Kebudayaan insan berkembang semenjak ia dilahirkan ke bumi ini. Setiap jaman atau masa mempunyai corak kebudayaan masing-masing. Budaya paling bau tanah pada insan dikenal dengan kebudayaan jaman watu atau megalitikum. Hasil-hasil kebudayaan yang berhasil ditemukan menggambarkan proses dan perkembangan teknologi yang insan ciptakan dari hasil kreasi dengan materi baku alam. Hasil kebudayaan yang berhasil ditemukan mempunyai ciri-ciri yang khas sehingga dipakai untuk membagi zaman praaksara berdasarkan hasil-hasil kebudayaan tersebut.
Paleolitikum atau zaman batu tua adalah zaman ketika manusia memakai alat-alat budaya yang terbuat dari batu, yang masih sederhana dan memiliki tekstur yang masih kasar. Paleolitikum diperkirakan berlangsung sekitar 600.000 tahun yang kemudian selama masa kala Plestosen. Pada zaman ini pula berlangsung zaman es (glasial) yang menyebabkan perkembangan kebudayaan Paleolitikum sangat lambat. Secara ringkas, zaman Paleolitikum sanggup dilihat melalui denah berikut.
Kehidupan Sosial Ekonomi
1. Food gathering atau berburu dan mengumpulkan makanan.
2. Nomaden atau berpindah-pindah untuk mencari kawasan gres yang sanggup memperlihatkan masakan yang cukup.
3. Tempat tinggal umumnya tidak jauh dari sumber air lantaran biasanya hewan yang diburu selalu berkumpul di area bersahabat sumber air.
Penguasaan Teknologi
Manusia hanya memakai alat-alat yang paling bersahabat dengan lingkungan hidup mereka mirip batu, kayu, bambu dan tanah. Batuan yang dipakai masih bernafsu untuk berburu binatang. Selain itu watu menjadi teknologi yang dipakai sebagai kapak untuk memotong kayu atau membunuh hewan buruan.
Contoh Sisa Peninggalan
Kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Contoh Kebudayaan Pacitan: kapak penetak, kapak perimbas, kapak genggam
Contoh Kebudayaan Ngandong: alat-alat dari tanduk binatang
Adapun cara pembuatan alat-alat batuan pada masa Paleolitikum masih sangat sederhana, yaitu dengan cara dibentur-benturkan antara satu watu dengan watu lainnya. Cara ini pula yang kemudian membentuk batuan menjadi mirip kapak dan berfungsi
sebagai alat penunjang kehidupan insan praaksara. Penemuan alat batuan dari zaman Paleolitikum banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama wilayah Pacitan dan Ngandong. Oleh lantaran itu, lahir istilah kebudayan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
sebagai alat penunjang kehidupan insan praaksara. Penemuan alat batuan dari zaman Paleolitikum banyak ditemukan di wilayah Jawa terutama wilayah Pacitan dan Ngandong. Oleh lantaran itu, lahir istilah kebudayan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1. Kebudayaan Pacitan
Manusia purba pendukung kebudayaan Pacitan diperkirakan berjenis Pithecanthropus erectus. Hal ini disimpulkan dari adanya temuan alat-alat batuan berupa flake atau alat serpih di lapisan peleistosen tengah. Selain itu ada kesamaan jenis batuan yang ditemukan di Gua Choukoutien Peking (tempat fosil Pithecanthropus erectus), dengan alat-alat batuan yang ditemukan di kawasan Pacitan. Selain di Pacitan, alat batuan zaman Paleolitikum juga ditemukan di kawasan lain mirip Sukabumi Perigi, Gombong, Tambang Sawah, Lahat, Trunyang, Maumere sampai Atambua. Berikut temuan fosil batuan hasil penggalian von Koeningswald pada 1935 di Pacitan.
a. Kapak genggam
Kapak genggam merupakan kapak yang dipakai dengan cara digenggam dan tidak mempunyai tangkai. Berasal dari watu yang hampir tidak berubah dari bentuk aslinya alias masih sangat sederhana.
b. Kapak perimbas
Kapak peirmbas yaitu tidak jauh beda dengna kapak genggm namun ukurannya lebih besar.
c. Kapak penetak
Kapak penetak mempunyai kesamaan bentuk dengan kapak genggam dan perimbas. Fungsinya untuk membelah pohon kayu dan bambu.
d. Pahat genggam
Pahat genggam yaitu alat batuan yang mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan kapak genggam, kapak perimbas, maupun kapak penetak. Fungsi dari pahat genggam yaitu untuk menggemburkan tanah dan mencari umbi-umbian.
e. Alat serpih
Alat serpih merupakan alat bebatuan yang ukurannya lebih kecil dan biasanya berbentuk lebih tipis dibandingkan alat jenis lainnya.
2. Kebudayaan Ngandong
Temuan hasil kebudayaan Ngandong banyak ditemukan di daerah Ngawi, Jawa Timur. Kebudayaan Ngandong merupakan hasil kebudayaan manusia praaksara zaman Paleolitikum yang menggunakan batu dan tulang sebagai alat penunjang kebutuhan hidupnya. Alat yang ditemukan di Ngandong berupa kapak genggam, alat serpih (flake), dan alat-alat yang berasal dari tulang seperti alat penusuk atau belati. Selain di Ngandong, alat-alat serupa juga ditemukan di wilayah Sangiran (Jawa Tengah) dan Cabenge (Sulawesi Selatan). Baca juga: Hasil Peradaban Mesolitikum
No comments:
Post a Comment