Monday, October 23, 2017

√ Disiplin Berguru Siswa

DISIPLIN BELAJAR SISWA
A. Pengertian Disiplin Siswa dalam Belajar atau Displin Belajar

Disiplin yakni sikap yang selalu sempurna janji, sehingga orang lain mempercayainya, lantaran modal utamadalam berwirausaha yakni memperoleh kepercayaan dari orang lain.Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yangberarti pengajaran atau pelatihan. Disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu “disciple” yang berarti pengikut atau murid.



Sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapapengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran atau tunduk padapengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan membuatkan diri agardapat berperilaku tertib. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan. Denganmelaksanakan disiplin, berarti semua pihak dapat menjamin kelangsungan hidup dan kelancarankegiatan belajar, bekerja, dan berusaha. Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akanmelahirkan mental yang kuat dan tidak gampang mengalah walaupun dalam keadaan sulit.

Displin sanggup diartikan secara etimologi maupun terminolgi. Secara etimologis, istilah disiplin berasal dari bahasa Inggris “dicipline” yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan secara terminologis, istilah disiplin mengandung arti sebagai keadaan tertib di mana para pengikut itu tunduk dengan bahagia hati pada ajaran-ajaran para pemimpinnya.



Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan hanya pada forum formal, namun pada forum non formal pun sangat penting. Sudah menjadi keharusan bahwa tiap-tiap forum pendidikan, baik formal maupun non formal harus sanggup menegakkan serta membuat suatu disiplin yang tinggi. Apabila di dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak mengutamakan disiplin, kemungkinan besar forum pendidikan itu tidak sanggup berjalan dengan baik, sehingga peroses mencar ilmu mengajar akan terganggu.

Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya yakni ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa yakni pelajar atau anak (orang) yang melaksanakan aktifitas mencar ilmu ( Ibid: 849). Dengan demikian disiplin siswa yakni ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan mencar ilmu mengajar.

Dari pengertian tersebut, disiplin siswa dalam mencar ilmu atau disiplin belajar sanggup dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap hukum (tata tertib) yang berkaitan dengan kegiatan mencar ilmu mengajar di sekolah, yang mencakup waktu masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya yakni berkaitan dengan aktifitas mencar ilmu di sekolah.


B. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa dalam Belajar atau Disiplin Belajar

Banyak faktor yang sanggup mempengaruhi sikap Disiplin siswa dalam mencar ilmu atau Disiplin mencar ilmu siswa, yaitu:

1. Keteladanan
Keteladanan orang renta sangat mempengaruhi sikap disiplin anak, lantaran sikap dan tindak tanduk atau tingkah laris orang renta sangat mempengaruhi sikap dan akan ditiru oleh anak. Oleh lantaran itu, orang renta bukanlah hanya sebagai pemberi kebutuhan anak secara materi, tapi orang renta juga yakni sebagai pemberi ilmu pengetahuan dan dituntut untuk menjadi suri tauladan bagi anaknya.

2. Kewibawaan
Orang renta yang berwibawa sanggup memberi imbas yang kasatmata bagi anak, hal ini sebagaimana yang tertulis dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1983:3) bahwa kewibawaan yakni pancaran kepribadian yang menjadikan imbas kasatmata sehingga orang lain mematuhi perintah dan larangannya. Orang yang berwibawa menampakkan sikap dan nilai yang lebih unggul untuk diteladani.

Pendapat tersebut menyebutkan, bahwa kewibawaan sangat mempengaruhi sikap seseorang. Kewibawaan yang dimiliki oleh orang renta sangat memilih kepada pembentukan kepribadian anak. Anak yang terbiasa melaksanakan kiprah sesuai dengan petunjuk orang tua, maka dalam dirinya itu sudah tertanam sikap disiplin, dan sebaliknya apabila orang renta sudah tidak mempunyai kewibawaan, akan sulit bagi orang renta tersebut untuk mengarahkan dan membimbing anak dan yang akan terjadi yakni tindakan-tindakan indisipliner, dengan demikian kewibawaan sangat mempengaruhi sikap anak.

3. Anak
Agar disiplin di lingkungan keluarga sanggup berjalan dengan baik, maka sangat diperlukan kerjasama antar semua yang ada di rumah tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat diperlukan adanya kesadaran anak itu sendiri dalam membina kedisiplinan. Anak harus menyadari kedudukannya sebagai anak yang memerlukan orang tua.

4. Hukuman dan ganjaran
Hukuman dan ganjaran, merupakan salah satu perjuangan untuk mempengaruhi perilaku. Apabila anak melaksanakan suatu pelanggaran atau suatu perbuatan yang tidak terpuji dan tidak menerima teguran dari orang tua, maka akan timbul dalam diri anak tersebut suatu kebiasaan yang kurang baik.

