Monday, July 17, 2017

Apa Benar Layanan Telegram Sangat Aman?

Ilustrasi Telegram. Foto: IstemewaIlustrasi Telegram. Foto: Istemewa

Jakarta - Meski layanan Telegram mengaku punya sistem keamanan yang bisa menangkal agresi hacking untuk tujuan radikalisme, spekulasi yang beredar di dunia maya bisa jadi berkata sebaliknya. Aplikasi ini mungkin tetap punya titik lemah.

Menurut sebuah informasi belum usang ini yang turut menyertakan buktinya, layanan Telegram disebut telah dimanfaatkan pihak intelijen Rusia dan telah sanggup dibobol. Informasi ini kabarnya telah beredar di kalangan intelijen Amerika Serikat dan dulu kesannya ditunjukkan ke presiden Barack Obama.

Saksikan video 20detik perihal pemblokiran telegram di sini:


Namun sejauh ini kabar di atas memang masih sangat spekulatif, sehingga belum dipastikan benar atau tidaknya.

Menurut kabar beredar, dinas intelijen Rusia FSB, telah berhasil menemukan cara untuk membobol enkripsi Telegram. Tujuan utama dilakukannya hal tersebut karena layanan pesan instan ini kerap dipakai oleh kelompok pelopor dan oportunis di Rusia alasannya yakni dianggap sulit ditembus.

"Dalam hal platform IT, sebuah operasi cyber FSB menandai sistem enskripsi Telegram sebagai perhatian utama, dan oleh alasannya yakni itu sangat ditargetkan oleh FSB. Karena alasan sering dipakai oleh pelopor politik internal Rusia dan oposisi. Pemahamannya yakni bahwa FSB kini telah berhasil memecahkan perangkat lunak komunikasi ini dan oleh alasannya yakni itu (Telegram) tidak lagi kondusif untuk digunakan," tulis informasi yang dimaksud.

Bantahan Telegram

Pihak Telegram tak berdiam diri menanggapi isu yang sempat memanas tersebut. Juru bicara layanan pesan instan itu menyampaikan jikalau kabar yang beredar hanya informasi yang tak terang asal-usulnya.

"Menurut kami laporan tersebut tampaknya palsu," kata juru bicara Telegram kepada Business Insider.

Tapi Telegram bukannya tidak pernah kena hack. Pada Agustus tahun 2016 lalu, seorang peneliti keamanan independen berjulukan Collin Anderson menyebut jikalau Telegram pernah mengalami kebobolan yang disebut-sebut dilakukan oleh pihak pemerintah Iran.

Peretasan dilakukan dengan melaksanakan intercept terhadap SMS instruksi verifikasi, yang biasa dikirimkan Telegram ke pengguna yang ingin mengaktifkan layanan pesan instan ini di perangkatnya.

Belum diketahui apakah dinas intelijen Rusia juga memakai metode yang sama untuk membobol Telegram. Itu pun jikalau benar Iran dan FSB melaksanakan peretasan terhadap Telegram.

No comments:

Post a Comment

Laptop Graphic Terbaik Untuk Desain Grafis 2014

Mereview Laptop Desain Grafis tahun 2014 OPOSIP - Ketika saya bekerja dari rumah saya mempunyai sebuah PC yang didedikasikan yang sang...