suka gurauan verbal daripada membaca komik
10) Mempunyai dilema dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11) Berbicara dalam irama yang terjadwal
12) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna bunyi
b) Strategi untuk mempermudah proses mencar ilmu anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca bahan pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan inspirasi dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam bahan pelajarannya ke dalam kaset dan dorong ia untuk mendengarkannyasebelum tidur.
3. Gaya mencar ilmu Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Gaya mencar ilmu kinestetik merupakan kegiatan mencar ilmu dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai keunikan dalam mencar ilmu yaitu selalu bergerak, kegiatan panca indera, dan menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk membisu berjam-jam alasannya impian mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mereka merasa bisa mencar ilmu lebih baik jikalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Siswa dengan tipe ini suka coba-coba dan umumnya kurang rapi serta lemah dalam kegiatan verbal.
a) Ciri-ciri gaya mencar ilmu kinestetik :
1) Berbicara perlahan
2) Penampilan rapi
3) Tidak terlalu gampang terganggu dengan situasi keributan
4) Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
7) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi andal dalam bercerita
8) Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan agresi dengan gerakan tubuh ketika membaca
9) Menyukai permainan yang menyibukkan
10) Tidak sanggup mengingat geografi, kecuali jikalau mereka memang pernah berada di kawasan itu
11) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung agresi
b) Strategi untuk mempermudah proses mencar ilmu anak kinestetik:
1. Jangan paksakan anak untuk mencar ilmu hingga berjam-jam.
2. Ajak anak untuk mencar ilmu sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak ia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sebetulnya untuk mencar ilmu konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada ketika belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk mencar ilmu sambil mendengarkan musik.
Cara Untuk Mengenal Atau Mengetahui Gaya Belajar Siswa
Cara untuk mengenal atau mengetahui gaya mencar ilmu siwa berdasarkan Wijaya Kusumah dalam http://www.gayabelajar.net bisa kita lakukan antara lain melalui:
1) Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik melalui penggunaan banyak sekali metode mencar ilmu mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya mencar ilmu auditori, gunakanlah metode ceramah secara umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih menonjol.
2) Dengan memperlihatkan kiprah kepada peserta didik untuk melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, contohnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, (1) yakni melaksanakan praktek eksklusif dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini sesudah melihat potongan-potongan yang ada; (2) yakni dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, gres mulai menyatukan; dan (3) yakni membaca petunjuk tertulis langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
3) Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya mencar ilmu ini biasanya memakai jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya mencar ilmu ini memakai metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya mencar ilmu semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengenal gaya mencar ilmu peserta didik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya mencar ilmu siswa
Menurut Rita Dunn dalam (Sugihartono, 2007) penggagas di bidang gaya mencar ilmu yang lain telah menemukan banyak variabel yang mensugesti Gaya mencar ilmu siswa, dianatranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang sanggup mencar ilmu dengan baik dalam cahaya yang terang, sedangkan yang lain gres sanggup mencar ilmu jikalau pencahayaan suram. Ada sebagian orang paling baik menuntaskan kiprah belajarnya dengan berkelompok, sedangkan yang lain lebih menentukan mencar ilmu sendiri alasannya dirasa lebih efektif. Sebagian orang menentukan mencar ilmu dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain tidak sanggup mencar ilmu kecuali jikalau dalam suasana sepi. Ada orang yang menentukan lingkungan kerjanya teratur dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya supaya semuanya sanggup terlihat.
Sedangkan berdasarkan David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati, Gaya mencar ilmu siswa dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman. Berdasarkan klarifikasi di atas, banyak faktor yang sanggup mensugesti cara dan gaya mencar ilmu siswa. Di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstern).
1) Faktor-faktor intern yang mensugesti gaya mencar ilmu siswa
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah meliputi dua bab yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan kuat pada kegiatan belajar. Proses mencar ilmu akan terganggu jikalau kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, gampang pusing, mengantuk bila badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh yakni sesuatu yang menjadikan kurang baik atau kurang tepat mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat tubuh demikian juga mensugesti kegiatan mencar ilmu seseorang.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mensugesti belajar. Faktor-faktor itu yakni intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada insan walaupun susah dipisahkan tetapi sanggup dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani sanggup dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh alasannya itu, perlu cara atau gaya mencar ilmu yang berbeda.
2) Faktor-faktor ekstern
a) Faktor keluarga
Seseorang yang mencar ilmu akan mendapatkan efek dari keluarga berupa cara orang tu a mendidik, kekerabatan antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang akan mensugesti cara atau gaya mencar ilmu siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, kekerabatan guru dengan siswa, kekerabatan siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan kekerabatan antara guru dengan siswa turut mensugesti cara atau gaya mencar ilmu siswa.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mensugesti terhadap gaya mencar ilmu siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mensugesti cara atau gaya mencar ilmu siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Pentingnya Mengetahui Gaya mencar ilmu Siswa
Pertama, guru. Dengan mengetahui gaya mencar ilmu peserta didiknya, guru bisa menentukan metode mengajar dan media pendidikan yang cocok bagi peserta didiknya. Dalam hal ini, dituntut kreativitas guru dalam memvariasikan metode mengajar dan dalam hal pemilihan media pendidikan. Dengan demikian, diharapkan perbedaan gaya mencar ilmu diantara peserta didik bisa diakomodir dengan baik.
