Penciptaan lingkungan sekolah yang positif, kondusif dan etis - Judul ini merupakan salah satu sub bab artikel Bu T. Novi Poespita Candra, M.Si, Psikolog dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang berjudul : KONSEP SEKOLAH MENYENANGKAN : PENDEKATAN HOLISTIK PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH INDONESIA. Kutipan yang ada di bawah ini merupakan satu kesatuan dengan makalah yang ia tulis dan dimuat pada PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS FLORES (SENADA) PGSD UNIFLOR TAHUN 2017.
Penciptaan lingkungan sekolah yang positif, kondusif dan etis - Sebuah lingkungan yang bersih, hijau, dan terperinci sangat membantu suasana nyaman dan kondusif bagi bawah umur untuk berada di sekolah. Selain lingkungan fisik yang sehat, lay out ruang kelas yang dinamis dan aksesible buat semua anak sangat sesuai dengan anak- anak untuk sanggup mengubah-ubah proses mencar ilmu mengajar sesuai kebutuhan pembelajaran dan kondisi anak-anak.
Begitu juga lay out kelas berzona yaitu zona kreativitas, zona harapan yang berisi harapan anak, guru dan orangtua, juga zona kebersihan, zona kebaikan dan zona emosi, memperlihatkan kesempatan bawah umur mengeksplorasi abjad dirinya. Siapa dirinya, apa yang dia harapkan, apa cita-citanya, apa kekuatannya dibanding bawah umur lain juga sanggup mereka lihat dari pajangan karya mencar ilmu yang dipasang di kelas. Bahkan perubahan layout di kelas juga sangat menghipnotis bagaimana bawah umur berperilaku di kelas. Layout daerah duduk model usang dimana bawah umur duduk berbaris dari depan ke belakang menjadikan potensi sikap misbehaviour pada anak dan juga agresivitas alasannya ialah aksesibilitas pada sumber mencar ilmu yang tidak adil antara anak yang duduk di depan dan belakang. Oleh akhirnya perubahan layout daerah duduk menjadi berkelompok, atau tipe U, atau lesehan memberi kesempatan guru melaksanakan administrasi sikap anak yang sangat bersahabat kaitannya dengan perkembangan abjad anak.
Sebuah lingkungan kelas dan sekolah yang etis juga mensyaratkan adanya komitmen kelas, dan arahan etik sikap yang disepakti bersama sebagai media pembelajaran bawah umur untuk memahami dan berlatih semenjak kecil bahwa senuah area tinggal selalu mempunyai budpekerti dan konsekuensinya. Hal inilah yang masih jarang ditemukan di kebanyakan sekolah Indonesia sebagai landasan dasar bawah umur berlatih prilaku etis. Dengan lingkungan yang konkret , nyaman dan aman, maka anak- anak akan bahagia.
Dan bawah umur yang senang akan gampang menemukan dirinya dan mengelola emosi dan perilakunya menjadi lebih baik ( Cahill dan Freeman, 2007). Dan hal ini pulalah yang belum dimunculkan dalam konsep pendidikan abjad yang dilunching kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
SUMBER:
KONSEP SEKOLAH MENYENANGKAN : PENDEKATAN HOLISTIK PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH INDONESIA. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Dasar dengan tema ” Inovasi Pembelajaran menyenangkan di Tingkat Pendidikan Dasar " pada tanggal 2 Desember 2017 di Program Studi PGSD Universitas Flores Ende.
No comments:
Post a Comment