Monday, September 18, 2017

√ Ciri-Ciri Pembelajaran Matematika Di Sd

Ciri-ciri Pembelajaran Matematika di SD – Anak usia sekolah dasar tentu berbeda dengan orang dewasa. Perbedaan karakteristik penerima didik jenjang sekolah dasar dan jenjang yang lebih tinggi kuat pada perbedaan ciri pembelajaran matematika di sekolah dasar. Berikut ini beberapa ciri pembelajaran matematika di sekolah dasar.

1. Pembelajaran matematika memakai metode spiral.

Pendekatan spiral dalam pembelajaran matematika merupakan pendekatan dimana pembelajaran konsep atau suatu topik matematika selalu mengkaitkan atau menghubungkan dengan topik sebelumnya. Topik sebelumnya sanggup menjadi prasyarat untuk sanggup memahami dan mempelajari suatu topik matematika. Topik gres yang dipelajari merupakan pendalaman dan ekspansi dari topik sebelumnya. Pemberian konsep dimulai dengan benda-benda konkrit kemudian konsep itu diajarkan kembali dengan bentuk pemahaman yang lebih abnormal dengan memakai notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika.

2. Pembelajaran matematika sedikit demi sedikit

Materi pelajaran matematika diajarkan secara sedikit demi sedikit yakni dimulai dari konsep konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Selain itu pembelajaran matematika dimulai dari yang konkret, ke semi positif dan jadinya kepada konsep abstrak. Untuk mempermudah siswa memahami objek matematika maka benda-benda konkrit dipakai pada tahap konkrit, kemudian ke gambar-gambar pada tahap semi konkrit dan jadinya ke simbol-simbol pada tahap abstrak.

Contoh : Seorang guru yang akan mengajar mengenai perkalian bilangan cacah di kelas 2, maka sanggup memperlihatkan pemahaman arti perkalian dengan memakai benda-benda konkrit menyerupai permen, kelereng, buku,penggaris, dll

Misal : Pemahaman 3 x 2, sanggup dilakukan dengan memperlihatkan soal cerita, seperti, Ibu memiliki 3 bungkus kelereng yang tiap-tiap bungkus berisi 2 kelereng. Guru mengelompokkan 3 kelompok kelereng.

Menggambar 2 kelereng sebanyak 3 kelompok . Seperti berikut :  
 
 
Guru bertanya pada siswa : Ada berapa kelompok kelereng pada gambar ?

Siswa menjawab : Ada tiga kelompok kelereng.

Guru menjelaskan :Bahwa 3 kumpulan yang berisi 2 kelereng sama dengan kumpulan yang terdiri dari 6 kelereng. Dengan menggambar dan menuliskan 3 x 2 = 6.

3. Pembelajaran matematika memakai metode induktif.

Matematika merupakan ilmu deduktif. Namun sebab sesuai tahap perkembangan mental siswa maka pada pembelajaran matematika di SD dipakai pendekatan induktif. Contoh : Pengenalan bangun-bangun ruang tidak dimulai dari definisi, tetapi dimulai dengan memperhatikan contoh-contoh dari bangkit tersebut dan mengenal namanya. Menentukan sifat-sifat yang terdapat pada bangkit ruang tersebut sehingga didapat pemahaman konsep bangun-bangun ruang itu.

4. Pembelajaran matematika hendaknya bermakna

Pembelajaran secara bermakna merupakan cara mengajarkan bahan pelajaran yang mengutamakan pengertian daripada hafalan. Dalam berguru bermakna hukum aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil tidak diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya aturan-aturan, sifat-sifat, dan dalil-dalil ditemukan oleh siswa melalui contoh-contoh secara induktif di SD, kemudian dibuktikan secara deduktif pada jenjang selanjutnya.

Konsep-konsep matematika di SD tidak sanggup diajarkan melalui definisi, tetapi melalui contoh-contoh yang relevan. Guru hendaknya sanggup membantu pemahaman suatu konsep dengan tunjangan contoh-contoh yang sanggup diterima kebenarannya secara intuitif. Artinya siswa sanggup mendapatkan kebenaran itu dengan pemikiran yang sejalan dengan pengalaman yang sudah dimilikinya. Pembelajaran suatu konsep perlu memperhatikan proses terbentuknya konsep tersebut.

Dalam pembelajaran bermakna siswa mempelajari matematika mulai dari proses terbentuknya suatu konsep kemudian berlatih menerapkan dan memanipulasi konsep konsep tersebut pada situasi baru. Dengan pembelajaran menyerupai ini, siswa terhindar dari verbalisme. Karena dalam setiap hal yang dilakukannya dalam acara pembelajaran ia memahaminya mengapa dilakukan dan bagaimana melakukannya. Oleh sebab itu akan tumbuh kesadaran perihal pentingnya belajar. Ia akan berguru dengan baik.

Contoh : Pembelajaran matematika yang bermakna

a. Untuk mendapatkan perolehan sifat komutatif perkalian

Misal : a × b = b × a

Maka sanggup dilakukan dengan memperlihatkan soal :

3 × 2 = 2 x 3 =
6 × 3 = 3 x 6 =
7 × 4 = 4 × 7 =

Selanjutnya guru sanggup membimbing siswa sehingga sanggup menyimpulkan a × b = b × a

b. Untuk mengajar konsep balok siswa diberi balok dan disuruh untuk menghitung banyak rusuk, titik sudut, bidang sisi balok sehingga siswa sanggup menyimpulkan definisi balok.

Sumber: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/Kegiatan_Belajar_tiga.pdf

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...