DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................ 1
1. Latar Belakang ....................................................... 1
2. Rumusan Masalah .................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................ 2
1. Pengertian Kurikulum ............................................ 2
2. Komponen – Komponen Kurikulum ........................... 4
3. Prinsip - Prinsip Kurikulum .................................... 5
4. Fungsi Kurikulum ................................................... 8
5. Peranan Kurikulum ................................................. 9
6. Macam – Macam Kurikulum .................................... 9
7. Tujuan Kurikulum ................................................ 12
BAB III PENUTUP .................................................. 14
1. Kesimpulan .......................................................... 14
2. Saran ..................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................ 15
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah “ Kurikulum Pendidikan ” guna memenuhi tugas, sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin...
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini sanggup diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini sanggup memperlihatkan manfaat dan mempunyai kegunaan bagi Mahasiswa pada umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata tepat dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah “ Kurikulum Pendidikan ” guna memenuhi tugas, sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Aamiin...
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini sanggup diselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga makalah ini sanggup memperlihatkan manfaat dan mempunyai kegunaan bagi Mahasiswa pada umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata tepat dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum yaitu perangkat mata pelajaran dan jadwal pendidikan yang diberikan oleh suatu forum penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada akseptor pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini diadaptasi dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, alasannya yaitu perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan penuh kesungguhan, alasannya yaitu mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal tersebut. Namun di lapangan, perubahan kurikulum seringkali menjadikan duduk kasus baru, sehingga pada tahap awal implementasinya mempunyai hambatan teknis. Sehingga sekolah sebagai penyelenggara proses pendidikan formal sedikit banyaknya pada tahap awal ini membutuhkan energi yang besar hanya untuk mengetahui dan memahami isi dan tujuan kurikulum baru. Dalam teknis pelaksanaannya pun sedikit terkendala disebabkan perlu penyesuaian terhadap perubahan atas kurikulum terdahulu yang sudah biasa diterapkannya.
B. Rumusan Masalah
- Apakah pengertian Kurikulum?
- Sebutkan komponen komponen kurikulum ?
- Sebutkan prinsip – prinsip kurikulum ?
- Apa fungsi kurikulum ?
- Apa peranan kurikulum ?
- Sebutkan macam – macam kurikulum ?
- Apa tujuan kurikulum ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kurikulum
Pada awal mulanya istilah Kurikulum dalam dunia olah raga khususnya atletik pada zaman Yunani kuno. Curriculum berasal dari bahasa YunaniCurier atau kurir (dalam bahasa Indonesia) yang berarti seseorang yang bertugas memberikan sesuatu kepada orang lain di lain tempat. Curere berarti berlari. Kamus Webster tahun 1856 mengartikan “a race course, a place for running, a chariot”. Kurikulum diartikan suatu jarak yang ditempuh oleh pelari. Tapi juga suatu chariot kereta pacu pada zaman dulu, suatu alat yang membawa seseorang dari kawasan start ke kawasan finish.
Secara terminologi, istilah kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan sanggup dipertanggung jawabkan.
- Prof. Dr. S. Nasution, M. A.
Menjelaskan kurikulum sebagai suatu planning yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan berguru mengajar di bawah naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah / forum pendidikan.
- Drs. Cece Wijaya,dkk
Mengartikan kurikulum dalam arti yang luas yakni mencakup keseluruhan jadwal dan kehidupan didalam sekolah.
- Kerr, J. F (1968)
Pengertian kurikulum ialah sebuah pembelajaran yang dirancang dan juga dilaksanakan dengan individu serta juga berkelompok baik itu di luar ataupun di dalam sekolah.
- Neagley dan Evans (1967)
Pengertian kurikulum ialah semua pengalaman yang telah dibangung atau dirancang oleh pihak sekolah untuk sanggup menolong para siswa didalam mencapai hasil berguru kepada kemampuan siswa yang paling baik.
- Good V. Carter (1973)
Pengertian kurikulum ialah kelompok pengajaran yang sistematik atau juga urutan subjek yang dipersyaratkan untuk sanggup lulus atau juga sertifikasi dalam pelajaran mayor.
