Mengapa Perlu Mempelajari Teori Belajar yang penting dalam Pembelajaran Matematika -Untuk menjadi guru, diharapkan pemahaman yang mendalam terkait bagaimana hakikat anak terutama bagaimana anak belajar.
Teori mencar ilmu ialah teori yang bercerita wacana kesiapan siswa untuk mencar ilmu sesuatu. Atau uraian wacana kesiapdidikan siswa untuk mendapatkan sesuatu (Ruseffendi, 1990 : 15). Dengan pernyataan lain,
Oleh alasannya ialah proses mencar ilmu merupakan aktivitas yang melibatkan keseluruhan potensi psikis dan phisik penerima didik, maka pembelajaran yang mendidik harus berpusat pada penerima didik sesuai dengan karakteristik masing-masing. Keaktifan penerima didik harus diutamakan dalam proses pembelajaran. Peserta didik perlu didorong untuk mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat, alasannya ialah pada prinsipnya penerima didik mempunyai seperangkat kemampuan dan bermacam-macam potensi walaupun tingkatnya berbeda-beda.
Oleh karenanya, setiap anak didik mempunyai tingkat kebutuhan yang berbeda beda dalam upayanya mencar ilmu matematika. Guru perlu memastikan bahwa walaupun sedemikian beragamnnya penerima didik, semua anak didik dilarang ada yang tertinggal dalam pembelajaran matematika.
Banyak teori mencar ilmu yang sanggup digunakan dalam pembelajaran matematika. Sebagian dari andal teori mencar ilmu atau andal psikologi dikenal sebagai andal psikologi tingkah laris (behaviorist) menyerupai Burrhus F. Skinner, Thorndike, dan Robert M. Gagne. Ada juga teori oleh para andal psikologi kognitif (cognitive science) menyerupai Jean Piaget; Zoltan P. Dienes; Richard R. Skemp; David P. Ausubel; Jerome Bruner; maupun Lev. S. Vygotsky. Setiap teori mencar ilmu mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri sendiri. Kadang-kadang beberapa teori mencar ilmu sanggup digunakan dalam pembelajaran secara bersamaan atau saling melengkapi. Bertolak dari hal tersebut di atas, para guru yang akan membelajarkan matematika sanggup memakai dengan sempurna keunggulan setiap teori tersebut sesuai dengan keadaan atau kekinian dari anak didiknya.
Untuk melengkapi bahan terkait pembelajaran matematika di SD kunjungi juga tulisan-tulisan berikut:
Disain Pembelajaran Matematika I
Pemahaman akan hakikat anak didik sangat diharapkan guna menentukan banyak sekali pendekatan, model, metode pembelajaran matematika yang sesuai dengan anak didik.Pandangan orang wacana mencar ilmu terutama pemahaman wacana individu telah berkembang dari masa ke masa. Salah satu ilmu penting dijadikan dasar pengelolaan proses pembelajaran matematika yang mendidik ialah teori mencar ilmu yang telah dikembangkan oleh para andal psikologi dan ilmu pendidikan. Para andal Psikologi menghasikan teori mencar ilmu hanya untuk menuntaskan persoalan pada masa dimana beliau hidup. Namun urgensi teori sanggup digunakan untuk permasalahan yang cocok di masa-masa yang lain. Beberapa teori mencar ilmu sanggup saling melengkapi untuk suatu masalah, maupun masing-masing sanggup menuntaskan persoalan pembelajaran yang berbeda
Teori mencar ilmu ialah teori yang bercerita wacana kesiapan siswa untuk mencar ilmu sesuatu. Atau uraian wacana kesiapdidikan siswa untuk mendapatkan sesuatu (Ruseffendi, 1990 : 15). Dengan pernyataan lain,
teori mencar ilmu itu berisi wacana apa yang terjadi dan apa yang diharapkan terjadi pada mental anak yang sanggup dilakukan pada usia (tahap perkembangan mental) tertentu. Kesiapdidikan yang dimaksudkan ialah kesiapan anak untuk bisa sanggup belajar.Teori mencar ilmu yang banyak mensugesti pemikiran wacana proses pembelajaran dan pendidikan ialah teori mencar ilmu Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme, dan Humanisme. Masing-masing teori mencar ilmu tersebut mempunyai sudut pandang yang khas dalam menjelaskan pengertian dan hakikat mencar ilmu dan pembelajaran, akan tetapi semuanya saling melengkapi dan mempunyai imbas pedagogis yang relatif sama.
