Gerhana matahari total akan melewati beberapa wilayah Indonesia beberapa hari lagi, tepatnya pada 9 Maret 2016. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengimbau biar masyarakat keluar rumah dan menikmati keindahan gerhana matahari ketika fenomena langka itu terjadi.
Gerhana matahari memang sangat menarik, setidaknya ini beberapa alasan mengapa gerhana matahari menarik?
1) Gerhana menjadi fenomena yang menarik perhatian umat insan semenjak masa lampau.
- Gerhana dikaitkan dengan peristiwa alam atau bencana.
- Hilangnya Matahari atau Bulan dianggap disebabkan oleh sosok supranatural yang menelan benda langit tersebut.
- Beragam mitos berkembang di seantero dunia, beberapa di antaranya masih dipercaya oleh masyarakat Indonesia.
2) Gerhana Matahari juga pernah menjadi pembuktian dari teori fenomenal.
Teori Relativitas Umum Einstein menyatakan pembelokan ruang-waktu akhir gravitasi. Teori ini dibuktikan oleh hasil pengamatan Eddington ketika Gerhana Matahari Total 29 Mei 1919.
Lapisan korona Matahari akan tampak ketika Gerhana Matahari Total. Pengamatan ketika gerhana membantu ilmuwan memahami bintang induk Tata Surya.
3) Masyarakat modern semakin tertarik dengan keindahan langit beserta fenomena yang terjadi di sana. Beberapa konsep wisata muncul dalam kaitannya dengan fenomena langit dan antariksa :
- Celestial Tourism
- Astronomical Tourism
- Space Tourism
4) Gerhana merupakan fenomena langka yang tidak terjadi setiap bulan. Bidang orbit Bulan yang miring 5 derajat terhadap bidang orbit Bumi menjadikan gerhana terjadi hanya pada musim-musim gerhana. Saat itu, Bulan dan Matahari berada akrab dengan titik simpul, perpotongan kedua bidang orbit.
Anjuran biar masyarakat menikmati keindahan fenomena alam ketika terjadi gerhana matahari total ini sejalan dengan pendapat kepala LAPAN bahwa Pengamatan gerhana matahari total ini tidak berbahaya asal dilakukan dengan cara-cara yang aman. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menjelaskan sinar gerhana matahari total tidak akan menciptakan mata buta, justru ketika gerhana total mencapai puncaknya maka itu ialah ketika yang sempurna untuk melihat keindahan korona atau mahkota matahari secara eksklusif tanpa penghalang.
Agar kesehatan mata tak terganggung, maka perlu alat bantu untuk melihat gerhana sebelum dan setelah puncak gerhana total. Karena itu Kemenpar akan menyediakan 1.000 kacamata untuk melihat gerhana matahari. Nantinya, 1.000 kacamata itu akan didistribusikan ke 12 titik yang dilewati gerhana. Kacamata itu sanggup digandakan biar sanggup digunakan warga untuk menikmati fenomena langka itu.
"Anyway, nanti Kemenpar akan menyebarkan pola mungkin 1000 kacamata itu yang sanggup diduplikat oleh 12 lokasi yang dilewati," terang Arief.
Pada 9 Maret nanti, Menpar menargetkan akan ada 5 Juta wisawatan yang memenuhi 12 titik pantau gerhana. Dari jumlah itu, ditargetkan ada 100 ribu wisatawan absurd yang tiba ke Indonesia untuk menikmati gerhana.
Cara yang kondusif untuk mengamati gerhana ialah ketika matahari perlahan tertutup bulan dan kondisi langit berangsur menjadi gelap (gerhana matahari sebagian) dianjurkan untuk memakai filter atau kacamata khusus untuk melihat matahari. Cara melihatnya juga jangan terlalu fokus lantaran ketika itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar berpengaruh hingga sanggup merusak retina mata. "Jadi menyaksikan beberapa menit, tidak terlalu asik, sesekali melihat ke tempat lain dan tidak fokus ke matahari itu akan aman-aman saja," ucap . Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddi
Saat matahari tertutup total dan langit menjadi gelap, filter yang melindungi mata sanggup dilepas. Keindahan gerhana matahari total sanggup disaksikan eksklusif dengan mata. Namun harus diingat, jangan terlalu usang menatap lantaran durasi gerhana matahari total ini hanya 2 hingga 3 menit saja. Setelah itu matahari akan tersibak dan langit kembali cerah. Saat matahari mulai tersibak maka filter mata harus digunakan biar cahaya matahari tidak merusak retina.
