- Baca Juga (Contoh Pembuatan Makalah), (Contoh Kata Pengantar Makalah), (Contoh Latar Belakang Makalah), (Cara Praktis Membuat Cover Makalah)
Latar belakang ialah dasar atau titik tolak untuk memperlihatkan kemudahan kepada pembaca atau pendengar memahami isi dari latar belakang permasalahan yang ingin kita bahas, sampaikan dan kita tuangkan dalam bentuk makalah. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin, kalimat/kata-kata yang gampang dimengerti dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.
Beberapa hal yang terdapat dalam latar belakang adalah:
1. Kondisi ideal meliputi keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi. Kondisi ideal ini biasa dituangkan dalam bentuk visi dan misi yang ingin diraih.
2. Kondisi nyata merupakan kondisi yang terjadi dikala ini. Biasa menceritakan perbedaan situasi antara kondisi dikala ini dengan kondisi yang dicita-citakan terjadi.
3. Solusi merupakan saran singkat atau penawaran penyelesaian terhadap persoalan yang dialami sebelum melangkah lebih lanjut ke pokok bahasan.
Selain itu, latar belakang sanggup pula mengandung perbandingan dan penyempurnaan atas goresan pena mengenai topik yang sama sebelumnya.
Berikut ini ada beberapa contoh latar belakang pembuatan makalah / skripsi:
A. CONTOH LATAR BELAKANG MAKALAH
1. Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya insan bangsa kita. Kualitas hidup bangsa sanggup meningkat jikalau ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat berguru sanggup terbentuk jikalau mempunyai kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka terang buku tidak sanggup dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan penggalan yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.
Judul makalah ini sengaja dipilih lantaran menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat pinjaman dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
2. Makalah Perencanaan Pembelajaran
Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat diharapkan oleh setiap individu. Karena dengan melaksanakan sebuah kegiatan pembelajaran ini maka individu tersebut akan sanggup berkembang dengan baik. Ketika kita membicarakan ihwal kegiatan pembelajaran ini maka kita mungkin akan pribadi mengarahkan pandangan kita pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Terlintas pandangan kita, bagaimana kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut sanggup berjalan dengan efektif?.
Tentunya untuk mendapat sebuah kegiatan pembelajaran yang efektif ini memerlukan banyak komponen yang harus diperhatikan. Beberapa di antaranya ialah mengenai tenaga pendidik, para akseptor didik, media pembelajaran, bahan pembelajaran, seni administrasi pembelajaran dan perencanaan kegiatan pembelajaran. Komponen yang saya sebutkan tersebut masing-masing harus sanggup dipakai secara maksimal supaya proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung sanggup berjalan dengan efektif.
Salah satu elemen terpenting dalam sebuah kegiatan pembelajaran ialah adanya sebuah perencanaan pembelajaran yang baik. Selama ini ketika kita melihat pada kenyataan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, maka mungkin yang akan memenuhi benak kita ialah ihwal bagaimana kekurangmatangan perencanaan kegiatan pembelajaran di sekolah yang jadinya mengakibatkan sebuah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tidak efektif. Dan jadinya para akseptor didik kurang sanggup maksimal dikala mengalami proses kegiatan pembelajaran di kawasan tersebut.
Berdasarkan pola kasus tersebutlah maka sangat diharapkan sebuah perencanaan pembelajaran yang matang dan baik supaya sebuah kegiatan pembelajaran sanggup berlangsung secara maksimal. Dan hal ini bukan hanya perlu untuk diperhatikan oleh seorang yang bergerak dalam bidang pendidikan saja tetapi juga meliputi seluruh elemen yang terlibat di dalam sebuah kegiatan pembelajaran tersebut.
Jika perencanaan kegiatan pembelajaran ini sanggup berjalan dengan baik dan menghasilkan sebuah perencanaan pembelajaran yang benar-benar matang. Maka akan banyak sekali manfaat yang sanggup diperoleh darinya. Yang pertama ialah mengenai semakin mudahnya para tenaga pendidik dalam memberikan bahan pembelajaran kepada para akseptor didiknya lantaran apa yang akan dilakukan oleh tenaga pendidik dalam sebuah kegiatan pembelajaran telah terjadwal secara sistematis dan jelas. Juga bagi para akseptor didik yang akan lebih gampang memahami kronologis kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung sehingga pencapaian sasaran pembelajaran pun sanggup diukur.