Oleh alasannya ialah proses mencar ilmu merupakan aktivitas yang melibatkan keseluruhan potensi psikis dan phisik penerima didik, maka pembelajaran yang mendidik harus berpusat pada penerima didik sesuai dengan karakteristik masing-masing. Keaktifan penerima didik harus diutamakan dalam proses pembelajaran. Peserta didik perlu didorong untuk mempunyai keberanian untuk mengemukakan pendapat, alasannya ialah pada prinsipnya penerima didik mempunyai seperangkat kemampuan dan bermacam-macam potensi walaupun tingkatnya berbeda-beda.
Oleh karenanya, setiap anak didik mempunyai tingkat kebutuhan yang berbeda beda dalam upayanya mencar ilmu matematika. Guru perlu memastikan bahwa walaupun sedemikian beragamnnya penerima didik, semua anak didik dilarang ada yang tertinggal dalam pembelajaran matematika.
Banyak teori mencar ilmu yang sanggup digunakan dalam pembelajaran matematika. Sebagian dari andal teori mencar ilmu atau andal psikologi dikenal sebagai andal psikologi tingkah laris (behaviorist) menyerupai Burrhus F. Skinner, Thorndike, dan Robert M. Gagne. Ada juga teori oleh para andal psikologi kognitif (cognitive science) menyerupai Jean Piaget; Zoltan P. Dienes; Richard R. Skemp; David P. Ausubel; Jerome Bruner; maupun Lev. S. Vygotsky. Setiap teori mencar ilmu mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri sendiri. Kadang-kadang beberapa teori mencar ilmu sanggup digunakan dalam pembelajaran secara bersamaan atau saling melengkapi. Bertolak dari hal tersebut di atas, para guru yang akan membelajarkan matematika sanggup memakai dengan sempurna keunggulan setiap teori tersebut sesuai dengan keadaan atau kekinian dari anak didiknya.
Untuk melengkapi bahan terkait pembelajaran matematika di SD kunjungi juga tulisan-tulisan berikut:
Disain Pembelajaran Matematika I
- Pembelajaran Bentuk Bentuk Kurva di Sekolah Dasar
- Pembelajaran Fakta Dasar Perkalian Menggunakan Permainan Lacak Bilangan dan Melengkapi Tabel Perkalian
- Pengenalan Awal Bilangan Cacah di Kelas Rendah Sekolah Dasar
- Pengenalan Konsep dan Operasi Penjumlahan Bilangan Cacah di Sekolah Dasar
- Pengenalan Procept Operasi Pengurangan Bilangan Cacah di Sekolah Dasar
- Pentingnya Permainan Dalam Pembentukan Konsep Matematika
- Tugas Mandiri Mata Kuliah Desain Pembelajaran Matematika 1 Semester Ganjil 2017/2018
- Bangun Ruang di Sekolah Dasar: Pembelajaran Volume Kubus di Sekolah Dasar
- Beberapa Aktivitas Pembelajaran Simetri Lipat dan Simetri Putar di Sekolah Dasar
- Download Materi Kuliah Bangun Ruang
- Eksplorasi Konteks Dapur untuk Pembelajaran Keliling Lingkaran
- Konsep Kelipatan dan Kelipatan Persekutuan
- Konversi Satuan Ukuran Berat, Panjang, Luas dan Isi
- Mengenal Tahap-Tahap Perkembangan Pemahaman Anak Usia SD dalam Belajar Geometri
- Pembelajaran Bentuk Bentuk Kurva di Sekolah Dasar
- Pembelajaran Fakta Dasar Perkalian Menggunakan Permainan Lacak Bilangan dan Melengkapi Tabel Perkalian
- Pentingnya Permainan Dalam Pembentukan Konsep Matematika
- Teorema konstruksi, teorema notasi, teorema pengontrasan dan keanekeragaman, dan teorema pengaitan
- Tugas 2 Desain Pembelajaran Matematika 2
- Tugas III Mata Kuliah Desain Pembelajaran Matematika II
No comments:
Post a Comment