Berikut ini ialah Reportase dari Technology Entertainment Design (TED) Debate yang berjudul :
"Yang dunia butuhkan kini ialah Nuclear Energy, Benar atau Salah?"
Pembicaranya ialah Stewart Brand dan Mark Z. Jacobson. Keduanya ialah pecinta lingkungan, orang yang bependidikan, dan keduanya telah melaksanakan banyak sekali riset mengenai Global Warming. Namun anehnya, mereka mempunyai persepsi yang berbeda soal Nuklir.
Let's the Debate Begin
Ini yang beliau nyatakan :
- Dunia ini, terutama negara-negara yang berkembang, sangat membutuhkan Listrik dalam jumlah banyak. Untuk itu diharapkan Pembangkit Listrik yang mampu mendapatkan amanah dalam segala waktu, ibarat Batubara dan Gas, Hydro-Electric, dan yang paling Efektif dan Efisien, Nuklir.
- Kita tahu bahwa limbah dari Batubara ialah penyumbang CO2 terbesar, yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Di lain pihak Hydro-Electric seperti Uap, Waduk dan lain-lain tidak menghasilkan listrik sebanyak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. PLTN bukan hal yang BARU. PLTN sudah ada semenjak 40 tahun yang lalu, dan terus berkembang hingga sekarang.
Bliau membuktikan diagram dan statistik yang menggambarkan hal-hal diatas.
- Nah, kini kita bicara soal limbah. Untuk 1 Gigawatt listrik, Batubara menghasilkan limbah sebanyak 19.000 ton CO2, jumlah kerikil bara yang diharapkan sendiri sekitar 80 kereta kecil yang membawa 100 ton batubara. CO2 itu akan lepas ke udara, dan akan merusak lingkungan.
Bila memakai nuklir. Limbah dari listrik yang Anda gunakan seumur hidup hanyalah sekaleng coca-cola. Ilustrasinya bisa dilihat diatas, bahkan kaleng itu bisa di cemplungin ke salah satu kereta kecil tersebut.
- Bagaimana dengan tenaga angin dan panel surya? Kincir angin dan panel surya memang tidak menghasilkan limbah sama sekali, tapi tidak efektif juga efisien. Karena listrik yang dihasilkan sangat sedikit dibandingkan dengan lahan yang dipakai untuk menciptakan Ladang panel surya ibarat di California atau Ladang kincir angin ibarat di Eropa. Ladang seluas itu (1000 miles persegi) bisa dipakai untuk 5 hingga 10 PLTN.
- Membuat suatu Reaktor Nuklir, dari tahap perencanaan hingga benar-benar jadi, memakan waktu cukup lama, 10-19 tahun. Dalam waktu selama itu, sudah terbukti bahwa terjadi kemajuan yang cukup pesat dalam pengefisienan pembangkit listrik lain ibarat Solar Panel, Wind Power, Geothermal etc.
- Proses pembuatan suatu PLTN juga merusak lingkungan, dan limbah CO2nya pun 17 kali lebih banyak dari tenaga angin ataupun panel surya. Ini belum termasuk situs penggalian Uranium ibarat gambar dibawah, dan opportunity cost dari Nuclear Facility itu sendiri.
- Reaktor Nuklir memicu Perang Nuklir. Bayangkan saja bila setiap negara bisa mempunyai sebuah reaktor, bukan mustahil mereka juga meriset bahkan membuatkan Nuclear Weapon. Bukankah teori konspirasi itu sangat gampang dilakukan? Tidak sulit untuk suatu negara untuk menyembunyikan informasi soal pembangunan senjata nuklir itu sendiri.
- Sedangkan untuk luas dari lahan yang akan dipakai untuk Solar Panel atau Wind Turbine sebetulnya bukan maslah, malah lebih menguntungkan alasannya bisa diletakan di pemumkiman penduduk. Di ladang persawahan. Bahkan diletakan di atap rumah Anda. Untuk skala besar bisa diletakan di laut, atau pinggir pantai yang bahkan tidak termasuk "tanah".
Bandingkan dengan Reaktor Nuklir yang membutuhkan daerah yang spesifik. Ngeri toh bangun tidur ngeliat ada PLTN di depan jendela Anda.