B. CONTOH LATAR BELAKANG SKRIPSI
1. Contoh Latar Belakang Skripsi
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, alasannya ialah dengan pendidikan insan sanggup mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Oleh lantaran itu, dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multi kompetensi insan harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran hendaknya bisa berbagi kemampuan dan membentuk tabiat insan sehingga tercipta pendidikan yang berkualitas.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang membuat orang belajar. Setiap proses pembelajaran tersebut, peranan guru selaku pendidik bertugas membantu akseptor didik supaya sanggup berguru dengan baik dan mudah. Di samping itu, siswa selaku akseptor didik berusaha untuk mencari informasi, memecahkan masalah, dan mengemukakan pendapatnya. Inti dari proses pendidikan ialah proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Dengan demikian, perbaikan mutu pendidikan harus dimulai dengan menata dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Proses pembelajaran yang berkualitas sanggup tercipta apabila siswa dan guru berperan aktif di dalamnya. Siswa dan guru berinteraksi dalam suatu kegiatan yang disebut dengan pembelajaran serta berlangsung dalam proses pembelajaran. Upaya mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien maka pengajar hendaknya bisa mewujudkan sikap mengajar secara sempurna supaya bisa mewujudkan sikap berguru siswa melalui interaksi pembelajaran yang efektif dalam proses pembelajaran yang kondusif. Oleh lantaran itu, salah satu perjuangan yang sanggup dilakukan guru ialah merencanakan dan memakai model pembelajaran yang sanggup mengkondisikan siswa supaya berguru secara aktif. Salah satu model pembelajaran yang sanggup mengaktifkan siswa ialah model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Model PAKEM merupakan salah satu dari model pembelajaran aktif (Active Learning) yang mulai dikembangkan pada tahun 1999 hingga kini di Indonesia. Awal mula istilah PAKEM muncul dari istilah AJEL (Active Joyful an Effective Learning). Untuk pertama kalinya, di Indonesia pada tahun 1999 dikenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan). Namun seiring dengan perkembangan kegiatan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) di Indonesia pada tahun 2002, istilah PEAM diganti menjadi PAKEM, yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Seiring dengan berjalannya waktu serta tuntutan dalam dunia pendidikan, maka model PAKEM ini mulai dikembangkan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) supaya proses pembelajaran semakin maju, lebih efisien dan efektif sehingga tujuan dalam pembelajaran sanggup tercapai dengan baik. Pada dasarnya kiprah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam PAKEM berfungsi sebagai media yang dipakai untuk membantu proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini guru memakai peranti laptop atau Personal Computer, proyektor, internet serta software media presentasi.
Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta memanfaatkan perangkat TIK dalam pembelajaran ditegaskan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.78 Tahun 2009 ihwal Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di dalam Bab II. Standar Penyelenggaraan, Bagian Ketiga mengenai Standar Penyelenggaraan, dalam Pasal 5 ayat 2 menyebutkan bahwa “Proses Pembelajaran sebagaimana dimaksud ayat (1) menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, aktif , kreatif, efektif, menyenangkan dan kontekstual”. Sejalan dengan peraturan tersebut siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dan guru sebagai fasilitator dan motivator dituntut untuk membuat kondisi yang efektif dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi pada kelas X TKJ di Sekolah Menengah kejuruan XXXXXXXXXX diperoleh citra kondisi siswa dikala proses pembelajaran berlangsung, terkhususnya pada mata pelajaran Produktif TKJ. Setelah melaksanakan observasi di seluruh kelas X TKJ, ternyata di kelas X TKJ X ditemukan fakta bahwa dalam proses pembelajaran, guru telah memakai model pembelajaran aktif dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab. Akan tetapi selama proses pembelajaran berlangsung terutama pada dikala tanya jawab, teramati hanya beberapa dari siswa yang aktif. Sedangkan siswa yang lain sibuk dengan kegiatannya masing-masing yang tidak ada sangkut pautnya dengan bahan yang diajarkan. Saat diberi kesempatan untuk bertanya, siswa hanya berbisik-bisik dengan temannya, bahkan sebagian besar hanya diam. Sedangkan dikala diberi kesempatan untuk menjawab, siswa akan menjawab secara bahu-membahu dan seorang siswa akan menjawab suatu pertanyaan apabila ditunjuk pribadi oleh guru. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Selain mengadakan observasi, diadakan juga wawancara dengan beberapa siswa. Berdasarkan hasil wawancara ditemukan faktor mengakibatkan siswa kurang perhatian dalam penyampaian bahan ialah metode pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran tidak bervariasi dan tidak efektif sehingga menimbulkan kejenuhan siswa dan pemahaman menjadi kurang optimal.
