Jakarta - Tepat pada hari ini, 17 Juli diperingati sebagai hari kelahiran emoji sedunia. Ada baiknya, kita ketahui perjalanan gambar-gambar mungil di smartphone ini dari masa ke masa.
Emoji pertama diciptakan pada 1999 oleh desainer asal Jepang berjulukan Shigetaka Kurita. Saat itu, ia sedang bekerja untuk i-mode, sebuah platform internet dari NTT DOCOMO, salah satu provider dari Negeri Sakura.
Berawal dari impian NTT DOCOMO untuk mencari cara dalam mengekspresikan sebuah informasi, Kurita membuat 176 emoji pertama dengan resolusi 12 x 12 piksel. Gambar-gambar itu ada yang melambangkan cuaca, kendaraan, teknologi, sampai seluruh fase pada Bulan.
Baca juga: Tagar #WorldEmojiDay Menggema di Twitter |
Seiring berjalannya waktu, emoji menjadi terkenal di Jepang. Memasuki pertengahan 2000-an, gambar-gambar mini itu mulai tersedia di luar Negeri Samurai.
Fenomena tersebut pun terendus oleh perusahaan besar semacam Apple yang tidak ingin ketinggalan momen. Pada 2009, sepasang teknisi mereka, Yasuo Kidan dan Peter Edberg, mengajukan tawaran untuk mendaftarkan 625 emoji baru, yang disetujui oleh Unicode, organisasi pemilik standar teks untuk banyak sekali perangkat, setahun kemudian.
Lalu, pada 2011, Apple memasukkan emoji pada keyboard untuk perangkat berbasis iOS. Hal serupa diterapkan oleh Android dua tahun berselang, sebagaimana detikINET kutip dari Wired, Selasa (17/7/2018).
Koleksi emoji semakin meluas, yakni merambah ke binatang, makanan, verbal manusia, sampai bendera negara, turut memancing tuntutan supaya disediakannya gambar yang bisa mewakili banyak sekali golongan tertentu.
Hal ini pun turut disadari oleh Unicode. Di 2015, organisasi tersebut menawarkan varian warna kulit bagi emoji yang melambangkan manusia.
Sejak ketika itu, emoji pun mempunyai koleksi yang semakin luas, mulai dari orang-orang berambut pirang sampai wanita berhijab. Sampai ketika ini, Unicode telah mempunyai database sekitar 2.823 emoji.
Emoji. Foto: istimewa |
Sejumlah emoji juga sempat menjadi materi perbincangan hangat di dunia. Salah satunya yaitu ketika Apple dikritik sebab mengganti emoji pistol menjadi pistol air di iOS 10. Menariknya, langkah tersebut lalu diikuti oleh perusahaan lain, menyerupai Google, Samsung, dan Twitter.
Lalu, Google pun sempat dikritik karena membuat emoji gelas bir dan cheese burger yang kurang sesuai. Untuk nama yang disebutkan pertama, perusahaan asal Mountain View itu awalnya membuat emoji gelas bir yang hanya terisi 3/4. Sejumlah kritik dari netizen pun membuatnya merevisi emoji tersebut menjadi terisi penuh.
Selain itu, Google memperbaiki emoji cheese burger di Android. Perbaikan yang dimaksud yaitu perubahan posisi keju dalam kuliner cepat saji tersebut menjadi di atas daging. Sebelumnya, perusahaan yang dipimpin oleh Sundar Pichai tersebut meletakkannya di penggalan bawah daging dan melekat pada roti penggalan bawah.
Selama perjalanan panjang selama 19 tahun ini, emoji tak hanya berupa gambar statis. Produsen smartphone menyerupai Apple dan Samsung berlomba-lomba membuat emoji yang bisa menyesuaikan mimik penggunanya. Perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook sudah mempunyai Animoji dan Memoji, sedangkan vendor asal Korea Selatan punya AR Emoji.
Jadi, mari ekspresikan perasaanmu lewat emoji.
No comments:
Post a Comment