Pembelajaran Materi Pengukuran Panjang dan Pengukuran Berat di SD Kelas 4 Sekolah Dasar- Dalam Kurikulum 2013, bahan pengukuran panjang yang dikenalkan pada siswa kelas 4 SD mencakup satuan baku panjang, operasi hitung yang melibatkan satuan panjang, dan pembulatan dan menaksir hasil pengukuran panjang ke satuan terdekat. Dalam kurikulum 2013 juga, bahan pengukuran berat diajarkan juga di Kelas 4 Sekolah Dasar. Materi pengukuran berat yang diajarkan di kelas 4 sekolah dasar mencakup mencakup satuan baku berat, operasi hitung yang melibatkan satuan berat, dan pembulatan dan penaksiran hasil pengukuran berat ke satuan terdekat.
Kompetensi
Kompetensi ranah pengetahuan yang diperlukan sesudah mempelajari bahan ini yaitu siswa mempunyai kemampuan menjelaskan dan melaksanakan pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat. Sedangkan kompetensi ranah keterampilan yang diperlukan yaitu siswa sanggup menuntaskan duduk kasus pembulatan hasil pengukuran panjang dan berat ke satuan terdekat.
Adapun pemetaan bahan pengukuran panjang dan berat yaitu menyerupai tertera pada gambar berikut
Indikator
Adapun indikator yang terlihat untuk mengetahui siswa mempunyai kompetensi tersebut di atas yaitu sebagai berikut:• Mengingat kembali satuan baku panjang dan relasi di antaranya.
• Menyelesaikan operasi hitung dan duduk kasus sehari-hari yang melibatkan satuan panjang.
• Menyelesaikan pembulatan dan penaksiran hasil pengukuran panjang ke satuan terdekat.
• Mengingat kembali satuan baku berat dan relasi di antaranya.
• Menyelesaikan operasi hitung dan duduk kasus sehari-hari yang melibatkan satuan berat.
• Menyelesaikan pembulatan dan penaksiran hasil pengukuran berat ke satuan terdekat.
Materi
Materi-materi perihal Pengukuran Panjang dan Berat di Kelas 4 SD berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu sebagai berikut:
1. Memilih Alat Ukur Panjang Sesuai dengan Benda yang Diukur.
Meteran dan penggaris dipakai sebagai alat untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi suatu benda atau bangun. Bentuk meteran bermacam-macam, antara lain berikut.
1) Meteran pita
Meteran pita dipakai untuk mengukur panjang dan lebar lembaran kain dan sering dipakai oleh penjahit.
2) Meteran rol besar
Meteran rol besar biasa dipakai sebagai alat untuk mengukur panjang dan lebar tanah.
3) Meteran saku (rol kecil)
Meteran saku (rol kecil) dipakai untuk mengukur berdiri atau benda yang panjangnya kurang dari 10 meter. Orang yang sering memakai alat ini yaitu tukang bangunan. Alat ini dinamakan meteran saku, alasannya yaitu sanggup dimasukkan ke dalam saku dan dibawa ke mana-mana.
2. Satuan baku panjang dan relasi di antaranya
Satuan ukuran baku yang dipakai untuk mengukur panjang yaitu km, hm, dam, m, dm, cm, dan mm. Perhatikan diagram tangga satuan panjang berikut biar kau memahami satuan ukuran baku panjang.
Keterangan:
km = kilometer
hm = hektometer
dam = dekameter
m = meter
dm = desimeter
cm = sentimeter
mm = milimeter
Diagram tangga di atas merupakan satuan baku panjang. Nilai satuan ukuran panjang yang berada di suatu tingkat, lebih panjang dibandingkan dengan nilai satuan yang berada di bawahnya. Diagram tangga di atas berarti: setiap turun satu tangga dikalikan 10 dan setiap naik satu tangga dibagi 10.
Berdasarkan d iagram di atas, maka diperoleh relasi sebagai berikut.
1 km = 10 hm
1 hm = 100 m = 10 dam
1 dam = 1.000 cm = 100 dm = 10 m
1 m = 100 cm = 10 dm
1 dm = 10 cm
1 km = 100.000 cm = 10.000 dm
1 km = 1.000 m = 100 dam
10 mm = 1 cm
100 cm = 10 dm = 1 m
1.000 dm = 100 m = 10 dam = 1 hm
10 m = 1 dam
10 dam = 1 hm
100 dam = 10 hm = 1 km
3. Operasi hitung satuan panjang
Berdasarkan relasi antara satuan panjang, kita sanggup memanfaatkannya untuk menuntaskan duduk kasus dalam kehidupan sehari-hari, antara lain berikut.
Contoh:
a. 50 dm + 0,1 km = ... m
Jawab:
1 dm = 1 : 10 m
50 dm = 50 : 10 m = 5 m
1 km = 1 × 1.000 m
0,1 km = 0,1 × 1.000 m = 100 m
50 dm + 0,1 km = 5 m + 100 m = 105 m
Jadi, 50 dm + 0,1 km = 105 m.
b. 47 dam – 40 dm = ... dm
Jawab:
1 dam = 1 × 100 dm
47 dam = 47 × 100 dm = 4.700 dm
40 dm = 40 dm
47 dam – 40 dm = 4.700 dm – 40 dm = 4.660 dm
Jadi, 47 dam – 40 dm = 4.660 dm.
