Jakarta - PT Erajaya Swasembada Tbk (Erafone) punya sasaran untuk menambah 250 toko lagi hingga selesai tahun 2018. Jumlah penambahan ini bahkan lima kali lipatnya dari tahun 2017 lalu. Kenapa segitu agresifnya?
Ditanya hal begitu, Director Marketing and Communications Djatmiko Wardoyo menyampaikan bahwa rencana tersebut memang sejalan dengan visi Erajaya berbagi omni channel. Erajaya dinilai yakin dapat mensinergikan antara penjualan offline dengan online.
"Kami punya erafone.com, ibox.id, punya juga gerai offline macam-macam. Bayangkan kami dapat menjebatani sebuah situasi dimana orang Jember sana ketika pesan lewat erafone.com, ia dapat memilih untuk mengambilnya kapan dan di mana," ujar laki-laki yang dekat disapa Koko ini memulai pembicaraan.
"Kalau ketika ini kan beliau akan mengandalkan pengiriman. Kita tidak tahu berapa lama. Tapi jikalau contohnya dekat rumahnya ada Erafone dan mau ke sana, beliau dapat beli dulu di erafone.com dan ambil di sana. Nah konsep ini akan relevan dan menjadi berpengaruh jikalau tokonya banyak," lanjutnya.
Selain itu Erajaya juga memperlihatkan konsep offline to online. Hal ini dimaksud untuk menghindari adanya fenomena ponsel mistik yang ramai belakangan ini.
Jadi, ketika orang tiba ke tokonya Erafone dan ternyata barangnya habis, ia akan mendapat penawaran pemesanan di toko langsung. Koko pun yakin, bahwa toko offline ini masih menjadi andalan masyarakat ketika ingin membeli ponsel.
"Masih tinggi (minat tiba ke toko). Kalau tidak, kami mana mau buka toko banyak-banyak," pungkasnya.
Erajaya, menyerupai yang disebut di awal ingin menambah 250 toko. Namun, penambahan toko-toko ini tak sebatas hanya Erafone, ada juga Ibox, Samsung Experience Store, Mi Store, dan lainnya.
Tonton juga video: 'Layanan O2O Makara Strategi Bisnis Gabungan Online Offline'
No comments:
Post a Comment