- George A. Beaucham (1976)
Pengertian kurikulum ialah suatu dokumen tertulis yang didalamnya terkandung isi mata pelajaran yang akan diajar kepada akseptor didik(murid) dengan melalui banyak sekali mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan kasus yang dalam kehidupan sehari-hari.
- Grayson (1978)
Pengertian kurikulum ialah suatu perencanaan untuk mendapatkan suatu pengeluaran (out-comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
- Murray Print
Pengertian kurikulum ialah sebuah ruang pembelajaran yang sudah terpola diberikan secara pribadi kepada siswa oleh sebuah forum pendidikan dan juga pengalaman yang sanggup dinikmati oleh semua siswa pada ketika kurikulum tersebut diterapkan.
- UU. No. 20 Tahun 2003
Pengertian kurikulum ialah suatu perangkat planning dan juga pengaturan ihwal tujuan, isi, dan juga materi pengajaran dan cara yang dipakai ialah sebagai suatu pedoman didalam suatu penyelenggaraan kegiatan dalam pembelajaran untuk sanggup mencapai suatu tujuan pendidikan nasional.
- Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005)
Kurikulum merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk planning maupun jadwal pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya yaitu proses berguru mengajar.
2. Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen – komponen tertentu. Sistem kurikulum terbentuk oleh empat komponen, yaitu : komponen tujuan, isi kurikulum, komponen metode atau taktik pencapaian tujuan, dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum secara keseluruhan juga akan tergganggu.
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berafiliasi dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan yang menggambarkan suatu masyarakat yang di cita – citakan, misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia yaitu pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum yaitu terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berafiliasi dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit, menyerupai tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
2. Komponen Isi/ Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berafiliasi dengan pengalaman berguru yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berafiliasi dengan pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap materi pelajaran yang diberikan maupun acara dan kegiatan siswa. Baik materi maupun acara itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
3. Komponen Metode/ Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang mempunyai kiprah yang sangat penting, alasannya yaitu berafiliasi dengan implementasi kurikulum. Bagaimana anggun dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa taktik yang tepat untuk mencapainya, maka maka tujuan itu mustahil sanggup tercapai. Strategi mencakup rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sejalan dengan pendapat diatas, T. Rajakoni mengartikan taktik pembelajaran sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan berguru mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari kedua pengertian diatas, ada dua hal yang patut kita cermati. Pertama, taktik pembelajaran merupakan planning tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan banyak sekali sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan atau taktik gres hingga pada proses penyusunan planning kerja, belum hingga pada tindakan. Kedua, taktik disusun untuk mencapai tujuan tertentu. artinya, arah dari semua keputusan penyusunan taktik yaitu pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah – langkah pembelajaran, pemanfaatan banyak sekali kemudahan dan sumber berguru semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Upaya untuk mengimplementasikan planning yang sudah disusun dalam kegiatan nyata semoga tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan metode. Ini berarti metode dipakai untuk merealisasikan taktik yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa jadi satu taktik pembelajaran dipakai beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan taktik ekspositori bisa dipakai metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia termasuk memakai media pembelajaran. Oleh lantaran itu, taktik berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode yaitu a way in achieving something.
4. Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan belahan yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui evaluasi, sanggup ditentukan nilai dan arti kurikulum sehingga sanggup dijadikan materi pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan belahan – belahan mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, penilaian sanggup berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau penilaian dipakai sebagai umpan balik dalam perbaikan taktik yang ditetapkan. Kedua fungsi tersebut berdasarkan Scriven (1967) yaitu penilaian sebagai fungsi sumatif dan penilaian sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan sanggup dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.
3. Prinsip Kurikulum
Sejumlah prinsip yang dianggap penting dan menjadi pedoman pada ketika ini pada umumnya.
1. Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa semoga sanggup hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, perilaku maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapa masyarakat. Oleh alasannya yaitu itu, pengalaman-pengalaman berguru yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.
a. Relevansi Internal
Relevansi internal yaitu bahwa setiap kurikulum harus mempunyai keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman berguru yang harus dimiliki siswa, taktik atau metode yang dipakai serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi ini memperlihatkan keutuhan suatu kurikulum.
b. Relevansi Eksternal
Relevansi Eksternal, berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi dan proses berguru siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal yaitu :
- Relevan dengan lingkungan hidup akseptor didik. Artinya, bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaknya diadaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, menyerupai keramaian dan rambu-rambu kemudian lintas, tata cara dan pelayan jasa bank, kantor pos dsb. Begitu juga untuk sekolah yang berada di lingkungan pantai, menyerupai mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dsb.