Nasution (2003:115) menyatakan bahwa, banyak sekali macam metode mengajar telah banyak diterapkan dan diujicobakan kepada Siswa untuk memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik daripada metode mengajar yang lain. Jika banyak sekali metode mengajar telah ditetapkan dan tidak memperlihatkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang sanggup dilakukan oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran yaitu atas dasar pemahaman terhadap gaya mencar ilmu Siswa.
Bobbi dePorter dan Hernacki (2003: 110) menyebutkan bahwa mengetahui gaya mencar ilmu yang berbeda telah membantu para guru dimana pun untuk sanggup mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan memberikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda.
Kedua, orang tua. Bagi orang renta dengan mengetahui gaya mencar ilmu anaknya, memungkinkan bagi mereka untuk menyediakan akomodasi mencar ilmu yang sesuai dengan gaya mencar ilmu belum dewasa mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-buku serta gambar bagi anak dengan gaya mencar ilmu visual, menyediakan kaset-kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang bergaya mencar ilmu auditori, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang kecenderungan bergaya mencar ilmu kinestetik.
Ketiga, peserta didik. Dengan mengetahui gaya mencar ilmu sendiri, peserta didik bisa membuat suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu dengan menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi mencar ilmu peserta didik bisa meningkat.
Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com
a) Ciri-ciri gaya mencar ilmu visual :
1) Bicara agak cepat
2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3) Tidak gampang terganggu oleh keributan
4) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6) Pembaca cepat dan tekun
7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak terpelajar menentukan kata-kata
8) Lebih suka melaksanakan demonstrasi dari pada pidato
9) Lebih suka musik dari pada seni
10) Mempunyai dilema untuk mengingat aba-aba verbal kecuali jikalau ditulis, dan seringkali minta proteksi orang untuk mengulanginya
b) Strategi untuk mempermudah proses mencar ilmu anak visual :
1. Gunakan bahan visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Gaya mencar ilmu Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Gaya mencar ilmu auditori mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari telinga/pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya mencar ilmu auditorial sanggup mencar ilmu lebih cepat dengan memakai diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Siswa auditorial mempunyai kepekaan terhadap musik dan baik dalam kegiatan lisan, mereka berbicara dengan irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang lebar. Siswa dengan tipe gaya mencar ilmu ini gampang terganggu dengan keributan dan lemah dalam kegiatan visual. Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model ibarat ini harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai gaya mencar ilmu auditori sanggup mencar ilmu lebih cepat dengan memakai diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa kita sadari. Dan “ketika kita membuat bunyi sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita menjadi aktif”.
a. Ciri-ciri gaya mencar ilmu auditori :
1) Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
2) Penampilan rapi
3) Praktis terganggu oleh keributan
4) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan goresan pena di buku ketika membaca
7) Biasanya ia pembicara yang fasih
8) Lebih terpelajar mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9) Lebih suka gurauan verbal daripada membaca komik
10) Mempunyai dilema dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11) Berbicara dalam irama yang terjadwal
12) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna bunyi
b) Strategi untuk mempermudah proses mencar ilmu anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca bahan pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan inspirasi dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam bahan pelajarannya ke dalam kaset dan dorong ia untuk mendengarkannyasebelum tidur.
3. Gaya mencar ilmu Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Gaya mencar ilmu kinestetik merupakan kegiatan mencar ilmu dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai keunikan dalam mencar ilmu yaitu selalu bergerak, kegiatan panca indera, dan menyentuh. Pembelajar ini sulit untuk duduk membisu berjam-jam alasannya impian mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mereka merasa bisa mencar ilmu lebih baik jikalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Siswa dengan tipe ini suka coba-coba dan umumnya kurang rapi serta lemah dalam kegiatan verbal.
a) Ciri-ciri gaya mencar ilmu kinestetik :
1) Berbicara perlahan
2) Penampilan rapi
3) Tidak terlalu gampang terganggu dengan situasi keributan
4) Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
7) Merasa kesulitan untuk menulis tetapi andal dalam bercerita
8) Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan agresi dengan gerakan tubuh ketika membaca
9) Menyukai permainan yang menyibukkan
10) Tidak sanggup mengingat geografi, kecuali jikalau mereka memang pernah berada di kawasan itu
11) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung agresi
b) Strategi untuk mempermudah proses mencar ilmu anak kinestetik:
1. Jangan paksakan anak untuk mencar ilmu hingga berjam-jam.
2. Ajak anak untuk mencar ilmu sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak ia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sebetulnya untuk mencar ilmu konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada ketika belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk mencar ilmu sambil mendengarkan musik.