"Ketika bulan mulai tersibak lepas dari matahari, maka piringan matahari yang terang itu akan menyilaukan sekali padahal pupil mata sedang membesar dan itu yang sanggup merusak retina mata," kata Thomas.
"Kita harus sosialisasi kepada masyarakat jika melihat fenomena gerhana matahari itu kondusif asal tidak terlalu asik melihatnya. Kaprikornus jangan ada lagi pembohongan massal yah menyerupai tahun 1983, gerhana matahari berbahaya, orang suruh masuk ke dalam rumah, jendela-jendela rumah dikunci," ucap Thomas.
Sementara itu komunitas astronomi Langit Selatan dalam websitenya menyampaikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati gerhana matahari total. Untuk Gerhana Matahari Total 2016 di Indonesia, akan ada area yang sanggup menikmati momen ketika matahari sepenuhnya ditutupi bulan, akan tetapi ada juga kawasan yang hanya akan mengalami gerhana matahari sebagian. Untuk sanggup menikmati gerhana matahari di tahun 2016, ada hukum yang harus selalu diingat.
Aturan itu ialah ketika matahari masih tampak di langit, jangan pernah melihat matahari dengan mata tanpa alat. Gunakan filter matahari pada kacamata matahari selama pengamatan. Jangan gunakan kacamata hitam, film yang diekspos, CD, atau filter lainnya, lantaran sanggup membahayakan mata.
Ketika terjadi totalitas selama 2-3 menit, matahari sudah tidak tampak dan pengamat sanggup melihat eksklusif ke korona matahari. Akan tetapi, segera setelah totalitas berakhir dan matahari tampak kembali, kenakan kacamata gerhana yang sudah dilengkapi filter matahari untuk menyaksikan gerhana sebagian.
Pada tahun ini, ada 12 titik di Indonesia yang akan di lewati gerhana matahari. Kota Maba di Halmahera Timur menjadi tempat terbaik untuk menikmati keindahan gerhana.
Di Jakarta, gerhana matahari akan terjadi sebesar 88,76 persen. Matahari mulai tertutup bulan pukul 06.19 WIB dan akan berakhir pada 08.31 WIB.
Selain Jakarta berikut daftar kawasan lain yang akan mencicipi gerhana matahari sebagian:
1. Padang
Gerhana terjadi 95,41 persen
Disaksikan mulai pukul 06.21 WIB hingga 08.27 WIB
2.Bandung
Gerhana terjadi 88,76 persen
Disaksikan mulai pukul 06.19 WIB hingga 08.32 WIB
3. Surabaya
Gerhana terjadi 92,96 persen
Disaksikan mulai pukul 06.23 WIB hingga 08.40 WIB
4. Pontianak
Gerhana terjadi 92,96 persen
Disaksikan mulai pukul 06.23 WIB hingga 08.40 WIB
5. Denpasar
Gerhana terjadi 76,53 persen
Disaksikan mulai pukul 07.22 WITA hingga 09.42 WITA
6. Banjarmasin
Gerhana terjadi 98,22 persen
Disaksikan mulai pukul 07.23 WITA hingga 09.47 WITA
7. Makassar
Gerhana terjadi 88,54 persen
Disaksikan mulai pukul 07.25 WITA hingga 09.54 WITA
8. Kupang
Gerhana terjadi 65,49 persen
Disaksikan mulai pukul 07.28 WITA hingga 09.55 WITA
9. Manado
Gerhana terjadi 96,66 persen
Disaksikan mulai pukul 07.34 WITA hingga 10.15 WITA
10. Ambon
Gerhana terjadi 86,91 persen
Disaksikan mulai pukul 08.33 WIT hingga 11.16 WIT
Sumber: news.detik.com
No comments:
Post a Comment