INFODES - Dalam lima tahun terakhir donasi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) terus meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen.
Sumber http://risehtunong.blogspot.com
Dalam data yang yang dirilis oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah juga disebutkan, perembesan tenaga kerja di sektor UMKM tumbuh dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen selama lima tahun terakhir.
Foto: Kemendes, PDTT |
Dari gosip yang dihimpun dari banyak sekali sumber, memang disebutukan bahwa dalam lima tahun terakhir UMKM tidak hanya tumbuh di kota-kota juga berkembang di kawasan perdesaan. Hanya saja, untuk UMKM di perdesaan masih agak sulit bersaing dengan produk-produk besar.
Agar UMKM Perdesaan sanggup bersaing dengan produk besar, berikut klarifikasi dan solusi dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo.
Menteri Desa mengatakan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perdesaan sanggup memanfaatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan kegiatan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) untuk bersaing dengan produk-produk besar.
"UMKM perdesaan ketika ini sulit untuk mendapat pasar. Oleh lantaran itu, dengan memanfaatkan BUMDes dan Prukades, nantinya akan sanggup memperlihatkan kesempatan yang banyak kepada UMKM," ungkapnya ketika berdialog dengan sejumlah pengusaha UMKM Provinsi Bengkulu pada Bengkulu City Fair di Kota Bengkulu, Jumat (15/3) menyerupai dilansir dari website kemendes.
Menurutnya, kesulitan UMKM untuk bersaing di pasar besar disebabkan masih minimnya infrastruktur dan jalan masuk teknologi. Selain itu, UMKM juga mempunyai keterbatasan sumber daya untuk bersaing dengan produk dengan label besar.
"UMKM jikalau bersaing dengan produk yang besar niscaya susah. Susah mencari akses, juga tidak punya kemampuan yang sama dengan perusahaan besar. Karena market pasarnya itu mahal. Begitu pula, dari segi jalan masuk teknologi UMKM juga tidak punya," ujarnya.
Ia mengatakan, Bengkulu mempunyai potensi ekonomi kreatif dan UMKM yang besar. Selain pasar, menurutnya, UMKM juga membutuhkan ketersediaan infrastruktur untuk mempermudah proses produksi dan akses.
"Di Bengkulu alamnya, SDM-nya (Sumber Daya Manusia) banyak. Tanahnya subur, tapi ada dilema di infrastruktur. Agar UMKM bisa berjalan, kita harus membantu Provinsi Bengkulu untuk merebut program-program infrastruktur di pusat," ujarnya.
Terkait pengembangan UMKM, ia menyarankan UMKM Bengkulu untuk menciptakan asosiasi yang melibatkan seluruh UMKM di Provinsi Bengkulu. Jika telah terbentuk, ia akan membawa asosiasi tersebut untuk bertemu dengan Menteri Koperasi dan UKM.
"Nanti akan aku pertemukan dengan Menteri Koperasi dan UKM. Di sana juga ada pembinaan. Sekarang dalam revolusi industri 4.0 ini kita juga berafiliasi dengan bukalapak dan lainnya. UMKM ini bisa kita salurkan kesana," ujarnya.
No comments:
Post a Comment