Thursday, April 5, 2018

Data Pengguna Indonesia Bocor, Perlu Delete Facebook?

Ilustrasi Facebook. Foto: unsplashIlustrasi Facebook. Foto: unsplash

Jakarta - Selain Amerika Serikat, banyak data pengguna Facebook dari Indonesia turut dibagi ke perusahaan Cambridge Analytica. Lantas apakah perlu kita menghapus akun Facebook?

Menurut peneliti keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya tidak perlu hingga menghapus akun Facebook. Kecuali jikalau merasa sudah menjadi bahaya bagi diri sendiri barulah dihapus.

Namun yang harus menjadi perhatian penting kini lebih pada untuk apa data tersebut digunakan. Sebab Indonesia tidak bekerjasama pribadi dengan pemilihan presiden Amerika Serikat.

Menurut Alfons dapat saja data yang diambil Cambridge Analytica dipakai untuk praktik-praktik yang berusaha menggandakan keberhasilan Trump di Amerika Serikat. Apalagi Indonesia sudah mulai memasuki tahun politik.



Celakanya bila praktik ini akan dioptimalkan dengan melaksanakan penyebaran informasi bohong, plintiran berita, hoax dan isu SARA kepada pengguna media umum yang telah dipetakan. Masyarakat dapat terpecah belah oleh praktik ini.

"Tampaknya praktik ini sudah dijalankan, menyerupai menimbulkan ketakutan bahwa Indonesia akan bubar, penyebaran isu hoax, SARA dan sentimen agama. Praktik ini kelihatannya dijalankan secara cukup sistematis dan kurang mempedulikan kesatuan bangsa," terang Alfons dikala dihubungi detikINET.

Untuk Alfons berharap pemerintah khususnya pihak yang berwenang harus terus membasmi jaringan penyebaran isu bohong, plintiran dan hoax. Dia pun menghimbau masyarakat jangan gampang terperdaya dan percaya dengan isu bohong dan jangan gampang menyebarkan informasi apapun yang masuk ke media sosialnya.

Jangan hingga kita menyebarkan kekacauan hanya alasannya ialah ingin membuatkan informasi yang kita belum tahu kebenarannya. Serahkan kepada media resmi yang bersama-sama sudah sangat cepat menawarkan informasi kredibel dan terpercaya.

"Ingat selalu prinsip, Jarimu Harimaumu," tegas Alfons.

Dalam kesempatan ini, Alfons menawarkan saran biar melaksanakan setting yang lebih konservatif biar akun media umum tetap aman. Pertama membatasi pengakses posting kita di wall dari "Public" menjadi "Friends only" atau "Family".

Data Pengguna Indonesia Bocor, Perlu Delete Facebook?Foto: istimewa


Kedua membatasi aplikasi atau teman yang dapat melaksanakan postingan otomatis ke wall atau timeline Facebook kita. Lakukan setting "only me"

Aktifkan opsi Review post you've tagged in before post appear in timeline. Ini memungkinkan untuk meninjau semua post yang melaksanakan tag kepada kita sebelum ditampilkan ke timeline.

Terakhir menjaga kredensial media umum Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain dengan Two Factor Authentication (TFA) atau One Time Password (OTP) supaya sulit di hack.

"Ada satu lagi yang menjadi praktek yang perlu dihindari. Sebaiknya jangan mempercayakan akun media umum yang kau miliki kepada siapapun. Sekalipun ini teman atau komunitas yang kau percayai alasannya ialah sangat rentan dipakai untuk membuat suasana chaos dan intimidatif seolah-olah mewakili aneka macam pengguna media sosial. Padahal dalam kenyataannya hanya sebagian kecil pengguna namun memakai banyak akun pinjaman," papar Alfons.

"Semoga masyarakat Indonesia dapat cerdas dan sadar tidak gampang tergoda oleh penyesatan di media sosial. Dan pihak berwajib dan intelijen bergerak cepat memantau dan menjaga," pungkasnya.

[Gambas:Video 20detik]

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...