Tuesday, January 2, 2018

√ Perkembangan Ipa

Perkembangan IPA. Telah dibahas sebelumnya pada artikel bahwa sifat dasar insan yaitu manusia memiliki sifat keingintahuan yang tinggi. Hal itulah yang menjadikan insan selalu ingin mencari balasan untuk menjelaskan ihwal fenomena alam. Fenomena alam misalnya: terjadinya guntur dan petir, meninggalnya orang yang tidur di bawah pohon besar pada malam hari Dalam upaya mencari balasan yang sanggup dipakai untuk menjelaskan fenomena alam, maka maka insan perlu melaksanakan pengamatan atau penelitian yang terus menerus.  Untuk melaksanakan penelitian maka dibutuhkan landasan pengetahuanatau teori yang sudah ada.  Sebaliknya menurut data penelitian yang diperoleh maka dimungkinkan mendapat balasan atas pertanyaan maupun teori gres yang menjelaskan fenomena yang diteliti.  Dengan demikian inti dari perkembangan ilmu yaitu penelitian yang dikelilingi atau didukung oleh landasan-landasan ilmu. Landasan ilmu yang paling rendah stratanya dikenal sebagai hipotesis.
Hipotesis yaitu berupa dugaan atau prediksi yang diambil menurut pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab duduk perkara penelitian yang sedang dilakukan.
 Baca Juga:
Strata yang lebih tinggi yaitu teori, landasan ilmu yang telah teruji kebenarannya, namun demikian teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori gres yang lebih tepat.  Strata yang paling tinggi yaitu hukum atau dalil, berasal dari teori yang telah diuji terus-menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat insan yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya.  Berdasarkan hal tersebut maka ilmu pengetahuan merupakan siklus ilmu yang tidak pernah terputus bahkan akan semakin membesar dan meluas dengan penelitian sebagai intinya. Penelitian itu dilakukan dalam upaya untuk menjawab duduk perkara yang dikemukakan, secara sederhana duduk perkara tersebut berupa pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana fenomena (alam) itu terjadi.



Ilmu pengrtahuan pada mulanya berkembang sangat lambat hingga kala pertengahan (abad 15-16).  Pengembangan tersebut sedikti lebih pesat terutama sehabis Copernicus yang kemudian diperkuat oleh Galileo menurut penemuannya mengubah konsep geosentris menjadi heliosentris dan seklaigus mengubah kepercayaan penguasa dan agama pada dikala ini.  Penemuan ini sangat dimungkinkan alasannya yaitu berkembangnya alat bantu  penelitian (teropong bintang) yang lebih baik.  Periode ini dikenal sebagai permulaan kala ilmu pengetahuan modern yang menetapkan suatu kebenaran menurut induksi atau eksperimen.  Perubahan konsep ilmu yang radikal ini juga mempengaruhi cara berpikir dan sekaligus memacu perkembangan ilmu hingga terjadinya revolusi industri pada kala ke-19.
           
Perkembangan IPA sangat pesat terjadi sehabis diperkenalkannya konsep fisika kuantum dan relativtas pada awal kala ke-20.  Konsep “modern” ini mempengaruhi konsep IPA keseluruhan sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan revisi dan pembiasaan konsepsi ilmu pengetahuan ke arah anutan modern.  Dengan demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang telaahannya bersifat makroskopik, dan IPA modern yang bersifat mikroskopik.  Dengan demikian penggolongan IPA “klasik” dan IPA “modern” sama sekali sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun penjabaran bidang ilmu.  Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.  Perkembangan ilmu yang sangat besar akhir-akhir ini sangat ditunjang oleh perkembangan ilmu maupun perangkat computer yang semakin cepat dan canggih.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...