- Relevan dengan perkembangan zaman baik kini maupun dengan yang akan datang. Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan computer dan internet menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan computer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemapuan berbahasa. Pada masa yang akan tiba ketika pasar bebas menyerupai persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh jadinya keterampilan berbahasa aneh sudah harus mulai dipupuk semenjak sekarang.
- Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan. Artinya, bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus bisa memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana semoga siswa bisa memakai mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan tetapi yang lebih banyak dipakai computer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan computer harus diajarkan. Demikian jugahalnya dengan tuntutan dunia kerja kepariwisataan, perbankan, asuransi, perhotelan dsb, isi kurikulum harus menyesuaikan dengan tuntutan pekerjaan pekerjaan di setiap bidang.
2. Prinsip Fleksibilitas
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadan-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataanyang ada. Bisa saja ketiksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang,latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai.
Maka kurikulum harus bersifat elastis dan fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
Prinsip fleksibilitas mempunyai dua sisi :
a. Fleksibel bagi guru, artinya kurikulum harus memperlihatkan ruang gerak bagu guru untuk berbagi jadwal pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan banyak sekali kemungkinan jadwal pilihan sesuai dengan talenta dan minat siswa.
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada banyak sekali jenjang dan jenis jadwal pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran
4. Efektifitas
Prinsip efektifitas berkenaan dengan planning dalam suatu kurikulum sanggup dilaksanakan dan sanggup dicapai dalam kegiatan berguru mengajar. Terdapat dua sisi efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum yaitu :
- Efektifitas berafiliasi dengan kegiatan guru dalam melaksanakan kiprah mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Contoh, apabila guru memutuskan dalam satu senmester harus menuntaskan 12 jadwal pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya sanggup menuntaskan 4 atau 5 jadwal saja, berarti sanggup dikatakan bahwa pelaksanaan jadwal itu tidak efektif.
- Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Maksudnya sejauh mana siswa sanggup mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Contoh, apabila ditetapkan dalam satu semester siswa harus sanggup mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja sanggup dicapai siswa, maka sanggup dikatakan bahwa proses pembelejaran siswa tidak efektif.
5. Efisiensi
Prinsip efisiensi berafiliasi dengan pernbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas sanggup memperoleh hasil yang maksimal. Betapa pun anggun dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak mudah dan sukar untuk dilaksanakan. Kurikulum harus dirancang untuk sanggup dipakai dalam segala keterbatasan.
Pengembangan kurikulum sekolah di Indonesia mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang berbeda, namun target yang hendak dicapai yaitu sama , yaitu dalam rangka mewujudkan impian pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan nasional pada khususnya dengan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4. Fungsi Kurikulum
Secara umum fungsi kurikulum yaitu sebagai alat untuk membantu akseptor didik untuk berbagi pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum itu segala aspek yang mempengaruhi akseptor didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai jadwal berguru bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis,diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai jadwal belajar, kurikulum yaitu niat, planning dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum mencakup :
- Fungsi Penyesuaian, lantaran individu hidup dalam lingkungan , sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus bisa mengikuti keadaan secara dinamis. Dan di balik lingkungan pun harus diadaptasi dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang well adjusted.
- Fungsi Integrasi, kurikulum berfungsi mendidik pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh lantaran individu itu sendiri merupakan belahan integral dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memperlihatkan pinjaman dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
- Fungsi Deferensiasi, kurikulum perlu memperlihatkan pelayanan terhadap perbedaan- perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dankreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
- Fungsi Persiapan, kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa semoga bisa melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, lantaran sekolah mustahil memperlihatkan semua apa yang dibutuhkan atau semua apa yang menarik minat mereka.
