Wednesday, November 7, 2018

Pengantar Logika : 6 Kriteria Untuk Memilih Derajat Probabilitas Dan Kausalitas Dasar

Pengantar Logika : 6 Kriteria untuk Menentukan Derajat Probabilitas dan Kausalitas Dasar



6 Kriteria untuk Menentukan Derajat Probabilitas


KRITERIA PERTAMA 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh jumlah data yang menjadi premis.“SEMAKIN BANYAK DATA SEMAKIN MEYAKINKAN (tingkat probabilitasnya besar)”


KRITERIA KEDUA 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh unsur data. 

“SEMAKIN BANYAK UNSUR DATA YANG SAMA, SEMAKIN BESAR DERAJAT PROBABILITASNYA” 



CONTOH : 

Kesimpulan kita bahwa Sepatu A (baru) sama kuatnya dengan Sepatu B ( Lama ), akan benar-benar terjadi kalau terdapat banyak kesamaan unsur dari sepatu A dan sepatu B. ( Bandingkan dengan kriteria 4 nanti )



KRITERIA KETIGA

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh “KEKUATAN DARI KESIMPULAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PREMIS”. Artinya, “Data menyampaikan apa? Dan Kesimpulan menyampaikan apa? Apa yang dikatakan kesimpulan dilarang terlalu jauh dari data!”


CONTOH:



Penelitian dibentuk dengan tujuan untuk mengetahui seberapa banyak orang sanggup makan bakso hingga kenyang. Data penelitian menunjukkan minimal 1 mangkok dan maksimal 3 mangkok. Jika kesimpulan yang ditarik ialah ‘orang makan bakso rata-rata 7 mangkok, tentunya kesimpulan itu aneh, tidak sanggup diterima, atau tidak sanggup dipercaya. Artinya, kesimpulan itu tidak meyakinkan; daya kekuatan dari kesimpulan kecil lantaran hubungannya dengan premis jauh.


KRITERIA KEEMPAT 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh Disanalogi ( =ketidak-samaan/perbedaan unsur data yang diperhitungkan dan mengurangi derajat probabilitas ). 

“SEMAKIN BANYAK DISANALOGI, SEMAKIN KECIL DERAJAT PROBABILITASNYA” 


CONTOH : 



Kesimpulan ( cita-cita ) bahwa sepatu A ( gres ) sama kuatnya dengan Sepatu B ( Lama ), kemungkinannya tidak terjadi ( sangat diragukan ) ( kalau ) lantaran banyaknya perbedaan antara sepatu A dan sepatu B.


KRITERIA KELIMA 

Derajat probabilitas dipengaruhi oleh Dissimilasi (Perbedaan unsur data yang memperkuat). 

“SEMAKIN BANYAK DISSIMILASI DI ANTARA KEJADIAN YANG DISEBUTKAN DALAM PREMIS, ARGUMENTASI SEMAKIAN KUAT.” 

Atau 

“SEMAKIN BANYAK ASPEK/UNSUR DATA YANG BERBEDA YANG DISEBUTKAN DALAM PREMIS, MAKA ARGUMENTASI SEMAKIN KUAT. (Berkaitan dengan populasi/latar belakang data/sumber data) 



Contoh:



Kesimpulan bahwa “Semakin rajin bekerja semakin kaya” semakin berpengaruh ketika kita melihat semakin banyaknya orang yang memberi kesaksian; misalnya: 

  • Anton rajin bekerja semakin kaya 
  • Anita rajin bekerja semakin kaya 
  • Anino rajin bekerja semakin kaya 
Kesimpulan bahwa Toserba YOGYA murah, akan semakin terbukti dan berpengaruh kalau ada kesaksian (data) dari aneka macam pembeli (beda usia, suku, strata ekonomi, jenis kelamin, dll).


KRITERIA KEENAM

Derajat kesimpulan juga ditentukan dari RELEVANSI UNSUR-UNSUR YANG SAMA DARI PREMIS DAN KESIMPULAN



Contoh :



  1. Dokter mengobati si A dengan obat C lantaran pernah obat C diberikan ke si B dan sembuh, bukan lantaran si A dan si B serumah. Tentunya, relevansi obat dengan penyakit lebih bersahabat dari pada obat dengan ‘serumah atau tidak’.
  2. Banjir terjadi di bandung dan bogor. Mengapa? Banjir terjadi lantaran sampah menumpuk (tepat); bukan lantaran kedua kota sama-sama ada di pulau jawa. Tentunya, relevansi lantaran jawaban antara banjir dan sampah lebih logis dibandingkan dengan banjir dan pulau jawa.

KAUSALITAS DASAR



KONDISI PERLU/MUTLAK ( NECESSARY CONDITION )

Kondisi yang tanpa kehadirannya, suatu bencana tertentu tidak sanggup terjadi 
  • Biasanya berkaitan dengan hal meniadakan bencana atau keadaan tertentu yang tidak diinginkan
  • Tanda lain: jika kita ingin mencegah terjadinya suatu kejadian, biasanya kita MENCARI ‘sebab’ dalam arti kondisi yang perlu.

Dalam kaitannya dengan akibat, lantaran perlu/mutlak disebut dengan SEBAB JAUH


KONDISI YANG CUKUP ( SUFFICIENT CONDITION )


Kondisi yang memastikan suatu bencana sebagai akibat, akan terjadi. 

  • Jika kondisi itu ada, maka bencana sebagai jawaban akan ada.
  • Biasanya berkaitan dengan mengadakan atau menghasilkan atau ingin menciptakan sesuatu (yang diinginkan).

Dalam kaitannya dengan akibat, kondisi yang cukup biasa disebut dengan SEBAB DEKAT.



CONTOH : 


  • Kondisi yang perlu biar lulus kebijaksanaan nilai A? Kondisi cukupnya? 
  • Kondisi perlu seseorang dating ke dokter? Kondisi cukupnya? 
  • Kondisi perlu seseorang ditangkap polisi? Kondisi cukupnya? 
  • Bandingkan dengan pemeriksaan kasus kriminalitas 
  • Bandingkan dengan pemeriksaan kasus kecelakaan


Sumber http://wikiwoh.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...