Melihat permasalahan yang ada pada kelas X TKJ X di Sekolah Menengah kejuruan XXXXXXXXXX, maka penelitian ini berusaha memperlihatkan solusi untuk meningkatkan hasil berguru yaitu dengan menerapkan model PAKEM berbasis TIK dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran ini diharapkan bisa meningkatkan hasil berguru siswa pada mata pelajaran produktif TKJ lantaran di dalam prosesnya model PAKEM tidak hanya membuat siswa aktif, tetapi model ini juga bisa mengoptimalkan kreativitas yang ada dalam diri siswa. Sedangkan guru dalam PAKEM diwajibkan bisa mengaktifkan siswa dan mengoptimalkan kreativitas melalui penggunaan metode dan media pembelajaran bervariasi sehingga tercipta proses pembelajaran efektif dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul : “Penerapan Model PAKEM Berbasis TIK Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Produktif TKJ Siswa Kelas X TKJ X di Sekolah Menengah kejuruan XXXXXXXXX”.
2. Contoh Latar Belakang Skripsi
Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan jaman dikala ini menuntut adanya sumber daya insan yang berkualitas sehingga bisa bersaing dengan negara lain yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat peniting dalam membuat sumber daya insan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualiats akan besar lengan berkuasa pada kemajuan diberbagai bidang. Di samping mengusahakan pendidikan yang berkualitas, pemerintah perlu melakuakn perataan pendidikan dasar badi setiap Warga Negara Indonesia, supaya bisa berperan serta dalam memajukan kehidupan bangsa.
Pendidian merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan sanggup dibuat insan yang berkualitas, ibarat yang disebutkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi berbagi kemampuan dan membentuk tabiat ibarat peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi akseptor didik supaya menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Demikian juga halnya dengan dunia pendidikan yang terdapat banyak persaingan-persaingan siswa dalam belajar. Hal tersebut terjadi lantaran para siswa menginginkan presatsi berguru yang lebih baik dari teman-temannya. Prestasi berguru ialah hasil berguru yang dicapai siswa selama mengikuti pelajaran pada periode tertentu dalam suatu forum pendidikan di mana hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol lainnya.
Prestasi berguru akuntansi ialah suatu kemampuan siswa dalam menguasai pengetahuan akuntansi, sikap, ketrampilan, baik mempelajari, memahami dan bisa mengerjakan atau menjawab pertanyaan yang berafiliasi dengan kauntansi ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.
Prestasi berguru akuntansi yang diperoleh siswa sanggup diukur secara pribadi dengan test dan dapt dihitung hasilnya. Prestasi berguru akuntansi tidak hanya memperlihatkan informasi mengenai kemnajuan siswa umum ihwal kemajuan kegiatan pendidikan di sekolah dalam mata pelajaran akuntansi.
Dalam proses berguru mengajar akuntansi kelas XI Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bambanglipuro mengalami persoalan dalam berguru yang berakibat pada rendahnya prestasi berguru akuntansi. Meskipun tidak semua siswa mengalami hal tersebut. Karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Untuk meningkatkan prestasi berguru akuntansi yang sesuai dengan harapan, pihak sekolah telah mengupayakan banyak sekali usaha. Pihak sekolah telah berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses berguru mengajar. Hali ini dilakukan dengan meningkatkan kemampuan akademis guru, kemampuan manajerial, kemampuan memperlihatkan bahan dan kemampuan berorientasi kepada siswa. Namun terkadang prestasi berguru akuntansi yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui hal tersebut perlu ditelusuri faktor-faktor yang sanggup mempengaruhi prestasi berguru akuntansi.
