Sunday, December 24, 2017

√ Wacana Apersepsi Dan Motivasi

Tentang Apersepsi dan Motivasi - Dengan berkembangnya IT dan makin banyaknya guru yang melek internet, banyak guru yang menshare perangkat pembelajaran menyerupai Rencana Pembelajaran di Internet. Hampir sebagian besar RPP yang ada, entah di blog, atau google drive dan lain-lain mempunyai kemiripan dan bagi saya RPP tersebut sangat tidak operasional. Saya memberi teladan salah satu RPP. RPP tersebut untuk pembelajaran wacana pengukuran panjang. Pada RPP yang dishare tersebut mempunyai urutan acara pendahuluan sebagai berikut:
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
a. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin Doa
b. Guru mengabsen Siswa
2. Motivasi
a. Menasihati siswa untuk mengikuti acara pelajaran dengan baik
b.......

Saya jadi bingung. Andaikan saya yang menggantikan guru tersebut mengajar, apa yang akan saya lakukan dengan RPP yang dibuatnya ? Ya, RPP memang sangat menempel dengan guru yang menciptakan RPP tersebut, namun RPP yang dibentuk haruslah operasional. Artinya, RPP yang dibentuk memperlihatkan hal-hal yang akan dilakukan pada dikala pembelajaran. Dari sepenggal RPP di atas, sangat dimungkinkan bahwa orang yang membuatnya tidak memahami apa yang dimaksud dengan Apersepsi dan Motivasi. Ya, apersepsi dan motivasi haruslah bekerjasama pribadi dengan materi yang dipelajari yaitu konsep pengukuran panjang. Banyak permainan belum dewasa yang kaya akan fenomena matematis terkait dengan pengukuran panjang.

Baca juga: 
Seperti yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, apersepsi ialah pengamatan secara sadar wacana segala sesuatu dalam jiwanya sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk mendapatkan ide-ide baru. Berdasarkan pengertian tersebut,dalam acara apersepsi, guru seharusnya menghubungkan apa saja yang guru prediksikan telah ada pada diri siswa (pengetahuan lama, prasyarat, pengetahuan informal, pengalaman anak di rumah, dll) dengan materi pengukuran panjang.Doa dan mengabsen siswa bukanlah acara apersepsi. Apersepsi yang baik haruslah sanggup memunculkan konflik kognisi pada siswa. Konflik kognisi inilah yang dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Contoh apersepsi:
Anak-anak, apakah kalian pernah berlomba untuk lompat jauh ?
Bagaimana kalian memilih siapa yang melompat paling jauh ?Lalu bagaimana cara kalian mengukurnya ? dan memakai apa ?
.......
......
......

Pertanyaan menyerupai ini akan membawa siswa pada balasan mengukur memakai pengukuran informal misalnya: mengukur memakai jengkal, langkah, potongan kayu dll. Pengukuran menyerupai ini akan memperlihatkan hasil yang berbeda, contohnya masing-masing orang mengukur memakai jengkal atau langkah masing-masing. Bila memungkinkan acara menyerupai ini sanggup dipraktikkan di kelas.

Dari teladan apersepsi menyerupai di atas, sanggup diarahkan untuk pengukuran yang "adil" artinya memakai alat ukur yang sama. Dari apersepsi ini sanggup ditentukan bagaimana bentuk motivasinya. Motivasi pada pada dasarnya ialah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan tehadap adanya tujuan. Tujuan yang dimaksud dalam pengertian ini ialah tujuan mengapa siswa membelajari ini. Dalam motivasi, guru memberitahukan kepada siswa manfaat dari mencar ilmu wacana suatu materi pelajaran

Contoh Motivasi:
Anak-anak, jikalau kalian tidak ingin bertengkar (atau lainnya) ketika bermain menyerupai tadi maka kita harus mencar ilmu materi hari ini wacana pengukuran panjang...bla...bla..bla.

Yang perlu diingat, apersepsi dan motivasi di atas harus tercantum dalam RPP yang dibuat. Banyak guru yang galau ketika harus melakukan apersepsi dan motivasi di kelas. Padahal, acara apersepsi dan motivasi sangatlah esensial dalam pembelajaran matematika.

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...