Saturday, November 25, 2017

√ Hasil Ukg Tidak Memilih Tingkat Kualitas Guru

Ketua Umum PB PGRI Sulistiyo menyarankan semoga Ujian Kompetensi Guru (UKG) tidak dipublikasikan. Hasil UKG sebaiknya hanya disampaikan kepada pihak yang berkepentingan seperti  kepala sekolah. 


"Kalau seorang guru hasil UKG nilainya 32 dan diketahui orangtua murid maka akan mengurangi iktikad orangtua murid kepada guru. Ini juga akan  mempermalukan guru itu sendiri," katanya, Rabu, (21/10).

Padahal, ujar Sulistiyo, UKG tidak memilih tingkat kualitas seorang guru. Kepribadian seorang guru sulit diuji memakai tes UKG. Apalagi, kini guru honorer akan diwajibkan mengikuti UKG. Menurutnya hal ini patut dipertanyakan lantaran selama ini guru honorer tidak pernah mengikuti pembinaan dan pembinaan. 

Apalagi, terang dia, UKG tidak bisa menggambarkan kemampuan guru secara utuh. UKG tak bisa dipakai untuk menguji kepribadian guru lantaran yang diujikan hanya kemampuan pedagogik dan profesionalitas saja. Padahal, dua hal itu sangat mempengaruhi kinerja guru. 

Di Kecamatan Suruh, Semarang, terang dia, ada seorang guru yang cara mengajarnya manis dan murid-murid bahagia kalau beliau yang mengajar. Masyarakat sekitar juga menghargai guru tersebut lantaran berdedikasi dan rajin. Namun, sayang guru tersebut hasil UKG-nya rendah. 

"Guru honorer hanya dibayar dua ratus hingga tiga ratus ribu, sangat minim, tidak manusiawi. Guru honorer juga tak pernah diberi pelatihan, mengapa tiba-tiba mau disuruh ikut UKG," katanya.

Nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) 2015 akan dibagi menjadi 10 level atau kelompok. Level ini kalau dilihat dari skala 10 hingga 100.

“Dengan sasaran nilai batas minimal 55,”ungkap Kasubdit Perencanaan Kebutuhan Guru, Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Guru Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Santi Amabarukmi kepada wartawan di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (15/10).

Santi menjelaskan alasan mengapa Kemendikbud menetapkan sasaran nilai 55. Hal ini bukan saja berkaitan dengan yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015. Namun, tambah dia, ini berafiliasi dengan skor yang sebelumnya bisa digapai para guru yang bersertifikasi pada UKG beberapa tahun lalu. Para guru ternyata hanya bisa menggapai skor rata-rata 47. 

Untuk para guru yang belum bisa mencapai target, berdasarkan Santi, mereka akan di-treatment. Guru-guru itu akan mendapat modul pembinaan dari Kemendikbud. Sejauh ini, Kemendikbud telah menyediakan 10 modul untuk 10 kelompok nilai UKG itu nantinya. 

Menurut Santi, guru yang mendapat nilai tinggi bisa menjadi tutor ke depannya. Ilmu dan pemahaman yang dimiliki bisa dibagikan kepada guru-guru yang belum bisa mencapai target. 

Pada hakikatnya, hasil UKG ini bisa membantu para guru untuk mengetahui kekurangannya. Dengan demikian mereka bisa memperbaiki kualitas masing-masing ke depannya.




= Baca Juga =




Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...