Cara Untuk Mengenal Atau Mengetahui Gaya Belajar Siswa
Cara untuk mengenal atau mengetahui gaya mencar ilmu siwa berdasarkan Wijaya Kusumah dalam http://www.gayabelajar.net bisa kita lakukan antara lain melalui:
1) Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik melalui penggunaan banyak sekali metode mencar ilmu mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta didik yang mempunyai gaya mencar ilmu auditori, gunakanlah metode ceramah secara umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih menonjol.
2) Dengan memperlihatkan kiprah kepada peserta didik untuk melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, contohnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, (1) yakni melaksanakan praktek eksklusif dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini sesudah melihat potongan-potongan yang ada; (2) yakni dengan melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, gres mulai menyatukan; dan (3) yakni membaca petunjuk tertulis langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
3) Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya mencar ilmu ini biasanya memakai jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya mencar ilmu ini memakai metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya mencar ilmu semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengenal gaya mencar ilmu peserta didik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya mencar ilmu siswa
Menurut Rita Dunn dalam (Sugihartono, 2007) penggagas di bidang gaya mencar ilmu yang lain telah menemukan banyak variabel yang mensugesti Gaya mencar ilmu siswa, dianatranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang sanggup mencar ilmu dengan baik dalam cahaya yang terang, sedangkan yang lain gres sanggup mencar ilmu jikalau pencahayaan suram. Ada sebagian orang paling baik menuntaskan kiprah belajarnya dengan berkelompok, sedangkan yang lain lebih menentukan mencar ilmu sendiri alasannya dirasa lebih efektif. Sebagian orang menentukan mencar ilmu dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain tidak sanggup mencar ilmu kecuali jikalau dalam suasana sepi. Ada orang yang menentukan lingkungan kerjanya teratur dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya supaya semuanya sanggup terlihat.
Sedangkan berdasarkan David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati, Gaya mencar ilmu siswa dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman. Berdasarkan klarifikasi di atas, banyak faktor yang sanggup mensugesti cara dan gaya mencar ilmu siswa. Di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstern).
1) Faktor-faktor intern yang mensugesti gaya mencar ilmu siswa
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah meliputi dua bab yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Faktor kesehatan kuat pada kegiatan belajar. Proses mencar ilmu akan terganggu jikalau kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, gampang pusing, mengantuk bila badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh yakni sesuatu yang menjadikan kurang baik atau kurang tepat mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat tubuh demikian juga mensugesti kegiatan mencar ilmu seseorang.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mensugesti belajar. Faktor-faktor itu yakni intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada insan walaupun susah dipisahkan tetapi sanggup dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani sanggup dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh alasannya itu, perlu cara atau gaya mencar ilmu yang berbeda.
2) Faktor-faktor ekstern
a) Faktor keluarga
Seseorang yang mencar ilmu akan mendapatkan efek dari keluarga berupa cara orang tu a mendidik, kekerabatan antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang akan mensugesti cara atau gaya mencar ilmu siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, kekerabatan guru dengan siswa, kekerabatan siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan kekerabatan antara guru dengan siswa turut mensugesti cara atau gaya mencar ilmu siswa.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mensugesti terhadap gaya mencar ilmu siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mensugesti cara atau gaya mencar ilmu siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Pentingnya Mengetahui Gaya mencar ilmu Siswa
Pertama, guru. Dengan mengetahui gaya mencar ilmu peserta didiknya, guru bisa menentukan metode mengajar dan media pendidikan yang cocok bagi peserta didiknya. Dalam hal ini, dituntut kreativitas guru dalam memvariasikan metode mengajar dan dalam hal pemilihan media pendidikan. Dengan demikian, diharapkan perbedaan gaya mencar ilmu diantara peserta didik bisa diakomodir dengan baik.
Nasution (2003:115) menyatakan bahwa, banyak sekali macam metode mengajar telah banyak diterapkan dan diujicobakan kepada Siswa untuk memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran. Pada kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik daripada metode mengajar yang lain. Jika banyak sekali metode mengajar telah ditetapkan dan tidak memperlihatkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang sanggup dilakukan oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran yaitu atas dasar pemahaman terhadap gaya mencar ilmu Siswa.
Bobbi dePorter dan Hernacki (2003: 110) menyebutkan bahwa mengetahui gaya mencar ilmu yang berbeda telah membantu para guru dimana pun untuk sanggup mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan memberikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda.
Kedua, orang tua. Bagi orang renta dengan mengetahui gaya mencar ilmu anaknya, memungkinkan bagi mereka untuk menyediakan akomodasi mencar ilmu yang sesuai dengan gaya mencar ilmu belum dewasa mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-buku serta gambar bagi anak dengan gaya mencar ilmu visual, menyediakan kaset-kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang bergaya mencar ilmu auditori, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang kecenderungan bergaya mencar ilmu kinestetik.
Ketiga, peserta didik. Dengan mengetahui gaya mencar ilmu sendiri, peserta didik bisa membuat suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu dengan menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi mencar ilmu peserta didik bisa meningkat.
No comments:
Post a Comment