Contoh Latar Belakang PTK : Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas III SD Nasrani Onekore 1 Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende” - Pengajaran matematika di Indonesia sudah mulai semenjak tahun 1973 ketika pemerintah mengganti pengajaran berhitung di SD dengan matematika. Sejak ketika itu matematika menjadi mata pelajaran wajib. Seiring dengan penerapan pengajaran matematika di sekolah pemerintah telah melaksanakan banyak sekali perjuangan untuk menjamin keberhasilan penerima didik. Matematika juga sanggup menjadikan penerima didik menjadi insan yang sanggup berfikir secara logis, kritis dan percaya diri. Tetapi matematika sering dirasakan sulit oleh penerima didik sehingga cenderung tidak disenangi anak. Bahkan tidak jarang anak yang memandang pelajaran matematika sebagai momok yang menakutkan. Meskipun ada sebagian penerima didik yang menyenanginya, tetapi selalu saja ada penerima didik yang menganggap matematika itu menyerupai sebagai monster yang angker yang merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami dan seringkali disebut dengan istilah diskalkulah yang berarti kesulitan berguru matematika. Hal ini sanggup dilihat dari daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan nilai ujian selesai nasional yang belum sesuai dengan impian guru dan penerima didik, (Mohamad Asrori, 2011 : 241).
Dalam pembelajaran matematika diharapkan semoga penerima didik bisa menguasai dan memahami teori, konsep dan penerapannya, sehingga konsep-konsep yang menjadi dasar ilmu harus diberikan kepada penerima didik secara benar. Mentransfer konsep melalui info atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang terperinci secara keseluruhan malah mungkin akan menimbulkan salah konsep. Untuk itu diharapkan interaksi mengajar yang baik antara guru dengan penerima didik dalam proses berguru mengajar.
Agar terjalin komunikasi dan interaksi yang baik antar guru dengan penerima didik, maka seorang guru harus memperhatikan kesiapan intelektual penerima didik serta pemilihan model dan media pembelajaran yang sempurna dalam proses berguru mengajar.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai perjuangan dasar dan bersiklus untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran sehingga penerima didik secara aktif membuatkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sopan santun mulia, serta keterampilan yang diharapkan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Keberhasilan penerima didik dalam berguru tergantung pada cara penyajian bahan pembelajaran, media pembelajaran dan metode mengajar yang dipakai oleh guru pada proses berguru mengajar. Banyak macam media pembelajaran yang dipakai dalam menyajikan suatu bahan pelajaran. Salah satu cara penyajian bahan pelajaran yang diharapkan sanggup meningkatkan prestasi berguru penerima didik Kelas III SDK Onekore I yakni dengan memakai alat peraga sedotan pada bahan operasi penjumlahan.
Alasan peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik yakni tingkat perkembangan berpikir penerima didik Kelas III SDK Onekore 1, berdasarkan Piaget anak seumur 7 – 12 tahun berada pada tingkat operasi konkret, belum bisa melaksanakan operasi yang kompleks, maka memerlukan pinjaman memanipulasi benda kasatmata (alat peraga).
Dalam penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik, pembelajaran dirasakan akan lebih efektif dan berhasil dari pada memakai metode ceramah/informasi terutama bagi penerima didik yang daya ingatannya kurang dalam berguru alasannya yakni banyaknya bahan yang harus diterima di sekolah, selain itu dengan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik ada keasyikan tersendiri dalam berguru sehingga penerima didik akan tertarik dan gampang untuk menerima, mengerti dan memahami pelajaran yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul: “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas III SD Nasrani Onekore 1 Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende”.
Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com
Dalam pembelajaran matematika diharapkan semoga penerima didik bisa menguasai dan memahami teori, konsep dan penerapannya, sehingga konsep-konsep yang menjadi dasar ilmu harus diberikan kepada penerima didik secara benar. Mentransfer konsep melalui info atau ceramah belum tentu menghasilkan konsep yang terperinci secara keseluruhan malah mungkin akan menimbulkan salah konsep. Untuk itu diharapkan interaksi mengajar yang baik antara guru dengan penerima didik dalam proses berguru mengajar.
Agar terjalin komunikasi dan interaksi yang baik antar guru dengan penerima didik, maka seorang guru harus memperhatikan kesiapan intelektual penerima didik serta pemilihan model dan media pembelajaran yang sempurna dalam proses berguru mengajar.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai perjuangan dasar dan bersiklus untuk mewujudkan suasana berguru dan proses pembelajaran sehingga penerima didik secara aktif membuatkan potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sopan santun mulia, serta keterampilan yang diharapkan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Keberhasilan penerima didik dalam berguru tergantung pada cara penyajian bahan pembelajaran, media pembelajaran dan metode mengajar yang dipakai oleh guru pada proses berguru mengajar. Banyak macam media pembelajaran yang dipakai dalam menyajikan suatu bahan pelajaran. Salah satu cara penyajian bahan pelajaran yang diharapkan sanggup meningkatkan prestasi berguru penerima didik Kelas III SDK Onekore I yakni dengan memakai alat peraga sedotan pada bahan operasi penjumlahan.
Alasan peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik yakni tingkat perkembangan berpikir penerima didik Kelas III SDK Onekore 1, berdasarkan Piaget anak seumur 7 – 12 tahun berada pada tingkat operasi konkret, belum bisa melaksanakan operasi yang kompleks, maka memerlukan pinjaman memanipulasi benda kasatmata (alat peraga).
Dalam penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik, pembelajaran dirasakan akan lebih efektif dan berhasil dari pada memakai metode ceramah/informasi terutama bagi penerima didik yang daya ingatannya kurang dalam berguru alasannya yakni banyaknya bahan yang harus diterima di sekolah, selain itu dengan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik ada keasyikan tersendiri dalam berguru sehingga penerima didik akan tertarik dan gampang untuk menerima, mengerti dan memahami pelajaran yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul: “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas III SD Nasrani Onekore 1 Kecamatan Ende Tengah Kabupaten Ende”.
No comments:
Post a Comment