Ilmu pengetahuan berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada ketika itu. Sebagai pola ialah pada zaman Babilonia dan Yunani, alasannya keterbatasan alat indera insan (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan ataupun “mitos.” Sebagai pola mitos contohnya ialah balasan wacana pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagai bocornya atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu seolah-olah sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Pada zaman sekarang, balasan pertanyaan wacana bagaimana proses terjadinya hujan sudah sanggup dijelaskan secara ilmiah alasannya perkembangan Sains.
Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com
Suatu pola pikir yang lebih maju dari mitos ialah penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan kecerdikan sehat, kecerdikan atau rasional. Oleh alasannya itu berkembanglah faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan kecerdikan atau hal-hal yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode ilmiah kini yang pada dasarnya ialah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan menurut data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melaksanakan eksperimen maka insan perlu membuat alat Bantu atau instrumentasi pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan bermetamorfosis lebih tepat dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi atau industri. Metode ini kemungkinan sanggup dipengaruhi oleh alat pendukung pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang dipakai maka akurasi datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan wacana beberapa diam-diam alam yang diperolehnya, insan lalu berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan mudah yang sanggup dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara tidak eksklusif akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu insan ke arah yang lebih kompleks. Dengan demikian insan akan terus berusaha mengetahui segala diam-diam alam semesta yang belum terungkap.
No comments:
Post a Comment