4. Pembulatan dan penaksiran hasil pengukuran panjang
Contoh:
a) Panjang sebuah tongkat diketahui 123 cm. Taksiran terdekat untuk panjang tongkat yaitu 120 cm.
b) Panjang sebuah tali sepatu diketahui 35 cm. Taksiran terdekat untuk panjang tali sepatu yaitu 40 cm.
5. Memilih Alat Ukur Berat Sesuai dengan Benda yang Diukur
Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar di bawah mengatakan majemuk bentuk dan jenis neraca.Neraca pada umumnya dipakai untuk menimbang berat suatu benda. Penggunaan neraca diadaptasi berdasarkan besar kecilnya benda yang ditimbang.
Neraca menyerupai gambar diatas digunakan untuk menimbang berat tubuh bayi. Alat ini sering dijumpai di rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan rumah bersalin.
Neraca menyerupai gambar diatas digunakan untuk menimbang berat badan
Neraca menyerupai gambar diatas digunakan untuk menimbang berat benda antara 1 kg dan 5 kg, menyerupai bumbu dapur, minyak kelapa, beras, dan gula. .Alat ini dipakai dalam perdagangan.
Neraca menyerupai gambar diatas dipakai untuk menimbang perhiasan. Alat ini dijumpai di toko-toko perhiasan.
6. Satuan baku berat dan relasi di antaranya
Untuk menimbang berat suatu benda dipakai satuan ukuran berat, yaitu ton, kuintal, kg, hg, dag, g, dg, cg, dan mg. Untuk mengetahui relasi antara satuan baku berat, perhatikan diagram tangga satuan berat di bawah ini.
Keterangan:
kg = kilogram
hg = hektogram
dag = dekagram
g = gram
dg = desigram
cg = sentigram
mg = miligram
Diagram tangga satuan berat di atas merupakan satuan baku berat. Nilai satuan ukuran berat yang berada di suatu tingkat, lebih berat dibandingkan dengan nilai satuan yang berada di bawahnya. Diagram tangga di atas mempunyai arti: setiap turun satu tangga dikalikan 10 dan setiap naik satu tangga dibagi 10.
Berdasarkan diagram di atas, maka diperoleh relasi sebagai berikut.
1 kg = 10 hg
1 hg = 100 g = 10 dag
1 dag = 1.000 cg = 100 dg = 10 g
1 g = 100 cg = 10 dg
1 dg = 10 cg
1 kg = 100.000 cg = 10.000 dg
1 kg = 1.000 g = 100 dag
10 mg = 1 cg
100 cg = 10 dg = 1 g
1.000 dg = 100 g = 10 dag = 1 hg
10 g = 1 dag
10 dag = 1 hg
100 dag = 10 hg = 1 kg
Selain satuan berat di atas, masih ada beberapa satuan berat yang lain, menyerupai ton, kuintal, pon, dan ons. Perhatikan relasi antarsatuan berat di bawah ini.
1 kuintal = 100 kg
1 ton = 10 kuintal = 1.000 kg
1 kg = 2 pon = 1.000 g = 10 hg = 10 ons
1 pon = 5 ons = 500 g = 0,5 kg
1 ons = 100 g = 10 dag = 1 hg = 0,1 kg
1 g = 100 cg = 1.000 mg
7. Operasi hitung satuan berat
Contoh:
1. 2 kg = ... hg
2. 4,5 kg = ... pon
Jawab:
2 kg = 2 × 10 hg
= 20 hg
4,5 kg = 4,5 × 2 pon = 9 pon
Contoh:
Hari ini ibu membeli beberapa barang belanjaan, antara lain berikut.
4 bungkus gula pasir @ 0,5 kg ;3 bungkus kopi @ 2 ons ;Minyak goreng 0,5 kg
Ikan asin 1,5 kg ;Garam 0,5 kg ;Kelapa 3 kg ;Kerupuk 10 ons. Hitunglah total belanjaan ibu hari ini.
Jawab:
4 bungkus gula pasir @ 0,5 kg = 500 g × 4 = 2.000 g
3 bungkus kopi @ 2 ons = 200 g × 3 = 600 g
Minyak goreng 0,5 kg = 500 g
Ikan asin 1,5 kg = 1.500 g
Garam 0,5 kg = 500 g
Kelapa 3 kg = 3.000 g
Kerupuk 10 ons = 1.000 g
Total berat belanja = 9.100 g
= 9,1 kg.
Jadi, total belanja ibu hari ini yaitu 9,1 kg.
8. Pembulatan dan penaksiran hasil pengukuran berat
Berat tiap bungkus gula pasir yaitu 0,5 kg. Berat tiap bungkus gula pasir tersebut, kalau dibulatkan ke satuan terdekat yaitu 1 kg.
Materi-materi Matematika SD Kurikulum 2013 untuk Kelas IV SD bahan Pengukuran Berat dan Panjang ini sanggup dibaca pada Buku Siswa Matematika Kelas IV SD/MI Kurikulum 2013 Revisi 2018/2019.
No comments:
Post a Comment