Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan pembelajaran kelas yang akan dilakukan, dan dari segi definisi harus berorientasi ke depan dan harus memperhitungkan peristiwa-peristiwa tak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko. Oleh karenanya, planning mesti cukup fleksibel supaya sanggup diadaptasikan dengan efek yang tak sanggup terduga dan hambatan yang sebelumnya tidak terlihat. Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan dengan dua pengertian. Pertama, tindakan kelas mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan dinamika yang terjadi di kelas dan mengakui adanya hambatan nyata, baik yang bersifat material maupun non-meterial di kelas. Kedua, tindakan-tindakan pilih sebab memungkinkan para guru untuk bertindak secara lebih efektif dalam tahapan-tahapan pembelajaran, secara lebih bijaksana dalam memperlakukan siswa, dan cermat dalam mengamati kebutuhan dan perkembangan berguru siswa.
Pada prinsipnya, tindakan yang guru rencanakan hendaknya; 1) membantu guru sendiri dalam a) mengatasi hambatan pembelajaran kelas, b) bertindak secara lebih sempurna guna di kelas, dan c) meningkatkan keberhasilan pembelajaran kelas; dan 2) membantu guru menyadari potensi gres untuk melaksanakan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Dalam proses perencanaan, guru harus berkolaborasi dengan sejawat melalui diskusi untuk berbagi bahasa yang akan digunakan dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan di kelas.
Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com
Pada prinsipnya, tindakan yang guru rencanakan hendaknya; 1) membantu guru sendiri dalam a) mengatasi hambatan pembelajaran kelas, b) bertindak secara lebih sempurna guna di kelas, dan c) meningkatkan keberhasilan pembelajaran kelas; dan 2) membantu guru menyadari potensi gres untuk melaksanakan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Dalam proses perencanaan, guru harus berkolaborasi dengan sejawat melalui diskusi untuk berbagi bahasa yang akan digunakan dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan di kelas.
Rencana PTK hendaknya disusun menurut hasil pengamatan awal refleksif terhadap pembelajaran di kelas. Misalnya, seorang guru matematika akan melaksanakan pengamatan terhadap situasi pembelajaran matematika di kelas dalam konteks situasi sekolah secara umum dan mendeskripsikan hasil pengamatan. Untuk memperkuat hasil penguatan sanggup dilakukan wawancara (jika perlu). Dari sini akan mendapat citra umum wacana persoalan yang ada. Lalu guru meminta sejawat sebagai kolaborator untuk melaksanakan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang diselenggarakan guru di kelas. Selama mengamati, kolaborator memusatkan perhatiannya pada sikap guru sebagai guru dalam upaya membantu siswa berguru matematika, dan sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung, serta suasana pembelajarannya. Misalnya, hal-hal yang dicatat meliputi:
a. Bagaimana guru melibatkan siswanya dari awal (ketika membuka pelajaran).
b. Bagaimana guru membantu siswanya, misalnya; 1) memahami isi materi, 2) membantu murid-muridnya yang mengalami kesulitan atau yang pasif.
c. Bagaimana guru mengelola kelas, adalah dalam mengatur daerah duduk, mengontrol penerangan, mengatur suaranya, mengatur pinjaman giliran, mengatur kegiatan.
d. Bagaimana guru berpakaian.
e. Bagaimana murid menanggapi upaya-upaya guru.
f. Sejauh mana murid aktif dalam proses pembelajaran.
g. Hal-hal lain yang secara teoritis perlu dicatat.
h. Suasana kelas.
Hasil pengamatan awal terhadap proses tersebut dituangkan dalam bentuk catatan-catatan lapangan lengkap (cuplikannya sanggup disajikan dalam laporan dalam bentuk sketsa), yang menggambarkan dengan terperinci cuplikan/episode proses pembelajaran dalam situasi nyata. Kemudian, guru bersama kolaborator menyidik catatan-catatan lapangan sebagai data awal secara cermat untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dan aspek-aspek apa yang perlu ditingkatkan untuk memecahkan persoalan praktis.
Berdasar hasil akad terhadap pencermatan data awal, dan dipadukan dengan ketersediaan sumber daya, baik insan maupun non-manusia, guru bersama kolaborator selanjutnya menyusun planning tindakan, sebagai penuntun pelaksanaan tindakan. Rencana tindakan perlu dilengkapi dengan pernyataan wacana indikator-indikator peningkatan yang akan dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Misalnya, indikator untuk peningkatan keterlibatan siswa bertanya, keaktifan dalam belajar, kemandirian belajar, motivasi berguru atau sanggup pula berupa hasil berguru diukur sedemikian rupa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Kebersamaan guru dan kolaborator dalam mengumpulkan data awal, kemudian mencermatinya untuk mengidentikasi masalah-masalah yang ada dan memilih tindakan untuk mengatasinya, serta menyusun planning tindakan harus memenuhi tuntutan validitas demokratik.
No comments:
Post a Comment