Vocational education is “learning how to work”, vocational education has been an effort to improve technical competence and to raise an individual’s position in society through mastering his environment with technology. Additionally, vocational education is geared to the needs of the job market and thus is often seen as contributing to national economic strength (Henry dan Thompson dalam Berg (2002: 45).
Pendidikan kejuruan itu identik dengan berguru "bagaimana cara bekerja", pendidikan kejuruan berupaya bagaimana meningkatkan kompetensi teknik dan posisi seseorang di lingkungannya melalui penguasaan teknologi dan pendidikan kejuruan berkaitan akrab dengan kebutuhan pasar kerja. oleh sebab itu sering dipandang sebagai sesuatu yang memperlihatkan donasi yang besar lengan berkuasa terhadap ekonomi nasional.
Salah satu jenis pendidikan kejuruan di Indonesia ialah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa, pendidikan kejuruan ialah pendidikan menengah yang mempersiapkan penerima didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Namun secara faktual, lulusan Sekolah Menengah kejuruan sanggup Bekerja, Melanjutkan, dan Wirausaha (BMW).
Untuk sanggup bekerja secara profesional, maka lulusan Sekolah Menengah kejuruan harus mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.Supaya lulusan Sekolah Menengah kejuruan mempunyai kompetensi profesional, maka harus diajar oleh guru yang profesional pula. Kelompok guru yang bertugas membentuk kompetensi profesional lulusan secara eksklusif ialah guru produktif.
Guru produktif merupakan guru inti di SMK, sebab guru tersebut memperlihatkan pembelajaran praktik di bengkel/laboratorium yang eksklusif pada pembentukan kompetensi lulusan. Guru produktif tersebut harus selalu dibina untuk ditingkatkan kemampuan dan motivasi kerjanya, terutama dalam pembelajaran praktik, semoga kinerjanya semakin meningkat pada gradasi yang tinggi. Salah satu training yang akan dilakukan oleh Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016, ialah dengan menyelenggarakan Lomba Keahlian Guru Produktif SMK.
Agar pelaksanaan Lomba Keahlian Guru Produktif Sekolah Menengah kejuruan sanggup berjalan terarah, terpadu, transparan, obyektif, efektif, efisien dan akuntabel maka perlu dibentuk pedomannya. Pedoman ini disusun sebagai contoh pelaksanaan Lomba Keahlian Guru Produktif Sekolah Menengah kejuruan tingkat provinsi dan tingkat nasional.
Persyaratan Peserta LOMBA KEAHLIAN GURU PRODUKTIF Sekolah Menengah kejuruan TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016
1. Guru Sekolah Menengah kejuruan yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau bukan PNS yang mempunyai Surat Keputusan sebagai Guru Tetap Yayasan (GTY).
2. Mempunyai SK mengajar sebagai Guru Produktif yang dikeluarkan oleh kepala sekolah.
3. Tidak sedang menerima kiprah aksesori sebagai kepala sekolah atau pengawas, atau tidak sedang dalam proses pengangkatan sebagai kepala sekolah atau tidak sedang dalam transisi alih kiprah ke unit kerja di luar satuan pendidikan.
4. Telah menjadi guru produktif secara terus-menerus, dibuktikan dangan SK CPNS atau SK Pengangkatan dari Yayasan bagi guru bukan PNS.
5. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) Pendidikan/NonKependidikan.
6. Bidang lomba yang diikuti sesuai dengan mata pelajaran praktik yang diampu.
7. Peserta wajib mengunggah di website http://kesharlindungdikmen.com :
a. dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilombakan dalam bentuk pdf
b. rekaman video proses pembelajaran (pembukaan, inti, penutup) praktik di bengkel/laboratorium berdurasi maksimal 20 menit dan diunggah di youtube.com serta alamat ‘url’ ke dalam form registrasi di http://kesharlindungdikmen.com.
c. uraian singkat/sinopsis isi video dalam bentuk pdf
Batas selesai pengiriman karya pada tanggal 31 Agustus 2016
Selengkapnya silahkan d0wnl0ad Pedoman Lomba Keahlian Guru Produktif Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Nasional (KLIK DISINI)
No comments:
Post a Comment