Prestasi berguru akuntansi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi prestasi berguru akauntansi secara umum sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu: Pertama, faktor intern atau berasal dari dalam diri siswa meliputi fakrtor jasmani dan psikologis. Faktor jasmani terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan. Kedua, faktor ekstern atau faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain: factor keluarga meliputi cara orangtua mendidik, sosal ekonomi, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Siswa sebagai faktor utama dalam kegiatan berguru di sekolah. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga mengakibatkan perbedaan dalam meningkatkan prestasi belajar. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan munculnya siswa yang mempunyai prestasi tinggi, sedang atau rendah. Demikian pula pada Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bambanglipuro, prestasi berguru akuntansi yang dimiliki siswa kelas XI jurusan IPS juga berbeda-beda. Salah satu faktor yang diduga besar lengan berkuasa besar yaitu status sosial ekonomi. Status sosial ekonomi orang renta berperan penting dalam mendukung prestasi berguru akuntansi siswa. Menurut Dimyati Mahmud (1998:101), “Status sosial ekonomi orang renta meliputi tingkat pendapatan, tingkat penghasilan, jenis pekerjaan, jabatan orangtua, akomodasi khusus dan barang-barang berharga yang ada di rumah ibarat radio, tv, almari es, dll. Di Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bambanglipuro berdasarkan observasi masih terdapat siswa yang berasal dari golongan status sosial ekonomi rendah. Hal ini sanggup dilihat dari pendidikan orang renta dan penghasilan orangtua. Sebagian besar pekerjaan oaring renta siswa kelas XI jurusan IPS Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bambanglipuro sebagai buruh, petani atau pegawai swasta, meskipun juga ada yang berasal dari golongan status sosial ekonomi tinggi. Siswa yang berasal dari golongan sosial ekonomi tinggi akan banyak mendapat fasilitas, sarana dan perhatian dalam belajarnya. Adanya akomodasi berguru mengajar yang memadai akan mendukung proses berguru siswa sehingga memungkinkan prestasi berguru siswa tinggi. Sebaliknya siswa yang berasal dari golongan status sosial ekonomi rendah, memungkinkan anak mengalami kesulitan-kesulitan dalam berguru lantaran kurangya pinjaman moral maupun material orang renta sehingga ada kecenderungan prestasi berguru anaknya rendah.
Faktor dari luar siswa yang sanggup mempengaruhi prestasi berguru akuntansi ialah lingkungan berguru siswa. Lingkungan berguru siswa baik yang bersifat fisik maupun sosial termasuk di dalamya yaitu lingkuang keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan alam, lingkungan sekolah mempunyai kiprah yang besar dalam mendukung proses berguru di rumah. Tersedianya kawasan berguru khusus, alat-alat belajar, penerangan yang cukup, perhatian dari orang tua, serta suasana rumah yang damai akan memperlihatkan efek positif terhadap proses berguru siswa. Siswa akan mempunyai semangat dan damai dalam berguru sehingga prestasi belajarnya akan tinggi.
Prestasi berguru akuntansi tidak akan pernah dihasilkan oleh seseorang bila orang tersebut tidak melaksanakan perjuangan untuk memperbaikinya. Sehingga untuk meningkatkan prestasi tersebut pihak sekolah telah berupa dalam banyak sekali hal. Namun upaya tersebut berbenturan dengan alokasi waktu yang di menetapkan untuk pelajaran akuntansi pada sekolah SMA. Pada Sekolah Menengan Atas 1 Bambanglipuro alokasi waktu yang diberikan untuk pelajaran akuntansi bagi kelas XI IPS ialah 4 jam pelajaran utuk setiap minggu. Waktu tersebut dirasa sangat kurang dibandingkan dengan bahan yang harus dikuasai para siswa.
Frekuensi berguru merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan prestasi berguru siswa, khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. Dalam proses berguru mengajar, tanpa adaya keaktifan anak berguru tidak akan mencapai hasil yang ma ksimal. Sering dijumpai pada individu yang malas berguru jikalau tidak ada ulangan atau jikalau tidak ada kiprah dari sekolah. Di samping itu, individu yang kurang mempunyai keinginan untuk berbagi potensi kreatif yang ada dalam dirinya. Hal ini tampak terjadi pada dikala proses berguru mengajar berlangsung. Siswa kurang efektif dan responsif terhadap bahan yang disampaikan. Kondisi semacam ini menjadikan siswa lebih banyak tergantung pada pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Sekolah Menengan Atas Negeri 1 Bambanglipuro Tahun Ajaran 2011/2012”.
Sumber http://learnmine.blogspot.com
No comments:
Post a Comment