Jakarta - Pasca kekalahannya di pasar Asia Tenggara, Uber menghadapi sejumlah tantangan di sejumlah negara di benua Eropa yang sanggup mengancam keberlangsungan operasionalnya di sana.
Uber secara resmi mengumumkan untuk menangguhkan layanannya di Yunani. Hal tersebut dilakukan sesudah disetujuinya undang-undang gres di negara tersebut yang berakibat pada lebih ketatnya regulasi di sektor transportasi, khususnya berbasis online.
"Regulasi gres telah disetujui dengan ketentuan yang berdampak pada layanan membuatkan tumpangan. Kami harus mengevaluasi apakah kami sanggup beroperasi dengan kerangka kerja semacam ini, dan kalau bisa, bagaimana caranya," demikian pernyataan Uber menyerupai dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (8/4/2018).
Di Yunani, perusahaan yang berbasis di San Fransisco, AS ini menyediakan dua layanan ialah UberX dan UberTAXI, yang hanya tersedia di Athena. Pihak Uber mengungkapkan, mereka akan menangguhkan layanan UberX pada pekan depan hingga mereka sanggup menemukan solusi terbaik dalam menanggapi undang-undang gres tersebut.
Regulasi gres yang terdapat dalam undang-undang tersebut menyebutkan bahwa setiap perjalanan harus dimulai dan/atau diakhiri di area parkir atau kantor sentra kawan Uber, menyerupai penyedia jasa penyewaan kendaraan beroda empat dan agensi perjalanan. Hal semacam ini pun belum diaplikasikan oleh perusahaan yang dipimpin oleh Dara Khosrowshahi tersebut.
Ilustrasi Uber (Foto: Australia Plus ABC)
|
Selain itu, sebuah sistem semacam pendaftaran digital pun akan dirancang bagi seluruh platform ride sharing beserta para penumpangnya, dengan ketentuan yang tidak disebutkan lebih lanjut.
Dibekukannya layanan Uber di Athena menciptakan sekitar 450 ribu penggunanya tidak sanggup menikmati tumpangan dari perusahaan tersebut untuk sementara waktu.
Sementara itu, di London, Inggris, Uber dihadang dua tentangan gres ialah ViaVan dan Wheely. Nama yang disebutkan pertama merupakan sebuah joint venture antara Mercedes-Benz dan Via, start up asal New York penyedia layanan membuatkan tumpangan memakai minivan.
ViaVan dianggap sebagai perpaduan antara layanan UberPool dengan transportasi konvensional menyerupai bus. Meski memperlihatkan aplikasi dengan penentuan titik berangkat dan tujuan, ViaVan cenderung mengarahkan user untuk pergi ke posisi terdekat yang sudah ditentukan dibandingkan mengarahkan kendaraan eksklusif ke penggunanya.
Saat ini, ViaVan, yang aplikasinya sudah ada di iOS dan Android, gres aktif di London Pusat dan sekitarnya. Selain di Ibu Kota Inggris, ViaVan sudah tersedia di Amsterdam semenjak bulan lalu, dengan rencana untuk melebarkan sayapnya ke Berlin, Jerman dalam waktu dekat.
Di samping firma patungan dari Mercedes-Benz dan Via, Uber juga menerima tantangan dari Wheely, layanan membuatkan tumpangan yang sejatinya sudah menarik diri dari London lima tahun lalu.
Jika ViaVan fokus pada sistem layaknya bus konvensional, Wheely akan merambah sektor premium. Hal tersebut ditunjukkan dengan tersedianya kendaraan beroda empat glamor menyerupai Maybach, sub-brand dari Mercedes-Benz, dalam layanan tersebut.
Selain itu, founder Wheely, Anton Chirkunov, siap menggelontorkan dana sebesar GBP 20.000 (Rp 387 juta) setiap minggunya sebagai insentif bagi para kawan pengemudi yang mau bergabung dengan layanan membuatkan tumpangan tersebut. Tidak hanya itu, taktik pemasaran dari Wheely pun ditaksir memakan biaya GBP 100.000 (Rp 1,9 miliar) per bulan.
Kedatangan dua pesaing gres ini pun akan menciptakan langkah Uber di London semakin berat. Hal ini dikarenakan perusahaan yang dirintis oleh Travis Kalanick tersebut juga tengah menunggu keputusan pengadilan pada Juni mendatang perihal pembaruan lisensi mereka yang sempat ditolak oleh Transport for London, forum yang mengatur sistem transportasi setempat.
Jika lisensinya benar-benar tidak diperpanjang, maka Uber harus siap-siap kehilangan salah satu pasar terbesarnya di Eropa dengan 3,5 juta pengguna dan tak kurang dari 50 ribu pengemudi di dalamnya.
No comments:
Post a Comment