- Kita tidak butuh Nuklir untuk kebutuhan energi tahun 2020 atau seterusnya. Kita bisa menggabungkan banyak sekali sumber listrik selain Nuklir untuk memenuhi kebutuhan dunia. Ilustrasinya ialah ibarat dibawah ini.
Tambahan
Setelah itu mereka diberikan kesempatan bicara untuk keduakalinya.
Stewart beropini bahwa untuk duduk perkara polusi yang dihasilkan nuklir tidak bisa dihindari, tapi itu masih lebih sedikit dibandingkan manfaat dan energi yang dipatkan. Sedangkan untuk kekhawatiran mengenai bom nuklir itu bisa dicegah dengan banyak sekali janji dunia. Selain itu menciptakan sebuah senjata nuklir itu tidak mudah, dan sangat berbeda dengan menciptakan sebuah PLTN. Buktinya negara-negara yang sudah mempunyai senjata nuklir tidak mempunyai PLTN dan sebaliknya.
Sedangkan Mark beropini bahwa intinya kita tidak perlu PLTN, kita tidak perlu mengambil resiko dari banyak sekali ancaman nuklir bila kita mempunyai banyak sekali renewable energi yang masih bisa dimanfaatkan. Bahkan bila kita memfokuskan diri untuk pengembangan energi selain nuklir, kita bisa menemukan sumber listrik lain selain nuklir.
Feedback
Pesertapun diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, ada beberapa poin yang menarik yang saya dapatkan, diantaranya :
- Resiko dari kerusakan bumi ini kedepannya tidak sebanding dengan resiko yang masih bisa kita atasi dari pembangunan PLTN.
- Hati-hati dengan propoganda soal nuklir, dunia ini penuh dengan konspirasi
- Siapa yang bisa menjamin, bahwa plutonium, uranium, dan limbah nuklir yang lainnya TIDAK menjadi sasaran t3r0ris atau bahkan kondusif dari segala tragedi alam. Baik itu human error ataupun takdir.
- Aritmatika sangat berperan disini, dan berdasarkan perhitungan saya. Kita tetap membutuhkan Nuklir sebagai sumber listrik utama yang mampu mendapatkan amanah untuk industri dan sebagainya.
- Menurut perhitungan saya, kita tidak membutuhkan Nuklir dan masih banyak sumber energi lainnya yang bisa dimanfaatkan. Perkembangan teknologi kini ini meningkat secara Eksponensial, bayangkan apa yang akan kita dapatkan 5 tahun ke depan daripada kita tetap menentukan Nuklir-yang berbahaya dan beresiko.
Kesimpulan
Setelah itu dilanjutkan dengan kesimpulan yang dikemukakan baik oleh Stewart ataupun Mark.
Stewart berkata, "I loved your "It all balances out" chart that you had there. It was a sunny day and a windy night.And just now in England they had a cold spell. All of the wind in the entire country shut down for a week.None of those things were stirring. And as usual, they had to buy nuclear power from France. Two gigawatts comes through the Chunnel. This keeps happening. I used to worry about the 10,000 year factor. And the fact is, we're going to use the nuclear waste we have for fuel in the fourth generation of reactors that are coming along. And especially the small reactors need to go forward. I heard from Nathan Myhrvold -- and I think here's the action point -- it'll take an act of Congress to make the Nuclear Regulatory Commission start moving quickly on these small reactors, which we need very much, here and in the world."
Bukannya malas translate, tapi jika semuanya memakai gaya bahasa saya kesudahannya tidak menarik. Karena bagimanapun juga, ini debat antara dua orang dengan gaya penyampaian yang berbeda-beda.
Sedangkan Mark berkata "So we've analyzed the hour-by-hour power demand and supply, looking at solar, wind, using data for California. And you can match that demand, hour-by-hour, for the whole year almost. Now, with regard to the resources, we've developed the first wind map of the world, from data alone, at 80 meters. We know what the wind resources are. You can cover 15 percent. Fifteen percent of the entire U.S. has wind at fast enough speeds to be cost-competitive. And there's much more solar than there is wind. There's plenty of resource. You can make it reliable."
Hmm.. Menarik juga ya.
Apakah persepsi Anda wacana Nuklir berubah? Sumber http://aldokelvianto.blogspot.com
No comments:
Post a Comment