Saturday, October 7, 2017

√ Biografi Phytagoras Sang Penggagas Teorema Pythagoras

Biografi Phytagoras sang Pencetus Teorema Pythagoras -  Ketika berguru matematika semenjak usia sekolah Dasar  kita pernah mendengar nama Teorema Phytagoras. Teorema Phytagoras merupakan  santunan dari Phytagoras. Phytagoras merupakan salah satu tokoh dengan bantuan yang cukup banyak dalam dunia matematka. Di banyak biografi dan profil yang ditulis, Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di kawasan Ionia. Pythagoras juga dikenal sebagai "Bapak Bilangan". Selain memperlihatkan santunan dalam bidang matematika,  Phytagoras juga turut  memperlihatkan sumbangan  penting dalam bidang filsafat dan agama. Seperti pada artikel saya yang berjudul:  Matematisi Dunia yang Terkenal (1), Pythagoras merupakan salah satu matematisi dunia yang terkenal.

Phytagoras diceritakan  banyak melaksanakan perjalanan, salah satunya ke Mesir dengan tujuan untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, lantaran kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk mendapatkan Phytagoras sebagai murid. Namun, pada hasilnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia berguru banyak sekali macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk berguru Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk berguru Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk berguru ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia berguru teori perlawanan.


Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, lantaran tidak oke dengan pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum Phytagorean.”


Kaum phytagorean sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang populer ialah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah menyampaikan demikian). Kaum ini diorganisir berdasarkan aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.
Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara secama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.


Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur menyerupai udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros wacana to Apeiron akrab juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan supaya terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal ialah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya sanggup dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam kekerabatan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.

Salah satu peninggalan Phytagoras yang populer ialah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku ialah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras lantaran ia lah yang pertama menandakan pengamatan ini secara matematis.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini bekerjasama dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya sanggup diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam sanggup dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa \sqrt{2}, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, ialah bilangan irasional, Pythagoras tetapkan untuk membunuhnya lantaran tidak sanggup membantah bukti yang diajukan Hippasus

Sumber: aciknadzirah.blogspot.com/search?q=matematisi-dunia-yang-terkenal-1

Sumber http://www.tipsbelajarmatematika.com

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...