Sebagai contoh, 2 yaitu bilangan prima, lantaran faktor dari 2 yaitu 1 dan 2, dan tidak mempunyai faktor yang lain. 15 bukan merupakan bilangan prima, lantaran selain mempunyai faktor 1 dan 15 juga masih mempunyai faktor lain yaitu 3 dan 5.
Jumlah bilangan prima ada tak hingga banyak. Pada era II SM seorang matematikawan Yunani yang berjulukan Erastothenes, menemukan cara untuk memilih bilangan prima. Cara yang ditemukan tersebut selanjutnya disebut Saringan/Tapis Erastothenes, yang bentuknya sebagai berikut:
Dari susunan bilangan di atas lalu :
1. Coretlah bilangan 12. Coretlah semua bilangan keliptan 2, kecuali 2
3. Coretlah semua bilangan kelipatan 3, kecuali 3
Dari langkah 2 dan 3, semua bilangan yang merupakan kelipatan 4, 6,8 dan 9 dengan sendirinya ikut tercoret.Coretlah semua bilangan keliptan 5, kecuali 5Coretlah semua bilangan 7, kecuali 7
Langkah ini diteruskan hingga semua bilangan yang mempunyai pembagi selain dirinya sendiri dan 1 tercoret semuanya. maka bilangan yang tidak tercoret merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 100, yaitu : 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23,...,97
Selain cara di atas, ada cara untuk mengidentifikasi bilangan prima secara umum. Misalnya diketahui bilangan p kurang dari 100. untuk mengetahui apakah p merupakan bilangan prima atau bukan, secara umum sanggup diidentifikasi sebagai berikut:
- p yaitu bilangan ganjil kecuali 2
- p tidak mempunyai angka kembar, contohnya 33,77,55,99, bukan bilangan prima.
- Jumlah angka-angka yang membentuk p bukan kelipatan 3, contohnya 21, 27, 54, 72, bukan bilangan prima.
- Jika p terdiri dari dua angka, angka terakhir dari p bukan 5. Misalnya 35, 75, 95, 65 bukan bilangan prima
- Bukan bilangan kuadrat, contohnya 25, 49, 81 bukan bilangan prima.
No comments:
Post a Comment