5. Lingkungan
Faktor yang tidak kalah pentingnya dan kuat terhadap disiplin yakni faktor lingkungan. Lingkungan yang dimaksud yakni lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Pada umumnya apabila lingkungan baik, maka akan kuat terhadap perbuatan yang kasatmata dan begitu pula sebaliknya.
Agar sanggup terealisasi sikap disiplin siswa yang diharapkan, maka ketiga lingkungan tersebut harus saling membantu, saling menolong, kerjasama, lantaran dilema pendidikan itu sudah sewajarnya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, dalam hal ini guru/sekolah, orang tua/keluarga dan begitu juga masyarakat yang berada di lingkungannya.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa keluarga mendidik anak dengan menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sebagai pembentukan budpekerti yang terpuji. Sekolah mendidik anak menunjukkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan si anak dengan pengajaran, dan dari masyarakat mendidik belum dewasa dengan latihan-latihan praktis, berwujud keterampilan, ketabahan, keberanian, dan sebagainya yang semuanya akan dipergunakan sebagai bekal dalam kehidupannya.

Sedangkan mencar ilmu sanggup dibatasi sebagai kegiatan pisik dan mental dalam proses perubahan perilaku, maka dilihat dari ruang lingkupnya acara mencar ilmu menyangkut acara mencar ilmu di sekolah maupun di rumah. Dengan demikian, maka sanggup diidentifikasi bahwa disiplin mencar ilmu yakni keadaan sikap mental anak yang dengan bahagia hati tunduk pada aturan-aturan ketertiban kegiatan pisik dan mental dalam merubah sikap melalui kegiatan mencar ilmu di sekolah maupun di rumah.

Oleh lantaran itu, jelaslah bahwa dilema Disiplin siswa dalam mencar ilmu atau Disiplin mencar ilmu siswa merupakan hal yang sangat penting, lantaran jikalau kedisiplinan tersebut telah tertanam dalam diri anak, maka ia akan berusaha untuk mencar ilmu secara teratur, kontinue, dan ajeg sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada, sehingga akan tercapai sebuah prestasi dalam belajar.

C. Cara Menumbuhkan Disiplin Siswa dalam Belajar atau Disiplin Belajar
Untuk menumbuhkan disiplin siswa dalam mencar ilmu atau disiplin belajar, maka siswa harus membiasakan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengikuti pedoman umum untuk belajar

1. Keteraturan dalam belajar
Keteraturan merupakan unsur pokok dalam pelaksanaan disiplin belajar, lantaran dengan mencar ilmu yang teratur siswa akan menemukan sendiri cara mencar ilmu yang baik dan tentunya akan kuat terhadap efektivitas mencar ilmu siswa. Hal ini sebagaimana pendapat The Liang Gie, bahwa keteraturan dalam mencar ilmu merupakan salah satu unsur disiplin yang ikut memilih keberhasilan dalam proses mencar ilmu mengajar.

2. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap susuatu dengan mengesampingkan semua dilema yang tidak berhubungan. Untuk itu, jikalau seorang siswa akan mengkonsentrasikan dirinya dalam kegiatan belajar, maka ia harus berusaha memusatkan pikirannya terhadap satu pelajaran yang sedang dihadapinya, dan ia harus berusaha mengesampingkan semua hal yang tidak berafiliasi dengan proses mencar ilmu yang akan dihadapi.

3. Tertib dalam belajar
Tertib dalam mencar ilmu yakni apabila seorang siswa menyusun tata tertib dalam mencar ilmu sehingga siswa sanggup mencar ilmu dengan tertib, kontinue, dan konsisten sesuai dengan tata tertib yang telah dibuatnya.

4. Tertib dalam memakai perpustakaan
Tidak ada kegiatan mencar ilmu yang sanggup dilakukan tanpa membaca dan sumber bacaan yakni buku. Dalam memakai buku, anak harus mengasihi dan menganggap buku sebagai sahabat. Seseorang sanggup mengasihi buku-buku dan mereka senantiasa merupakan sahabat yang abadi.

b. Cara mengatur waktu

1. Pengelompokkan waktu
Salah satu yang dihadapi anak yakni penggunaan waktu dalam belajar. Banyak anak yang mengeluh kekurangan waktu untuk belajar, tetapi bahwasanya anak kurang mempunyai keteraturan dan disiplin untuk memakai waktu secara efektif dan efisien.

2. Penjatahan waktu.
Untuk mencar ilmu secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kegiatan. Banyak anak yang membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran, lantaran kebingungan apa yang sebaiknya dipelajari. Sehingga hal ini akan membuang waktu secara sia-sia.

Sumber Bacaan:
Agus Sujanto, 2000 Psikologi Perkembangan, Jakarta : Aksara Baru
Depdikbud, Petunjuk Pembinaan Sekolah, 1983 Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
N.A. Ametembun, (1991) Manajemen Kelas, (Bandung : FKIP IKIP Bandung

The Liang Gie,1999 Cara Belajar Efektif, Yogyakarta : Gajah Mada University


= Baca Juga =




Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...