Salah satu periode penting dalam sejarah perubahan di masyarakat pada umumnya dan tugas perempuan ialah selama industrialisasi dunia, yang dimulai di Inggris selama Revolusi Industri / Machine Age. (Tanggal masih hangat diperdebatkan, tetapi diperkirakan mulai dari tahun 1740 hingga 1850).
Namun hingga hari ini masih saja ada pekerja perempuan yang mempertaruhkan hidup mereka bekerja di tambang, setiap harinya mereka berhadapan pribadi pada resiko kecelakaan/bencana akhir tidak mengutamakan keselamatan dalam bekerja.
Kalau di Indonesia pekerja perempuan sanggup dilihat dipendulangan intan di Cempaka, Martapura, mendulang dengan mengggunakan peralatan seadanya tanpa menghiraukan keselamatan dan imbas pada kesehatan diri mereka.
Sedangkan bila di luar negeri misalnya ada di Munshiganj, Bangladesh. Para pekerja perempuan menghabiskan hari-harinya dengan menyekop dan memilah-milah limbah dari kerikil bara. Dengan hanya mengunakan sekop dan sebuah alat penyaring, menyerupai terlihat pada Gambar dibawah ini.
Dikutip dari situs isu online Daily Mail, pada selasa 9 Desember 2014, wanita-wanita itu bekerja tanpa pelindung apa pun dan tak jarang bekerja tidak mengenakan ganjal kaki.
Mereka semua melaksanakan pekerjaan kotor dan penuh resiko setiap harinya, salah satu jadinya sanggup mengakibatkan banyak sekali persoalan kesehatan, mulai dari penyakit pernafasan hingga penyakit yang lebih parah sanggup diderita seumur hidup.
Dilaporkan para perempuan itu, hanya mendapat sembilan euro, atau sekitar Rp137.253 (1 EUR = Rp15.250) dalam seminggu. Tak jarang, alasannya ialah banyaknya jumlah abu beracun yang mereka hirup, banyak di antara mereka memutuskan untuk berhenti sesudah menderita penyakit paru-paru.
Sumber foto: Daily Mail
Sumber http://learnmine.blogspot.com
No comments:
Post a Comment