- Fungsi Pemilihan, antara keperbedaan dan pemilihan mempunyai hubungan yang erat.Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi seseorang untuk menentukan apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
- Fungsi Diagnostik, salah satu segi pelayanan pendidikan yaitu membantu dan mengarahkan para siswa semoga mereka bisa memahami dan mendapatkan dirinya sehingga sanggup berbagi semua potensi yang dimiliki.Ini sanggup dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam mendiagnosa dan membimbing siswa semoga sanggup berbagi potensi siswa secara optimal.
Sedangkan fungsi praksis dari kurikulum yaitu mencakup :
- Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari.
- Fungsi bagi sekolah yang diatasnya yaitu untuk menjamin adanya pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan.
- Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan.
5. Peranan Kurikulum
Kurikulum bagi jadwal pendidikan dimana sekolah sebagai institusi social melaksanakan oprerasinya, paling tidak sanggup ditentukan 3 jenis kurikulum :
- Peranan Konservatif Menekankan bahwa kurikulum itu sanggup dijadikan sebagai sarana untuk mentramisikan nilai-nilai warisan budaya masa kemudian yang dianggap masih relevan dengan masa kini bagi generasi muda.
- Peranan Kritis dan evaluative Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus bisa berbagi sesuatu yang gres sesuai dengan perkembangan.
- Peranan Aktif Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Sehingga pewarisan dan nilai-nilai budaya masa lalu.kepada siswa perlu diadaptasi dengan masa sekarang.
6. Macam - Macam Kurikulum
Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut:
- Kurikulum ideal
yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum.
- Kurikulum aktual
yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan. Namun demikian, kurikulum konkret seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. Kurikulum dan pengajaran merupakan dua istilah yang tidak sanggup dipisahkan. Kurikulum merujuk kepada materi asuh yang telah direncanakan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang. Sedang pengajaran merujuk kepada pelaksanaan kurikulum tersebut secara sedikit demi sedikit dalam berguru mengajar.
- Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum)
yaitu segala sesuatu yang terjadi pada ketika pelaksanaan kurikulum ideal menjadi kurikulum faktual. Segala sesuatu itu bisa berupa imbas guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, atau bahkan dari akseptor didik itu sendiri. Kebiasaan guru tiba tepat waktu ketika mengajar di kelas, sebagai contoh, akan menjadi kurikulum tersembunyi yang akan besar lengan berkuasa kepada pembentukan kepribadian akseptor didik.
Berdasarkan struktur dan materi mata pelajaran yang diajarkan, kita sanggup membedakan:
- Kurikulum terpisah-pisah (separated curriculum)
Kurikulum ini menyajikan segala materi pelajaran dalam banyak sekali macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, seolah-olah ada batas pemisah antara mata pelajaran satu dengan yang lain, juga antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Beberapa hal positif dari separated curriculum ini yaitu : Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis sanggup dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai budaya terdahulu.
Kurikulum ini gampang diubah dan dikembangkan.
Bentuk kurikulum ini gampang dipola, dibentuk, didesain bahkan gampang untuk diperluas dan dipersempit sehingga gampang diadaptasi dengan waktu yang ada.
Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain. Tidak atau kurang memperhatikan kasus yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan: banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman
- Kurikulum terpadu (integrated curriculum)
Dalam kurikulum terpadu atau terintergrasi, batas-batas diantara mata pelajaran sudah tidak terlihat sama sekali, lantaran semua mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk kasus atau unit. Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini antara lain : Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi, berdasarkan psikologi berguru gestalt dan organismik, berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa. Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan mata pelajaran gres sanggup saja muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah. Sistem penyampaian memakai sistem pengajaran unit, baik pengalaman (experience) atau pelajaran (subject matter unit). Peran guru sama aktifnya dengan kiprah murid. Guru selaku pembimbing.
Beberpa manfaat kurikulum terpadu ini antara lain:
a) Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain.
b) Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern ihwal belajar, murid dihadapkan kepada kasus yang berarti dalam kehidupan mereka.
c) Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
d) Aktifitas bawah umur meningkat lantaran dirangsang untuk berpikir sendiri dan berkerja sendiri, atau kerjasama dengan kelompok.
e) Kurikulum ini gampang diadaptasi dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
Keberatan-keberatan yang dilontarkan pada pelaksanaan kurikulum terpadu ini adalah:
a) Guru belum siap untuk melaksanakan kurikulum ini
b) Kurikulum ini tidak mempunyai organisasi yang sitematis
c) Kurikulum ini memberatkan guru
d) Kurikulum ini tidak memungkinkan ujian umum, alasannya yaitu tidak ada unformitas di sekolah- sekolah satu sama lain
e) Anak-anak diragukan untuk bisa diajak menentukan kurikulum
f) Pada umumnya kondisi sekolah masih kekurangan alat-alat untuk melaksanakan kurikulum ini.
