Metode Discovery Learning yaitu teori mencar ilmu yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi dibutuhkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Dasar wangsit Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam mencar ilmu di kelas.
Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan menuntaskan masalah. Akan tetapi prinsip mencar ilmu yang nampak terang dalam Discovery Learning yaitu materi atau materi pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa sebagai penerima didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari gosip sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Dengan mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulang-ulang sanggup meningkatkan kemampuan inovasi diri individu yang bersangkutan. Penggunaan metode Discovery Learning, ingin merubah kondisi mencar ilmu yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus Ekspositori siswa hanya mendapatkan gosip secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan gosip sendiri.
Pembelajaran model discovery learning |
Langkah-langkah Operasional Implementasi dalam Proses Pembelajaran.
Berikut ini langkah-langkah dalam mengaplikasikan model discovery learning di kelas.
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar, Bruner menawarkan stimulation dengan memakai teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sanggup menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.
2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berkhasiat dalam membangun siswa semoga mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar, Bruner menawarkan stimulation dengan memakai teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sanggup menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong eksplorasi.
2) Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)
Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik yang berkhasiat dalam membangun siswa semoga mereka terbiasa untuk menemukan suatu masalah.
3) Data Collection (Pengumpulan Data)
Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau mengambarkan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) banyak sekali gosip yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melaksanakan uji coba sendiri dan sebagainya.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan gres perihal alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu menerima pembuktian secara logis.
5) Verification (Pembuktian)
Verification berdasarkan Bruner, bertujuan semoga proses mencar ilmu akan berjalan dengan baik dan kreatif jikalau guru menawarkan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, hukum atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
Sumber http://www.gurugeografi.id
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Data processing disebut juga dengan pengkodean coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan gres perihal alternatif jawaban/ penyelesaian yang perlu menerima pembuktian secara logis.
5) Verification (Pembuktian)
Verification berdasarkan Bruner, bertujuan semoga proses mencar ilmu akan berjalan dengan baik dan kreatif jikalau guru menawarkan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, hukum atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
6) Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
No comments:
Post a Comment