Penyakit Difteri |
Kenali Penyakit Difteri : Penyebab, Gejala dan Cara Menanggulangi Penyakit Difteri
Awal tahun ini, masyarakat dikejutkan dengan semakin banyaknya penyebaran infeksi Difteri. Penyakit yang satu ini selain menular juga merupakan infeksi serius yang berpotensi menjadikan kematian. Difteri ialah penyakit yang disebabkan infeksi basil yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang sanggup memengaruhi kulit. Difteri disebabkan oleh basil yang berjulukan Corynebacterium diphtheriae, yang menghasilkan racun yang sanggup mematikan sel-sel tenggorokan. Sel-sel mati inilah yang akan membentuk lapisan tipis berwarna abu-abu pada tenggorokan. Selain merusak sel-sel tenggorokan, racun tersebut juga sanggup merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf melalui anutan darah. Bakteri difteri ini sanggup menyebar dengan mudah, terutama pada orang yang tidak atau belum melaksanakan vaksin difteri.
Untuk menghindari terkena atau tertular infeksi difteri, anda perlu meragukan cara penularan difteri berikut ini :
- Melalui percikan ludah ketika penderita difteri bersin atau batuk. Oleh lantaran itu, hindari menghirup percikan ludah penderita, lantaran penularan difteri melalui ludah merupakan cara paling umum.
- Melalui benda-benda yang sudah tercemar oleh bakteri. Untuk itu, hindari memakai peralatan mandi, makan, pakaian, dan banda-benda lainnya yang gampang tercemar basil melalui penderita difteri.
- Melalui sentuhan kulit secara eksklusif pada luka jawaban difteri. Pastikan anda tinggal dilingkungan yang bersih, sehingga basil difteri tidak gampang menyebar dan sanggup dihindari.
Setelah mengetahui cara penularan difteri, ada baiknya melaksanakan upaya pencegahan terhadap infeksi difteri dengan cara berikut :
- Imunisasi difteri atau imunisasi DTP (dikombinasikan dengan imunisasi pertusis dan tetanus). Imunisasi ini wajib diberikan 3 kali pada anak sebelum usianya 1 tahun.
- Vaksin difteri atau DTP. Vaksin ini diberikan 5 kali, yaitu pada ketika anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Selanjutnya sanggup diberikan booster dengan vaksin homogen (Tdap/Td) pada usia 10 dan 18 tahun. Vaksin Td ini sanggup diulangi setiap 10 tahun untuk menawarkan pertolongan yang optimal. Vaksin difteri atau DTP merupakan cara paling efektif untuk mencegah terinfeksi basil difteri.
- Anak dibawah usia 7 tahun yang belum melaksanakan imunisasi atau melaksanakan imunisasi tetapi tidak lengkap, masih sanggup diberikan imunisasi kejaran dengan aktivitas sesuai proposal dokter anak. Namun, bagi mereka yang sudah berusia 7 tahun dan belum lengkap melaksanakan vaksin DTP, sanggup dilakukan vaksin homogen yang berjulukan Tdap.
Penyakit Difteri |
Pada umumnya basil difteri mempunyai masa inkubasi atau rentang waktu semenjak basil masuk ke badan hingga tanda-tanda muncul 2 hingga 5 hari. Untuk memastikan anda terbebas dari infeksi difteri, kenali gejala-gejala berikut ini:
- Tubuh menggigil dan mengalami demam.
- Tenggorokan terasa sakit dan bunyi serak.
- Sulit untuk bernafas.
- Mudah lemas dan lelah.
- Adanya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
- Terjadi pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
- Pilek yang awalnya cair, tapi lama-kelamaan kental dan terkadang bercampur darah.
- Terkadang menjadikan luka borok (ulkus) pada kulit. Luka ini sanggup sembuh dalam beberapa bulan, tetapi biasanya meninggalkan bekas pada kulit.
Jika anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala di atas, segeralah periksa ke dokter untuk diobati secepatnya biar sanggup mencegah terjadinya komplikasi.
Apabila seseorang didiagnosis terkena difteri, maka hal-hal berikut yang umum dilakukan dokter dalam pengobatan :
- Biasnya dokter akan menganjurkannya untuk menjalani perawatan diruang isolasi di rumah sakit.
- Pengobatan akan dilakukan dengan menawarkan 2 jenis obat, yaitu antibiotik dan antitoksin. Antibiotik berfungsi untuk membunuh dan menyembuhkan infeksi. Sedangkan antioksin berfungsi untuk menetralisasi toksin atau racun difteri yang menyebar dalam tubuh.
- Selanjutnya, penderita akan menjalani investigasi laboratorium untuk melihat ada tidaknya basil difteri dalam anutan darah. Jika basil difteri masih ditemukan dalam badan pasien, maka dokter akan melanjutkan penggunaan antibiotik selama 10 hari.
- Bagi penderita yang mengalami kesulitan bernapas lantaran adanya membran abu-abu dalam tenggorokan, dokter akan menganjurkan proses pengangkatan membran. Sedangkan, untuk penderita difteri yang ditandai dengan ulkus pada kulit dianjurkan untuk membersihkan bisul dengan sabun dan air secara seksama.
No comments:
Post a Comment