- Kurikulum terkorelasi (corelated curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara dua atau lebih mata pelajaran tanpa menghilangkan batas-batas setiap mata pelajaran. Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi sanggup diajarkan untuk saling memperkuat.Ada tiga jenis hubungan yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran. Korelasi faktual, contohnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa. Korelasi deskriptif, hubungan ini sanggup dilihat pada penggunaan generalisasi yang berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi sanggup berkorelasi dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan memakai prinsip-prinsip yang ada dalam psikologi untuk menunjukan kejadian-kejadian sosial. Korelasi normatif, hampir sama denagan hubungan deskriptif, perbedaannya terletak pada prinsipnya yang bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan sanggup dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika.
Berdasarkan pengembangnya dan penggunaannya, kurikulum sanggup dibedakan menjadi:
- Kurikulum nasional (national curriculum)
yakni kurikulum yang disusun oleh tim pengembang tingkat nasional dan dipakai secara nasional.
- Kurikulum negara belahan (state curriculum)
yakni kurikulum yang disusun oleh masing-masing negara bagian, contohnya di masing-masing negara belahan di Amerika Serikat.
- Kurikulum sekolah (school curriculum)
yakni kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah lahir dari keinginan untuk melaksanakan diferensiasi dalam kurikulum.
7. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum intinya merupakan tujuan setiap jadwal pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai baerikut:
a. Tujuan Nasional
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 ihwal sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan berbagi insan indonesia seutuhnya yaitu insan yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan berdikari serta rasa tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, hingga kepada tujuan insfruksional dengan pembagian terstruktur mengenai sebagai berikut:
b. Tujuan Intitusional
Tujuan institusional yaitu tujuan yang harus dicapai oleh suatu forum pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik sehabis menamatkan forum pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik sehabis menamatkan forum pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan institusional harus merupakan pembagian terstruktur mengenai dan tujuan umum (riasional), harus mempunyai kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi tinggi). Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan abjad dari forum pendidikannya, menyerupai forum pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler yaitu pembagian terstruktur mengenai dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan institusiorial). Tujuan kurikuler yaitu tujuan di bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oerasional yaitu rumusan kemampuan yang diharapkan sanggup dimiliki anak didik sehabis mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
d. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini yaitu tujuan yang pribadi dihadapkan kepada anak didik alasannya yaitu hrus dicapai oIeh mereka sehabis menempuh proses belajar-mengajar. Oleh lantaran itu tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan sanggup dimiliki oleh anak didik sehabis mereka menuntaskan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus sanggup diukur pada ketika berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan gampang dilakukan pengukuran.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Meskipun banyak definisi kurikulum yang satu dengan yang lain saling berbeda, dikarenakan dasar filsafat yang dianut oleh para penulis berbeda-beda. Walaupun demikian ada kesamaan satu fungsi, yaitu bahwa kurikulum yaitu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum mengandung sekian banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran berjalan dengan optimal. Sejumlah pakar kurikulum beropini bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum. Baik dan buruknya hasil pendidikan ditentukan oleh kurikulum, apakah bisa membangun kesadaran kritis terhadap akseptor didik ataukah tidak. Dengan demikian, kurikulum memegang kiprah penting bagi keberhasilan sebuah pendidikan dan bagi akseptor didik.
2. Saran
Sesuai dengan perkembangan dan ilmu pengetahuan sebaiknya kurikulum diadaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kurikulum perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Perubahan kurikulum harus mengacu pada sumber aturan yaitu pancasila dan Undang-undang dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA
indo-teknoloqi.blogspot.com/search?q=22/kurikulum-pendidikan/
http://www.idsejarah . net/2014/01/fungsi-dan-peranan-kurikulum
Sumber http://learnmine.blogspot.com
No comments:
Post a Comment